Mohon tunggu...
Sugianti bisri
Sugianti bisri Mohon Tunggu... Teacher -

Teacher,blogger,fiksianer,kompasianer, simple woman, and happy mommy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menitipkan Kenangan Siswa pada Dinding Youtube

14 April 2016   08:40 Diperbarui: 14 April 2016   08:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang bisa saya berikan untuk siswa?
Hanya secuil ilmu.  Itupun belum tentu  terekam karena banyaknya muatan yang harus mereka ingat sedangkan memori mereka punya kapasitas yang terbatas. Mereka akan menyeleksi dengan baik ingatan yang mana yang harus diabadikan dan  memori mana yang harus dibuang.

[caption caption="Dokumen Pribadi"][/caption]Menjadikan siswa untuk menjadi pandai  memang tujuan utama seorang guru. Namun  tidak  begitu dengan diriku.  Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Satu anak mungkin menyukai pelajaran matematika, tapi ia lemah di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jika aku menuntut semua anak untuk pandai dan meguasai semua ilmu yang aku sampaikan, akan membuat saya jantungan karena ulah anak yang malas, dan ogah-ogahan jika sedang mengikuti mata pelajaran. Lantas apakah anak ini kita labeli anak yang bodoh?

 [caption caption="Dokumen Pribadi"]

[/caption]

Jangan gegabah melebeli siswamu dengan sebutan begitu bu guru. Tugas utama guru itu mendidik, mendampingi, mengarahkan potensi yang ada dalam diri siswa sehingga apa yang  ada dalam dirinya mampu dikembangkan.

 

[caption caption="Dokumen Pribadi"]

[/caption]

Jika ingin mereka punya kenangan, buatlah suatu kisah yang kalian alami dalam proses pembelajarn dalam sebuah kenangan yang bisa mengingatkan keberadaanmu dalam perjalanan hidupnya di masa yang akan datang. Sebuah kenangan  antara kita. Guru-siswa- lingkungan sekolah dalam sebuah dinding yang mampu menyimpannya dengan baik. Menjadi guru yang menyenangkan itu lebih baik bukan?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun