Mohon tunggu...
Poetra Soerjo
Poetra Soerjo Mohon Tunggu... profesional -

INSTITUT FAHAM INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Money

Melawan Lupa: Dikutip dari Twitter @STNatanegara: Skandal Manipulasi Divestasi Harga Pembelian PT. KPC Oleh Bakrie

30 Agustus 2012   05:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

berawal dari ditemukannya dua surat konfirmasi permohonan kelanjutan arbitrase Pemprov yang ditujukan kepada Sekjen ICSID.  surat yang pertama, Awang Faroek bertandatangan atas nama Bupati Kutim tanggal 14 November 2008 nomor surat 180/198/HK/2008. kedua atas nama Gub. Kaltim tanggal 9 Jan 2009 nomor surat 545/10987/EK/2009 tentang konfirmasi permohonan perkara arbitrase No.ARB/07/03, antara surat pertama dan kedua isinya sama, yang membedakan hanya kop surat dan tanggal serta tahun penerbitan surat

Kalimantan Timur dengan ikon Jamrud Katulistiwa memang surga bagi sebagian orang. mereka mendapatkan harta dari perut bumi Kalimantan Timur, antara lain Eka Tjipta Wijaya, Anthony Salim, Aburizal Bakrie, Kiky Barki, Murdaya-Poo, Arifin Panigoro, Syamsul Nursalim, Prayogo Pangestu. para konglomerat ini hidup mewah lantaran potensi tambang, kayu hingga minyak dan gas yang ada di perut Bumi Etam Kalimantan Timur, Eka Tjipta Wijaya dan Anthony Salim dari berkebun sawit, Aburizal Bakrie, Kiky Barki, Syamsul Nursalim dengan mengeruk batubara, Murdaya Poo dan Prayogo Pangestu membabat hutan Kaltim, sedangkan Arifin Panigoro dan John S Watson menyedot minyak bumi

aktifitas mrk di Kalimantan Timur meninggalkan sejumlah konflik horizontal. divestasi saham PT KPC meninggalkan luka dan aroma keserakahan. PT BBE (Bukit Baiduri Entreprise) meninggalkan perseteruan antar masyarakat lokal, perusahaan minyak tak mampu mengangkat kehidupan layak warga sekitar tambang. kegiatan logging menyisakan kesengsaraan karena rusaknya hutan

Kaltim lebih mirip toilet, karena industri tambang, sawit dan HPH hanya mampir mengeruk SDA, meninggalkan lubang, penggundulan hutan, 80 persen batubara diekspor ke LN dan hanya 5 persen yang digunakan kebutuhan Kalimantan, daerah kaya sumber energi, tapi listrik kekurangan

ketika pemegang saham KPC yang lama, Rio Tinto dan BP menjualnya dengan harga super murah, BUMI waktu itu diibaratkan katak memakan gajah, kekayaan Aburizal Bakrie sebagai salah seorang pemegang saham BUMI langsung terdongkrak naik dari keterpurukan akibat krisi 1998, eksploitasi batubara di bumi Sangatta Kutai Timur Kaltim tercatat terbesar di dunia. bahkan kini eksploitasinya mencapai 70 juta MT setahun,     selain itu ada masalah terkait reklamasi pasca tambang KPC yg belum sepenuhnya dilaksanakan. beberapa bekas tambang masih dibiarkan terbuka

sekilas tentang carut marut divestasi saham Kaltim Prima Coal milik ARB, semoga bermanfaat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun