Dihari ketiga pencarian, ketika bapak Gadis Juani yang ditemani dua keluarga terdekanyat melintas di pasar kalangan. Warga yang sedang belanja bercerita kepada pedagang yang berasal dari luar dusun, prihal ditemukannya mayat perempuan tak dikenal. Lemas seketika si bapak mendengar berita itu. Setelah mencari kepastian tentang apa yang didengarnya itu, ia meminta izin pada warga setempat untuk membongkar makam perempuan yang tak mereka kenal itu. Benar saja, setelah makam itu di gali ia masih mengenali anak gadisnya itu meskipun sekujur tubuhnya membengkak dan mulai membusuk. Isak tangis bapak Gadis Juani tak terbendung, begitu juga kedua orang yang menemaninya.
Kematiannya yang penuh derita menjadi buah pembicaraan warga hingga ke dusun tetangga. Sejak peristiwa itu, konon selalu terdengar suara tangis seorang gadis saat bulan purnama yang berasal dari sungai. Warga setempat meyakini itu adalah tangis Gadis Juani yang menjadi arwah penunggu sungai. Wargapun menyebutnya  sebagai Antu Ayek. Setiap tahunnya arwah ini selalu mencari korban, terutama anak-anak anak laki-laki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI