Mohon tunggu...
suray an
suray an Mohon Tunggu... Guru - A Daddy of Two

Currently residing in Jogja. Loves traveling, watching movies, listening to music. Carpe Diem: a motivation to enjoy even trivialities in life.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semuanya Semu alias Hyperrealita

6 Juni 2020   00:42 Diperbarui: 6 Juni 2020   01:07 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap mau makan saja, foto-foto makanan seakan sudah jadi kewajiban berjamaah yang diamini banyak orang bahwa itu harus di-upload dulu di medsos. Lagi-lagi, saya pun sering begitu. Nggak afdol rasanya. Eman-eman jika makanannya tak dijepret dulu. 

"Wis larang-larang kog ora dipoto," sempat atau pernah juga mikir begitu. Atau, yang paling heboh adalah saat diri ini melihat teman-teman dewe sudah ada yang sampai ke Pink Beach di Komodo atau plesir sejenak ke Bali beberapa kali atau ke negeri-negeri indah di sudut dunia ini. 

Oh, betapa indah dan perfect-nya dunia mereka. Masih banyak lagi moment-moment kesempurnaan yang diumbar di medsos yang kalau diri ini nggak tahan, bisa-bisa inginnya loncat dari gedung lantai 6 dan langsung terbang beli tiket dan melancong naik pesawat jalan-jalan saja tanpa harus kerja.

Intinya, "What am I doing here?" gitulah pertanyaan diri ini ke batin saat melihat kesempurnaan hidup orang lain di medsos. Kog saya masih stuck di kampus saja dan di Jogja saja. Kapan jalan-jalannya?

Uniknya, pas saya unggah diri ini naik motor ke sawah atau ke sekeliling Jogja saja, ada teman yang nyelethuk, "Suray, enak ya..jalan-jalan terus!" Padahal itu saya lakukan setelah pulang kerja atau pas akhir pekan saja. Terlebih, yang saya unggah yo terus menerus dan hanya di sekitar rumah dan itu-itu saja.

Kalau saya unggah foto di Jakarta, misalnya; entah ke sana naik kereta atau pesawat, maka yang saya unggah adalah foto saya on the way ke Jakartanya, BUKAN saat saya harus bekerja berkutat dengan deadline di ruang meeting atau pusing memikirkan ini dan itu. 

Nope, karena itu tak menarik. Menurut saya--anehnya--yang patut diunggah adalah imej "kesempurnaan" bahwa saya lagi having fun. Padahal, di balik itu semua.......not everything is.  

Jadi, kalau dipikir-pikir, semua orang punya pemikiran beda-beda.

Yang sama adalah bahwa apa yang diunggah di medsos itu....kebanyakan adalah imej "kesempurnaan".

Foto yang diunggah harus atau kalau bisa foto yang terlihat se-perfect-perfect-nya. Kalau bisa harus diedit, ditone-up, dipotosyur, dipermak, dan dipercantik dahulu dengan bantuan filter ini atau itu. Entahlah. Namun, itulah dunia medsos. Saya yakin, tak semua orang melakukan ini. Namun, ada banyak yang iya.

Di mana posisi si Suray?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun