Mohon tunggu...
Sugianti bisri
Sugianti bisri Mohon Tunggu... Teacher -

Teacher,blogger,fiksianer,kompasianer, simple woman, and happy mommy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pindang Ikan Patin yang Dikangenin Seisi Rumah

23 Agustus 2015   14:25 Diperbarui: 4 April 2017   16:20 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak menikah, dapur merupakan ruang kerja saya yang kedua. Walaupun suami tidak menuntut saya untuk memasak namun saya memang punya keinginan untuk selalu menghidangkan menu makanan  untuknya. Apalagi setelah lahir anak-anakku. Pagi-pagi selalu menyempatkan diri memasak untuk mereka. Selain lebih ekonomis, saya bisa memastikan hidangan yang disajikan untuk keluarga kecil saya lebih terjamin dari segi higienis dan  kandungan gizinya.

Setiap sabtu, saya libur ngantor. Waktu yang paling tepat buat saya untuk mempersiapkan berbagai jenis bahan olahan untuk satu minggu mendatang. Semua sudah saya daftar sebelumnya, apa yang akan saya masak seminggu ke depan, terutama lauk pauk.  Karena menu favorit keluarga saja adalah olahan dengan bahan dasar ikan, tidak heran jika belanja, saya membeli beberapa jenis ikan segar.

Jadi bisa ditebak dong. Jika hari sabtu atau minggu, saya pasti membuat jenis makanan favorit keluarga. Menu yang terbuat dari bahan dasar ikan tentunya. Seperti menu andalan saya “Pindang Ikan Patin Kuah Nanas” Heeemmmmmm……..menyebut namanya saja sudah membuat air liur saya mengalir. Apalagi menyeruput kuahnya yang segar dan gurih.

Saya bukan orang yang pandai memasak. Sebelum menikah saya tidak terbiasa di dapur, lebih memilih pekerjaan rumah  lainnya. Makanya, sejak menikah  saya mempunyai buku pintar. Buku yang berisi berbagai jenis resep masakan yang saya gunting dari berbagai tabloid, termasuk tabloid tercinta “Tabloid Saji” Tidak bermaksud promosi loh, He…he….Saya menyukai resep dari tabloid yang satu ini karena  selalu menyajikan resep-resep yang praktis untuk dipraktekan bagi ibu-ibu yang yang ingin mengolah menu rumahan seperti saya.

Salah satu resep yang saya simpan adalah resep Pindang Ikan Patin yang dimuat pada tahun 2010, entah edisi berapa saya lupa. Meskipun klipingnya sudah mulai menguning dan kusam karena sudah bertahun-tahun lamanya, namun tetap saya buka jika lupa dengan bumbu-bumbu untuk mengolah masakan yang sudah terdaftar dalam menu mingguan saya.

Resep yang tertulis dalam Tabloid  Saji  yang saya simpan tersebut, tertulis seperti di bawah ini:

Pindang Ikan Patin Khas Palembang

Bahan-bahan:

1 ekor ikan patin (500gram) dipotong 5 bagian

2 sendok the air jeruk nipis

1.700 ml air

2 lembar daun salam

2 cm lengkuas memarkan

2 batang serai memarkan

3 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya

5 buah belimbing sayur dibelah dua

3 buah tomat hijau, dipotong-potong

10 buah cabe rawit utuh

4 sendok the gula pasir

2 batang daun bawang dipotong 2cm

5 tangkai daun kemangi dipetikin

Bumbu Tumbuk Kasar:

8 butir bawang merah

4 siung bawang putih

6 buah cabai merah keriting

4 buah cabai rawit merah

3 cm kunyit bakar

2 cm lengkuas

2 cm jahe

Cara Membuat:

Lumuri ikan patin dengan air jeruk nipis. Diamkan 15 menit. Panaskan minyak, tumis bumbu tumbuk kasar, daun salam, lengkuas, serai, dan daun jeruk sampai harum. Masukkan air, masak sampai mendidih. Tambahkan ikan patin,belimbing sayur,tomat hijau, cabai rawit, garam dan gula. Masak sampai matang. Tambahkan kemangi dan daun bawang, biarkan sebentar lalu angkat. Untuk 5 porsi.

Namanya juga belajar, sekali dua kali mencoba rasanya belum begitu mantaplah. Ada saja yang kurang meskipun sudah mengikuti resep yang tertulis. Suami tetap mensuport saya dan selalu melahap habis apapun yang saja uji cobakan di dapur. Karena responnya yang begitu manis aku semakin semangat untuk mencoba. Alhamdulilah sekarang ini aku sudah mempunyai kreasi berbagai masakan sesuai dengan bahan yang tersedia dan selera keluarga. Resep pindang di atas sudah saya coba berkali-kali. Cita rasanya divariasi, akhirnya  saya mempunyai kreasi tersendiri. Khas daerah dengan potongan nanas sebagai menu dasar menjadi andalan saya. Apalagi anak-anak begitu doyan dengan potongan nanasnya yang asam-asam manis.

Resepnya hampir sama, namun ada beberapa bahan yang saya ganti sesuai selera keluarga. Untuk lebih jelasnya saya tulis kembali resep kreasi saya yang merupakan penembangan dari resep Tabloid Saji tersebut.

 

Pindang Ikan Patin Kuah Nanas

Bahan-bahan:

1 ekor ikan patin (500gram) dipotong 5 bagian

2 sendok teh air jeruk nipis

1.500 ml air (bisa dikurangi)

2 lembar daun salam

2 cm memarkan

2 cm memarkan

4 cm memarkan

2 batang serai memarkan

3 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya

1 buah nanas (nanas madu/nanas Prabumulih lebih bagus) potong dadu

5 buah cabe dipotong-potong

2 batang daun bawang dipotong 2cm

1 ikat daun kemangi dipetikin (jika suka)

Bumbu Tumbuk Halus:

8 siung bawang putih

1 sendok teh biji lada

Garam secukupnya

Cara Membuat:

Lumuri ikan patin dengan air jeruk nipis. Diamkan 15 menit. Panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai wangi. Tuang air, tambahkan daun salam, lengkuas, serai, dan daun jeruk. masak sampai mendidih. Masukkan ikan patin, potongan nanas, dan  potongan cabai ,  . Masak sampai matang. Tambahkan kemangi dan daun bawang, biarkan sebentar lalu angkat. Untuk 5 porsi.

 

Catatan:

  1. Jika ikan patin yang kita beli masih hidup, saya tidak melumuri air jeruk nipis. Tidak akan menimbulkan amis dan bau tanah. Apalagi jika ikan patin yang berasal dari Palembang. Rasanya lebih gurih
  2. Potongan nanas sebagai pengganti belimbing sayur dan tomat hijau. Selain kuahnya lebih segar, pindang juga sudah berasa manis jadi tidak perlu tambahan gula. Karena keluarga saya suka kuah yang bening, jadi tidak menambahkan rempah-rempah dalam bumbu yang dihaluskan

 

 

  

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun