Mohon tunggu...
suray an
suray an Mohon Tunggu... Guru - A Daddy of Two

Currently residing in Jogja. Loves traveling, watching movies, listening to music. Carpe Diem: a motivation to enjoy even trivialities in life.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ungkapan Perasaan atas Novel "Tamu Kota Seoul"

12 Juni 2020   23:34 Diperbarui: 30 Juli 2024   15:58 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang tokoh-tokoh sastrawan Korea dan Indonesia beserta karya-karyanya pun tak lupa disematkan sebagai "lem" alur cerita di dalam novel ini.

Jika pembacanya bukan penikmat puisi, bisa di-skip, namun bagi yang suka, maka ini adalah a treat not to be missed. 

Isu-Isu sensitif di Korea dan Indonesia pun tak lepas dibeberkan di novel ini. Dari kekejaman pemerintah baik Indonesia maupun Korea di jaman pergerakan demokrasi.

Muatan-muatan novel di kedua negara yang dulu pernah ditakuti penguasa, isu Korea Utara, isu terkait wamil di Korea, sampai intrik-intrik dalam perguruan tinggi pun...menjadi sakarin di novel ini. Ya sakarin. Terkadang ada yang kebanyakan penuangannya. Tetapi, jika Anda penyuka sejarah, maka ini bisa dilihat sebagai vitamin.

Tika (anak Pak Jagat) itu lulus SMA di kota Malang, tetapi bisa langsung bisa S2 di HUFS? Hmm....saya masih mencoba mencari penjelasan.

Berarti perlu membacanya lagi atau tanya langsung ke Mas Yusri saja ya?

Itulah tuangan perasaan saya setelah membaca novel "Tamu Kota Seoul" karya seorang novelis bernama Yusri Fajar, yang sebenarnya telah saya kenal. Terima kasih mas Yusri.

Ini adalah karya yang harus saya apresiasi karena menunjukkan dan membuktikan bahwa mas Yusri memang seseorang yang bermata tajam dan tulus dalam menyelami perbedaan perbedaan budaya.

Bagi Anda yang tertarik dengan novel ini, silakan cari "Tamu Kota Seoul" dan bagi Anda yang penasaran dengan siapakah gerangan mas Yusri Fajar ini, silakan cari info tentang beliau dan Anda akan tahu bahwa "melanglang buana" untuk urusan akademik dan non-akademik adalah hobinya.

Hmmmmmmmm, ternyata, sebenarnya yang Musafir adalah mas Yusri Fajar. Not me.^^

Jogjakarta, 12 Juni 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun