Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Sakit Hati Melihat Infografis Bodoh Ini!

29 Februari 2020   15:48 Diperbarui: 29 Februari 2020   15:43 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang bilang, ucapan seseorang mencerminkan isi hatinya. Kata Aa' Gym, teko hanya mengeluarkan isi teko. Begitu pula dengan tulisan, gambar, dan apa pun karya kita. Jadi orang boleh menerka-nerka betapa rusaknya hatiku karena mengetik kata bodoh pada judul.

Tapi setelah pembaca melihat gambar di atas, apa kita gak sama-sama rusak dibuatnya? Padahal hari ini aku gak ada rencana nulis di Kompasiana loh! Hehe, gara-gara Twitter membuat emosiku naik ke ubun-ubun.

Si pembuat infografis barangkali merasa cerdas dan berharap pembenaran dari seluruh laki-laki di Indonesia. Ah lebay, laki-laki di kandangnyalah. Karena menurut pikirku, masih banyak laki-laki waras yang isi kepalanya tak melulu soal selangkangan.

Memang, dibanding perempuan, otak laki-laki kabarnya lebih banyak memikirkan tentang seks. Tapi gak seluruh isi kepalanya hanya soal itu kan?

Dilarang poligami, malah ke pelakor. Pelakor dilawan, main sama jablay. Dilarang jajan, malah ke sesama laki-laki. Itu laki apa Iblis sih? Ya mending pisah daripada sibuk ngurusin di antara dua kakinya. Dia sendiri gak bisa jaga kok kita dibuat repot. Lah itu kapan kerja dan main sama anak kalau asyik mikirin kawin sana jajan sini?

Siapa pun si pembuat infografis, sepertinya dia terpapar pornografi. Agama dipakai untuk membuka jalan syahwatnya. Alih-alih membuat orang setuju, dilaknat iya.

Sejatinya dia telah menjatuhkan marwah syariah dengan menganggap poligami hanya urusan seks semata. Syariah itu selalu mengandung hikmah. Pasti. Ketika hikmahnya belum ditemukan, itulah yang membuat kita sulit menerimanya. Tapi sebagai bentuk kepatuhan pada agama, maka sebaiknya terima lebih dulu.

Terima dipoligami? Bukan itu poinnya, Mak. Lebih syar'i kita menyebut tidak mau dipoligami daripada tidak setuju dengan poligami. Sebab itu hukum Allah. Tidak usah berandai-andai jika begini jika begitu. Yang mampu silakan, yang tidak tenang-tenang sajalah. Tetangga poligami kan gak ganggu stok berasmu to!

Tapi kalau muncul gambar-gambar bodoh semacam di atas, aku bukan tersinggung sebagai perempuan, tapi sebagai orang Islam. Untukmu isi kepalamu, jangan bawa-bawa agamaku. Kucingku aja gak kerja, gak sekolah, bisa kawin dengan banyak betina.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun