Mohon tunggu...
Sugianti bisri
Sugianti bisri Mohon Tunggu... Teacher -

Teacher,blogger,fiksianer,kompasianer, simple woman, and happy mommy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

UN, Nggak Harus Stress!

12 April 2015   19:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian Nasional (UN) untuk tingkat SMA/SMK sudah didepan mata. Esok,hajatan  rutin ini  dilaksanakan serentak  secara  nasional. Berbagai persiapan telah dilaksanakan oleh  pihak terkait,baik pemerintah,sekolah penyelenggara maupun siswa yang  akan mengikuti ujian. Tentunya persiapan  sudah dilakukan berbulan-bulan, bahkan mungkin sejak siswa masuk menjadi peserta didik di suatu sekolah. Siswa diharapkan mampu mempersiapkan diri secara akademis maupun secara mental. Sementara  guru diharapkan mampu mempersiapkan siswa sesuai bidang akademi yang diampu, motivasi serta menjaga kondisi psikologi siswa. Menjelang hari H  kondisi psikologis  siswa yang akan menghadapi UN harus dijaga. Perlu adanya kerjasama antara guru,orang tua dan lingkungan sekitar agar ilmu yang dipelajari untuk menghadapi ujian nanti tetap terkondisikan dengan baik.

Penyebab Strees pada Anak

Berbagai tekanan saat menghadapai UN menjadi beban tersendiri buat anak didik kita,diantaranya:

1. Ketakutan yang berlebihan akan standar kelulusan UN, pihak sekolah dan  guru ingin siswanya mendapat nilai terbaik. Guru selalu mendorong muridnya untuk unggul dalam pelajaran, Selalu  menekan murid-muridnya mendapat nilai terbaik.  Setiap sekolah menghendaki sekolahnya mempertahankan peringkat,memperoleh peringkat dari nilai UN yang diperoleh siswanya.

2.Ketakutan akan nilai yang diperoleh tidak memenuhi syarat diterima disekolah atau perguruan tinggi idaman biasanya yang menyebabkan hal ini terjadi.Orang tua ingin yang terbaik dengan masa depan anaknya. Untuk mencapai nilai terbaik, seringkali orang tua membebani anak-anaknya dengan berbagai kursus pelajaran, orang tua terus membebani anak-anak mereka untuk mendapatkan prestasi terbaik dan lulus ujian dengan memuaskan.Tidak puas dengan Pendalaman Materi yang diadakan sekolahnya. Hingga waktu anak dihabiskan dengan soal-soal yang sama,yang bisa saja membuatnya penat dan secara langsung dapat mengurangi waktu istirahat anak, mempengaruhi kesehatan anak, dan mengganngu perkembangan emosinya.

3.Kompetisi antar teman semakin memanas menjelang ujian sekolah. Setiap siswa berlomba-lomba untuk menjukkan prestasi terbaik. Dari nilai Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) bisa tergambar kemampuan mereka dari setiap mata pelajaran yang diujikan. Dari sini,kompetisi semakin seru,masing-masing siswa ingin tetap menjadi yang unggul (biasanya antar siswa yang berprestasi) hal ini cukup menguras energinya.

4.Siswa berprestasi cenderung menjadi perfeksionis. Sehingga jika suatu kemunduran atau kegagalan terjadi, entah itu nyata atau masih belum. Hasil UCUN yang turun naik saja bisa menyebabkan setress dan defresi.

5.Peran media, baik elektronik maupun media cetak, mempunyai peran yang penting dalam membentuk kesiapan siswa menghadapi UN. Untuk itu,mendekali pelaksanaan ujian hendaknya media tidak memberitakan hal-hal yang negarif sehubungan dengan pelaksanaan UN, misalnya liputan sholat istighosa yang diadakan beberapa sekolah untuk mengantisifasi siswa setress saat ujian. Sholat yang dilaksanakan hendaknya diberitakan sebagai bagian dari doa memohon kelancaran dalam menghadapi ujian. Saat pelaksanaan UN,media begitu gencar memberitakan anak-anak yang stress, memberitakan kecurangan-kecurangan dibeberapa sekolah,  dalam hal ini mindset anak akan terarah pada apa yang dia lihat

6.Yang paling penting dan utama dari semuanya adalah Komentar-komentarnya pakar pendidikan atau apalah namanya yang membahas penting/tidaknya UN bagi siswa. Siswa akan menganngap kenapa kalau UN tidak bisa mengukur hasil belajar siswa tapi kok tetap dilaksanakan. Mereka akan setengah hati dalam menjalani UN nantinya


Upaya yang dapat kita lakukan agar anak-anak tidak stress menghadapi UN

Kenali anak-anak kita yang akan berkompetisi,adakan pendekatan secara dini,agar emosi tetap terkendali. Jika tanda-tanda kea rah yang tidak dikehendaki terbaca sejak dini, baik guru maupun orang tua hatus lebih bijak menangani hal ini. Jangan sampai langkah yang kita pilih justru semakin memperburuk kondisi mereka menjelang hari H,cari penyebab stress yang paling dominan. Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menguranginya:

1. Adakan kegiatan kemantapan dari sisi rohani siswa. Pemantapan akademi sudah kita lakukan jauh sebelumnya, Dihari mendekati pelaksanaan,siswa diajak  beribadah bersama sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Disertai tuntunan rohani yang disampaikan dengan gaya anak-anak atau remaja. Sehingga diharapkan siswa memiliki kematangan batin dalam menghadapi UN.

2.Adakan kunjungan ke tempat wisata terdekat atau kegiatan studi banding dengan sekolah terdekat. Hal ini akan merefres psikis siswa yang sudah kenyang dengan kegiatan PM,UCUN,UAS,US. Atau bisa juga mengadakan lomba antar siswa,  siswa dengan guru dalam bidang olahraga. Selain membawa siswa ke suasana rilex, itu, cara ini juga dapat  memupuk rasa kebersamaan.

3. Mengadakan kegiatan nonton bersama. Terutama film-film yang dapat mengangkat motivasi. Tujuannya agar dapat menyegarkan kondisi psikologis siswa dan memberikan semangat.

4. Usahakan situasi sekolah/rumah tetap tenang. Jangan libatkan siswa dengan hal-hal yang tidak penting (menjadi panitia Pensi/Ikut omba O2SN/Urusan keluarga lainnya) usahakan focus siswa hanya UN, ingatkan mereka untuk tidak meninggalkan sholat,  perbanyak dzikir dan sholat tahajjud. Jika usaha dan doa sudah dilaksanakan,Insya Allah ketenangan dan kemudahan dalam UN akan didapat.

SEMOGA BERMANFAAT

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun