[caption caption="Ilustrasi: Corbis"][/caption]Sidang pertanggungjawaban adalah suatu hal yang bisa jadi sekedar formalitas untuk mendapatkan gelar akademis baik S1, S2, maupun S3. Bisa juga sesuatu yang cukup serius jika apa yang kita tulis dan kita teliti memang berdasarkan pertanggungjawaban atas gelar akademis yang akan kita sandang. Tergantung mahasiswa yang memaknainya. Seberapa besar tanggung jawabnya yang bersangkutan terhadap gelar akademis yang akan melekat pada namanya kelak. Apakah hanya untuk tujuan penunjang karier belaka, gensi, atau tanggung jawab moral yang menghendaki adanya perubahan sikap dan tanggung jawab untuk menjadi lebih baik dan lebih professional dari sebelumnya.
Penyusunan tesis merupakan babak akhir dari kegiatan studi program pasca sarjana ataupun magister. Ujian tesis merupakan konfirmasi dan pertanggungjawabab dari penelitian yang telah dibuat yang diwujudkan dalam sidang tertutup. Moment ini terkesan menyeramkan, melebihi materi perkuliahan apapun. Ibarat bisul, sedang matang-matangnya. Nyerinya ga ketulungan. Menunggu waktunya pecah adalah saat dimana kita harus menyiapkan segala sesuatunya. Bagaimana kita menyikapinya, agar kita mempunyai persiapan yang matang menghadapi kursi pesakitan. Berikut pengalaman yang saya tulis berdasarkan persiapan yang saya lakukan menjelang sidang:
1. Pastikan tesis yang kita tulis benar-benar kita kuasai (apakah itu hasil kerja kita sendiri atau menggunakan jasa orang lain) yang penting kita paham tulisan yang akan kita pertangungjawabkan di depan dua penguji, dua pembimbing, dan ketua sidang.
[caption caption="tim penguji Sumber : Dokumentasi pribadi"]
3. Siapkan literasi utama yang kita gunakan sebagai dasar teori dari variable yang kita teliti. Untuk berjaga-jaga jika ada yang iseng mempertanyakan apakah buku tersebut benar-benar kita baca atau tidak?
[caption caption="referensi Sumber: dokumen pribadi"]
[caption caption="sumber : dokumen pribadi"]
6. Buat slide untuk presentasi secukupnya saja. Jangan sekali-kali memindahkan isi tesismu dalam slide yang akan ditayangkan karena bisa jadi kita akan di chat oleh tim penguji yang membuat kita down sebelum bertarung. Cukup garis besarnya saja, namun bisa memberi gambaran yang jelas. Ada baiknya kita jauh sebelumnya, mengetahui waktu yang diberikan oleh tim untuk melakukan presentasi agar isi slide yang akan kita tayangkan sesuai dengan durasi waktu yang telah disepakati.
7. Kuasai pertanyaan pertama yang diberikan oleh penguji. Bisa jadi pertanyaan tersebut diluar pengetahuan yang kita pahami. Namun usahakan setenang mungkin, jika perlu gunakan landasan teori yang kuat dalam menjawab pertanyaan. Ingat kata pepatah “ kesan pertama begitu menggoda”. Jika pada pertanyaan pertama sudah mampu meyakinkan tim penguji, kita sudah mempunyai nilai plus untuk referensi tim penguji memberikan nilai maksimal pada kita.
8. Hindari kata-kata “ maaf saya kurang paham, saya tidak menguasai karena apa yang ditanyakan diluar ruang lingkup penelitian saya” atau tanggapan-tanggapan yang kurang pedagogis lainnya. Ingat, kita sidang untuk mencapai gelar magister. Sudah mempunyai pengalaman yang cukup di lapangan. Jangan permalukan diri sendiri dengan ungkapan-ungkapan seperti itu. Alangkah baiknya jika diganti dengan “menurut pandangan saya, berdasarkan pengalaman saya” dll jika memang apa yang ditanyakan tidak sesuai dengan ruang lingkup penelitian kita. Dosen “nyeleneh” kadang bertujuan menguji sejauh mana profesionalisme kita terhadap tugas dan tanggung jawab kita sehari-hari.
9. Terakhir, jangan lupa untuk memberikan ucapan terima kasih yang tulus pada akhir sidang. Ungkapkan dengan bahasa, posisi kita sebagai orang yang membutuhkan bimbingan. Dan hampiri mereka satu persatu untuk bersalaman. Sikap santun kita terhadap mereka akan memberikan tambahan poin dalam penilaian.