Mohon tunggu...
syarifudin M
syarifudin M Mohon Tunggu... -

saya SYARIFUDIN lahir 03 maret 1995 di SUMSEL (sumatra selatan) lulusan dari SD N3 SUMBER REJO megang sakti, SMP N SUMBER REJO, MA DARUL ISHLAH (AL-AZHAAR) LUBUKLINGGAU (SUMSEL) and UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Money

ISU PERMASALAHAN AUDIT TERKINI

26 Mei 2015   18:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34 2555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bagian berikut membandingkan audit GAAS dengan pemeriksaan kecurangan, diambil dari Asosiasi Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat (ACFE) Manual Pemeriksa Kecurangan dan materi di dalam literatur AICPA. Meskipun pemeriksaan kecurangan dan auditing terkait satu sama lain, keduanya bukan merupakan disiplin yang sama. Exhibit 2 menyajikan beberapa perbedaan utama diantara keduanya.

Baik ACFE dan AICPA menyetujui ekspektasi yang dihasilkan dari kinerja anggota mereka –anggota dari organisasi ACFE merupakan kalangan professional yang secara langsung terkait dengan investigasi kecurangan, dan anggota dari AICPA merupakan kalangan professional yang melakukan audit berdasarkan GAAS. Audit berdasarkan GAAS tidak ditujukan untuk menemukan kecurangan, tetapi memberikan opini bahwa laporan keuangan, secara keseluruhan, cukup baik dalam menyajikan posisi keuangan perusahaan, hasil dari operasi, dan arus kas dalam semua aspek material. Pemeriksaan kecurangan bukan merupakan alternatif lain yang lebih-efektif-dalam-segi-biaya dari audit berdasarkan GAAS.

GAAS memang memberikan petunjuk bagi auditor terkait kecurangan pada standar-audit-terklarifikasi di bawah AU-C bab 240, “Pertimbangan tentang Kecurangan di dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan.” Klarifikasi informasi yang saat ini termasuk di bawah AU bab 316 menetapkan persyaratan yang lebih dapat dipahami dari sisi lagika. (AU-C bab 240 berlaku untuk audit laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada atau setelah 15 Desember 2012.) Topik yang dicakup termasuk pandangan terhadap lingkungan yang dapat berujung pada kecurangan, bukti yang perlu dicari dalam audit berdasarkan GAAS yang dapat mengindikasikan kecurangan, tipe-tipe prosedur audit tambahan yang dapat digunakan untuk menentukan apakah kecurangan terjadi. Lampiran A sampai AU-C bab 240 meliputi contoh factor-faktor yang kondusif menyebabkan terjadinya kecurangan. Lampiran B meliputi contoh-contoh prosedur audit yang memungkinkan untuk menyikapi penilaian tentang risiko kesalahan penyajian material dari kecurangan. Lampiran C mengandung contoh kondisi-kondisi yang dapat mengindikasikan kemungkinan terjadinya kecurangan. GAAS memberikan petunjuk kepada auditor untuk menidentifikasi, mencari, dan mendeteksi kecurangan, tetapi tidak menjamin bahwa auditor yang sepenuhnya menaati GAAS akan mengungkapkan semua kesalahan material atau kecurangan karena sifat kecurangan dan jangkauan audit berdasarkan GAAS.

Pada 22 Februari 2007, Dewan Penasihat Aktif Badan Pengawas Akuntansi Perusahaan Terbuka (PCAOB) bertemu untuk mendiskusikan prosedur audit forensik. Kelompok ini menemukan bahwa:

Meski AU bab 316 menyatakan bahwa orang-orang dengan spesialisasi keahlian forensik dapat ditugaskan pada pemeriksaan sebagai respon dari identifikasi risiko kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh kecurangan, bab tersebut tidak mengamanatkan bahwa akuntan forensic berpartisipasi dalam audit tersebut. Ketika auditor menemukan indikasi kemungkinan terjadinya kecurangan, dan ketika tendensi terjadinya kecurangan semakin tinggi, kualitas audit dapat ditingkatkan dengan mewajibkan akuntan forensic untuk turut serta dalam proses pemeriksaan. Namun, Dewan Efektivitas Audit (PAE) tidak menyarankan untuk mewajibkan auditor didampingi akuntan forensic, dan standar sementara PCAOB tidak memasukkan kewajiban seperti itu (http://pcaobus.org/News/Events/Documents/02222007_SAGMeeting/Forensic_Audit_Procedures.pdf).

Sebagai tambahan, Standar Auditing (AS) PCAOB yang fokusterhadap kecurangan dan cara untuk mendeteksinya di dalam pemeriksaan laporan keuangan –khususnya AS 11, Pertimbangan Kematerialitasan dalam Merencanakan dan Melaksanakan Audit, dan AS 12, Mengidentifikasi dan Menilai Risiko Kesalahan Penyajian Material, telah diterbitkan untuk pemeriksaan laporan keuangan untuk tahun pajak yang mulai pada atau setelah 15 Desember 2010.

Standar umum mewajibkan auditor menerapkan kewajiban kepedulian profesional. Ketika dihadapkan pada indikasi kecurangan, auditor sebaiknya mempertimbangkan untuk melibatkan spesialis forensic pada perjanjian; namun, ini tidak diharuskan, maupun berbeda dari kewajiban auditor untuk menerapkan penilaian professional yang pantas dalam administrasi dan pelaksanaan perjanjian, termasuk keputusan kapan akan menggunakan spesialis.

Pemeriksaan kecurangan terhadap semua saldo material perusahaan dapat dilakukan, tapi dengan berapa biaya ekonomi, jangka waktu, dan kehilangan relevansi? Untuk menyatakan sebuah audit GAAS seharusnya mendeteksi semua kecurangan material, tanpa gagal, sama saja dengan mengatakan keseluruhan kerangka kerja audit harus diganti untuk menduga, di awal, bahwa kecurangan telah terjadi dan untuk mengaudit sesuai dengan dugaan tersebut (seperti pemeriksaan kecurangan). Intinya, ini menempatkan Firma Audit dalam posisi penjamin laporan keuangan–sebuah posisi dengan struktur ekonomi yang unik dan sangat berbeda.

Apakah Kecurangan akan Musnah?

Kecurangan telah terjadi sejak awal sejarah yang terekam. Tetapi, sebelum menanyakan apakah kecurangan dapat berhenti, seseorang harus mengetahui makna sebenarnya dari kecurangan. Kamus Hukum Black (Hitam?) mendefinisikannya sebagai “kesalahan penyajian kebenaran dengan sadar atau penyembunyian fakta material untuk mendorong orang lain untuk bertindak merugikan diri mereka sendiri.” Sudah jelas, sengaja memalsukan informasi yang disajikan untuk pihak ketiga dalam laporan keuangan merupakan sebuah kecurangan.

Kecurangan telah ada sejak masa alkitab. Ular yang dapat berbicara  di dalam Taman Surga Eden mengelabui Hawa agar memakan buah terlarang, atau sebagaimana tercantum dalam kitab Genesis. Salah satu contoh kecurangan keuangan terdahulu dari sejarah Yunani kuno terkait dengan Isocrates, sekitar tahun 393 sebelum masehi. Dia menceritakan Bankir di Athena yang menyalahgunakan simpanan, menipu, memalsukan, mencuri kontrak, dan menyogok orang lain. Kasus kecurangan terjadi lebih sering saat ini karena kompleksitas dan kecepatan transaksi bisnis dan kemajuan pesat teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun