Mohon tunggu...
Mr. Gee
Mr. Gee Mohon Tunggu... -

Menulis apa yang hendak ditulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Etika Hukum di Jalan Raya

29 September 2015   13:05 Diperbarui: 29 September 2015   14:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada hak-hak orang lain di jalanan, meskipun kita sudah bayar pajak atau ikut iuran membangun jalanan tersebut. Karena tidak ada raja jalanan kecuali pejabat elit dengan pengawalnya.

Coba saja, kita berjalan kaki atau naik sepeda motor di sebelah kiri atau di tengah. Kalau tidak dibilang gila, kurang waras tau mendapat umpatan sambil marah dari orang lain. Mungkin itu masih baik, kalau ditabrak pengendara lain maka tidak ada disalahkan seratus persen penabraknya.

Etika di jalanan sangat terkait dengan kesadaran hukum dari para pengguna jalan dan penegak hukum tentunya. Polisi atau petugas lalu lintas bukan sekedar mentilang mencari uang recehan. Beroperasi hanya di akhir-akhir bulan karena gaji sudah menipis. Inilah yang membuat korp polisi lalu lintas menjadi kehilangan wibawa sehingga aturan menjadi mainan.

Bisa belajar atau dibandingkan dengan negara-negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Budaya antre di jalanan, tidak parkir sembarangan dan sangat tertib orang di jalan-jalan. Aturan mereka sangat ketat dengan resiko denda yang juga berat. Polisi mereka tidak mengenal kongkalingkong karena pakai sistem digital. Pengawasan melalui CCTV di sepanjang jalan-jalan strategis.

Dalam Islam ada beberapa adab di jalanan yaitu berdoa dan tidak mengganggu hak orang lain. Beratnya kehidupan di jalanan sehingga Allahpun mengajarkan untuk berdoa. Adab juga menjadi penting karena terkait dengan kepentingan orang lain dan orang banyak. Wallahu a’lam bish shawwab.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun