Mohon tunggu...
Mr. Gee
Mr. Gee Mohon Tunggu... -

Menulis apa yang hendak ditulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Istri Alarm Suami

30 September 2015   13:20 Diperbarui: 30 September 2015   13:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alarm Penyemangat Ibadah

Dalam acara muhasabah, Hadi berbagi pengalaman spiritual kepada teman-temanya, “Alhamdulillah beberapa pekan ini, shalat jamaah tidak pernah masbuk dan shalat lail tidak pernah bolong karena saya memiliki alarm hidup.” Salah satu temanya menanggapi, “Kalau alarm tidak hidup, ya tidak bisa bunyi donk” 

“Iya selama ini, saya memakai alarm HP atau jam meja tapi saat terbangun tidak termotivasi untuk langsung ke kamar mandi, bahkan seringkali alarm dimatikan dan melanjutkan tidur lagi. Tapi alarm saya sekarang ini sangat istimewa dan tidak mungkin saya matikan kalau sudah bunyi karena suaranya begitu merdu. Alarm itu adalah istri”

Alarm adalah sebuah tehnologi untuk memberitahukan atau pengingat apabila terjadi bahaya dan kerusakan ataupun kejadian yang tidak diharapkan pada jaringan melalui sinyal sehingga memberikan peringatan secara jelas agar dapat diantisipasi. Manusia sebagai mahluk yang terkadang lupa dan salah sangat memerlukan adanya alarm kehidupan ini, bukan hanya dari bahaya kecelakaan dunia tapi untuk keselamatan dunia akherat.

Tentu istri sebagai alarm bukan hanya sebagai alat pembangun tidur nyenyak suami. Tapi itu adalah salah satu bagian tugas penting istri untuk menjadi pengingat ibadah bagi suami. Sehingga suami menjadi bertambah semangat dan meningkat kualitas ibadahnya karena ada alarm hidup di sampingnya. Bukan bertambah lalai karena istri minta ditemani terus di kamar tidur.

Sebab tidak sedikit para ikhwan saat mahasiswa menjadi aktifis sangat idealis dan semangat dalam beribadah. Namun saat menikah dengan seorang wanita biasa bukan aktifis atau muslimah maka pelan tapi pasti  hidupnya menjadi pagmatis dan ibadah turun dratis. Sebab istrinya belum tercerahkan dan cenderung maunya bersenang-senang saja. Maka istri yang seperti ini tidak bisa menjadi alarm tapi menjadi PR bagi suami untuk membimbingnya.

Maka istri tidak bisa menjadi alarm kalau manja, cengeng dan hedonis. Alarm itu harus bergerak secara otomatis dan berkarakter kuat. Sehingga kalau istri yang banyak mengeluh dan menuntut maka biasanya menurunkan kinerja dan melemahkan semangat suaminya.

Alarm Tanda Bahaya

Istri sebagai alarm juga mengingatkan saat suami galau, futur, tidak mood atau tersandung masalah. Memberikan motivasi dan persepsi positif untuk senantiasa optimis terhadap rahmat Allah. Sebab suami juga manusia yang terkadang ada masa-masa sulit di luar kemampuannya dalam mengatasi pekerjaan atau tugasnya. Di sinilah peran istri sangat vital untuk mendampingi dan memotivasi  suaminya.

Itulah yang dilakukan oleh Khadijah sebagaikan kisah di atas. Ketika suami merasa kesulitan, maka sang istrilah yang bisa membantunya. Ketika suami mengalami kegundahan, sang istrilah yang dapat menenangkannya. Saat suami mengalami keterpurukan, sang istrilah yang harus menyemangatinya. Artinya tidak membiarkan suami menjadi terperosok dalam kegagalan sebab kegagalan suami juga menjadi bagian kegagalan istri.

Alarm istri juga harus berbunyi lebih keras lagi ketika suami mencoba untuk berbuat dosa atau menyimpang. contoh ketika suami berfikir korupsi atau menyalah gunakan wewenang maka segera istri mengingatkan bahwa ada Allah yang Maha Melihat dan ada hari akherat untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun