Mohon tunggu...
Sugianti bisri
Sugianti bisri Mohon Tunggu... Teacher -

Teacher,blogger,fiksianer,kompasianer, simple woman, and happy mommy

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gemuruh Itu Mati

19 Januari 2016   14:55 Diperbarui: 19 Januari 2016   15:35 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gemuruh ini tak mengusikmu

Kau tetap diam dengan sebatang rokok dihisapan yang masih panjang

Segelas kopi yang masih mengepulkan asap

degan gadget ditangan yang tak mampu mengalihkan pandangan

 

Gemuruh ini begitu sepi!

Bagi mereka  yang tetap bercengkrama

Akan kemana liburan kita pekan ini?

Berapa harmez terbaru yang dibeli Roro Fitriah?

hunting sepatu Gucci  pak polisi terganteng

versi medsos pekan ini.

 

Gemuruh ini begitu sunyi

Sediam hisapan rokok yang tak terkenali telinga sendiri

Semati hati yang tak peka rasa.

 

Gemuruh itu begitu dasyat, kawan!

Sedemikian bergetarnya bibirku untuk menahan kata

Seberat mataku menahan tumpahan air mata

Sekuat cengkaraman jari kakiku agar tetap menginjak bumi.

 

Namun gemuruh ini seolah mati

Yang nyata hanya rasaku sendiri

Yang sesak juga hanya dadaku sendiri

Yang terluka pun hanya hatiku sendiri.

 

Gemuruh ini memang mati

Bagi mereka yang lupa berempati

Atas luka yang  menyayat saudaranya sendiri.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun