Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa Masalahnya dengan Cina?

6 Februari 2020   07:15 Diperbarui: 6 Februari 2020   07:37 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetangga Mamakku istrinya disebut Ayuk Cino, suaminya Abang Kumpeh. Kumpeh adalah nama kecamatan di salah satu kabupaten di Provinsi Jambi. Tidak pernah ada keributan soal Cina, Kumpeh, Padang, Bugis, atau apa pun.

Disebut menghina, jika di belakang kata itu ada kata lain yang tidak sopan. Tidak perlu diberi contoh kan?

Alangkah repot kalau semua yang telanjur ditempeli kata cina harus diganti. Ada petai cina, pacar cina, tinta cina, dll, yang tidak ada hubungannya dengan ras tertentu. Zaman pemerintahan almarhum Gus Dur sampai SBY, hal ini sempat jadi topik hangat, malah ada keppresnya segala.

Dengan alasan diskriminatif, kata Cina diganti Tionghoa, lewat Keppres yang ditandatangani Presiden SBY tahun 2014 lalu. Padahal menurut budayawan Remy Sylado, kata Tionghoa justru terkesan eksklusif. Sebab istilah itu pertama kali digunakan oleh gereja Protestan Calvinis di abad 19, yang pada perkembangannya digunakan untuk menyatukan orang-orang Cina dari negara asalnya dengan keturunan Cina yang sudah lama di Indonesia.

Tapi bagaimana pun sengitnya perdebatan soal istilah, masyarakat sepertinya tetap dengan kebiasaan lama. Aku belum pernah mendengar tetangga menjawab "dari toko Tionghoa," waktu ditanya dari mana.

Kemarin keponakanku sakit, sudah dirawat di dua rumah sakit, belum juga sembuh. Seseorang menganjurkan minum obat cina, bukan obat Tionghoa. Mamakku lebih parah lagi, nonton berita Corona, lalu cerita. "Ngeri nian penyakit dari Hongkong tu!"

Aduh, Mak. Lain negara itu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun