Pantesan, kaos saya semakin enak dipakai dan semakin banyak bolong-bolong kecilnya. Bukannya saya malah benci, justru saya semakin menyukainya. Lagi-lagi karena saking enak dan fluffy-nya rasa kaos itu.Â
Jarang sekali saya pakai batik seperti biasanya. Rapat daring pun tak lagi pakai batik atau baju berkrah resmi. Rapat daring pun saya hanya pakai kaos tapi berkerah. Namun, intinya saja: bajunya berbahan kaos.Â
Terkadang saya sempat mikir sopan tidaknya rapat pakai kaos. Tetapi, kegusaran itu seketika itu sirna dan kalah dengan "keinginan" saya untuk nyaman di rumah.Â
Yang penting ada kerah! ya ada kerah walapun bahannya kaos. Simpel. Kerah paling tidak menunjukkan bahwa kita menghargai orang lain saat bertemu karena kerah menunjukkan suasana yang *katanya* formal.Â
Namun, ya itu tadi. Baju berkerah, hem kemeja panjang dll dll...sudah hirna dan hilang dari jangkauan tangan dan hati saya. Mereka teronggok di lemari tanpa pernah saya sentuh.Â
Intinya: work from home.....lewat daring hanya  "mewajibkan" saya tampil rapi di bagian pundak ke atas! hahaha. Itu pemikiran simpel saya. Terserah saya pakai celana panjang atau kolor--yang lagi-lagi saya juga punya kolor terenak sedunia yang selama 5 bulan ini sering dipakai--itu tak akan terlihat di video call dengan teman-teman kantor atau tak mungkin terlihat oleh lawan bicara saya. hehehe.Â
Saya kira banyak orang yang berpikiran sama.
Kalau apa yang saya gambarkan tadi adalah kenyataan selama masa Covid-19 ini, maka.......sepertinya kog Covid-19 justru tidak bikin saya malah trendi dalam berfesyen. Karena fesyen saya justru itu dan itu saja. Atau....jangan-jangan itu yang namanya trendi? Karena trendi bisa juga bermakna 'memilik tren' atau 'mengetren'!Â
Jika di dunia ini justru semakin banyak orang yang seenaknya (dalam artian positif) ingin membuat dirinya nyaman di rumah selama bekerja dari rumah atau selama mengurung diri di rumah, maka......kaos terenak sedunia seperti punya saya....mungkinkah ini bisa dianggap sebagai fesyen trendi juga?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H