Rasanya belum ada di dunia ini, orang yang selama tidurnya tidak pernah mengalami ketindihan atau erep-erep. Yang ada, belum banyak yang tahu cara mengatasi ketindihan atau erep-erep itu. Kalau disuruh menuliskan pengalaman ketindihan, bisa sampai lebaran gak habis-habis!
Lebay? Banget.
Nah, karena semua orang pernah merasakan, apa iya ketindihan ini seperti kata orang-orang adalah kerjaan jin? Bisa jadi sih. Bisa juga nggak.
Ketindihan menurut KBBI adalah tidak dapat bergerak dan merintih-rintih (ketika tidur). Sedangkan erep-erep bermakna sama, tapi diambil dari bahasa Sunda.
Dalam dunia medis, ketindihan punya nama lebih keren, yakni sleep paralysis. Masih menurut medis, sleep paralysis terjadi pada saat seseorang melewati tahap terjaga dan tidur sehingga mengalami kelumpuhan selama beberapa detik hingga menit.
Dalam dunia klenik di seluruh dunia, ketindihan dimaknai dengan gangguan makhluk jahat. Makanya aku tak berminat membahas dalam dunia Islam, yang ada kalanya, bahkan banyak, malah mengaitkannya dengan klenik. Islam itu agama logis. Kita percaya yang gaib itu ada, tapi bukan untuk mengimani penghuninya.
Sebelum ke cara mengatasi tindihan, aku bagi satu pengalaman dulu ya. Nanti endingnya ke situ juga.
Pernah sekali waktu menghabiskan umur dengan cara gak penting di kantor; berdebat. Aku bilang ketindihan itu gangguan tidur. Kata seniorku, itu gangguan jin. Aku ketawa-ketawa, jin kurang kerjaan amat gangguin orang tidur. Apalagi di seluruh dunia orang pernah mengalami. Masa iya semua orang diganggu jin?
Kuakui, itu jawaban sok-sokan aja. Karena memang pernah sebelumnya aku dan kawan dekat tidur di kamar yang lama tak dihuni. Dia mengalami ketindihan, aku pun sama. Tapi kami sama-sama diam karena malu. Artinya kami dipengaruhi jin. Akhwat macam apa kalian!
Hasil dari sok-sokanku (susah gak sih bacanya?) malamnya aku tidur autoereperep (biar tambah susah bacanya).
Dalam keadaan gak bisa gerak, bayangan pocong berayun-ayun di atas tempat tidurku. Kurang serem apa coba? Tapi entah kesaktian apa yang merasukiku, aku woles aja pindah ke kamar mamak. Ya itu namanya takoot!
Paginya aku nggak cerita. Masih yakin kalau semalam itu ketindihan karena emang kecapekan. Pocongnya bonus.
Setelah lama berlalu, gak pernah ketindihan lagi. Lalu tiba-tiba dia datang. Persis saat aku memang kelelahan abis begadang. Ngantuk berat, tapi malah gak bisa gerak waktu baru mau lelap. Oke, kubuatlah percobaan!
Sengaja tidur gak baca doa. Ayo jin, datang! (kan bisa pindah kamar kalau kenapa-napa). Kemudian ketika gak bisa gerak, aku tetap gak baca doa.
Oh ya sebentar. Sebelumnya, waktu aku menganggap ketindihan adalah hal serius, aku baca ayat kursi. Dan memang ada suara-suara yang ikut baca tapi dibuat melenceng. Suaranya ramai, dibacanya mutar-mutar. Memang terkutuk itu makhluk.
Balik ke percobaan. Aku biar aja gak baca doa, mau tahu sebatas mana aku mengalami kelumpuhan. Ternyata makin lama makin puyeng, jadi aku nyerah. Baca doa dan selamat!
Hari berikutnya, sengaja capek-capek dan tidur gak baca doa lagi. Gak bisa gerak, aku biarin. Terjadilah seperti biasanya, kamarku terlihat jelas. Tapi kuingat-ingat, rasanya ini rekaman lama. Sekarang kamarnya gak begini. Lalu kubayangkan kakakku masuk kamar, benar dia muncul.
Aku bayangkan hantu mengikutinya, muncullah hantu itu. Rasanya pengin ketawa, tapi kan lagi lumpuh. Terus aku sadar sendiri. Gak pakai doa. Tapi durasinya cukup lama, dan memang capek banget pas bangun.
Hari selanjutnya (tapi ini gak persis urutan ya. Suka-suka ketindihannya aja). Terjadi lagi, tapi memang momennya selalu pas kelelahan atau kebanyakan tidur siang dan malamnya susah tidur. Ketika ketindihan terjadi, aku gak melawan.Â
Kubayangkan pintu terbuka, dan pintu itu betul-betul terbuka (pastinya dalam khayalanku). Kubayangkan ada anak kecil muncul, dia akan muncul. Jangankan pintu dan anak kecil, bahkan kamarku pun gak begitu saat aku bangun.
Artinya, saat ketindihan sebenarnya mata kita tidak terbuka. Itu hanya imajinasi! Bagaimana caraku bangun tanpa baca doa? Sederhana.
Cara mengatasi ketindihan atau erep-erep ini cukup dengan menggerakkan lidah ke gigi terdekat. Lalu gigit! Di saat tangan dan kaki gak bisa gerak, ternyata lidah bisa. Itulah kenapa lidah disebut tajam, karena bisa digerakkan saat ketindihan. Teori terngawur di muka bumi.
Kamu gak percaya? Coba sendiri deh! Tidur saat sedang lelah-lelahnya. Atau sengaja tidur waktu belum ngantuk. Jangan baca doa (ini bukan indikasi ketindihan berhubungan dengan jin atau tidak). Saat ketindihan, bawa santai. Lalu mainkan lidahmu!
Kalau sukses, kamu bagikan cara mengatasi ketindihan atau erep-erep ini ya. Kalau nggak, kasih komen dong! Biar kita sama-sama bikin percobaan. Di kamar masing-masing!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H