Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kisah Perjalanan Meraih Kemerdekaan Finansial, Karya Sederhana Saya untuk Bangsa

17 Agustus 2023   21:59 Diperbarui: 24 Agustus 2023   10:15 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Shutterstock)

"Jangan tanya apa yang dibuat negara untukmu, tapi tanyalah apa yang boleh kamu buat untuk negara" (Abraham Lincoln, mantan presiden AS)

Tujuh puluh delapan tahun yang lalu, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Bila kita mengingat dan belajar sejarah, butuh perjuangan panjang untuk bisa mencapai itu semua.

Tak terhitung lagi usaha bahkan pengorbanan yang harus diberikan.

Satu hal yang saya pahami dan renungkan, bahwa dalam proses perjuangan mencapai kemerdekaan itu, ada sangat banyak orang yang terlibat. Masing-masing punya peran sesuai kapasitas dan kemampuannya.

Ada yang memikirkan konsep naskah Proklamasi, ada yang mengetik naskahnya, ada yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih, ada yang menggubah lagu kebangsaan, ada yang "mengamankan" Soekarno-Hatta, ada yang menyediakan rumah bagi para tokoh bangsa, ada yang bertugas menyiarkan berita Proklamasi kemerdekaan dan masih panjang lagi bila diteruskan.  

Ini baru bicara proses menjelang Proklamasi kemerdekaan. Sebelumnya para pendahulu kita juga sudah berjuang melawan penjajahan. Sekali lagi, dengan cara dan kapasitasnya masing-masing.

Ini menjadi inspirasi bagi kita sebagai generasi penerus yang sudah menikmati indahnya kemerdekaan. Kita punya tugas dan tanggung jawab untuk mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal baik yang bisa membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik sesuai kapasitas dan kemampuan yang kita miliki.

Perjalanan menuju kemerdekaan finansial

Keinginan untuk memberikan inspirasi, kontribusi dan hal-hal baik sekecil apapun untuk sesama, itu juga yang mendasari pemikiran saya untuk berani berbagi tentang pengalaman dan proses perjalanan investasi pribadi.

Saya berasumsi bahwa masalah-masalah berkaitan keuangan, investasi atau persiapan menghadapi pensiun akan selalu dekat dengan siapapun. Setiap generasi akan selalu bergumul dengan itu semua di dalam hidupnya.

Saya mencoba berbagi pengetahuan berdasarkan apa yang telah saya pelajari dan alami dalam mengarungi dunia investasi. Saya sudah coba menuliskan semua yang saya ketahui.

Semua yang saya tuliskan bukan berarti saya seorang pakar atau ahli investasi. Tak juga bermaksud menyombongkan diri karena faktanya saya juga masih baru dan dalam proses belajar.

Saya meyakini bahwa salah satu metode pembelajaran terbaik adalah dengan sambil melakukan dan sambil berbagi (learning by doing and sharing). Ketika saya menuliskan apa yang saya pikirkan dan alami maka itu juga akan menjadi pengingat dalam hati dan pikiran saya sendiri.

Harus diakui bahwa pembelajaran tentang keuangan apalagi investasi bisa dikatakan masih sangat minim diberikan di bangku pendidikan formal.

Ini fakta yang tidak hanya terjadi di negeri ini, bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat sekalipun. Darimana saya tahu? Robert Kiyosaki, penulis seri buku best seller tentang investasi dan keuangan sering mengisahkan hal tersebut.

Barangkali satu-satunya pembelajaran yang sering kita terima tentang keuangan sejak kecil adalah menabung di bank. Apakah menabung di bank itu buruk? Tidak juga.

Namun semestinya pemahaman kita tentang keuangan tak berhenti sampai di situ saja. 

Pembelajaran berikutnya harus terus berlanjut misalnya tentang bagaimana investasi bisa menjadi solusi dalam rangka mempertahankan nilai uang yang kita miliki bahkan sebagai alat untuk mencapai kemerdekaan finansial.

Ilmu investasi bukan hanya penting untuk dipelajari misalnya mahasiswa di fakultas ekonomi. Ilmu investasi adalah ilmu terapan yang berguna bagi siapapun.

Lebih mirisnya lagi ternyata tak sedikit jumlahnya mereka yang sudah selesai menempuh pendidikan tinggi di jurusan ekonomi, justru masih tak tahu tentang seluk beluk investasi. Masih bingung dengan apa itu saham, dividen, dan sebagainya.

Ke depannya memang sangat berharap bahwa sistem pendidikan kita bisa menyadari hal penting ini. Sudah saatnya ilmu-ilmu yang diajarkan di bangku pendidikan "lebih aplikatif" dan berguna di masa depan.

Lo Kheng Hong, seorang investor saham sukses dengan nada yang agak sinis sering berkata kira-kira begini, "Untuk menjadi investor saham yang sukses sebenarnya lulusan SD pun bisa karena hanya butuh ilmu tambah, kurang, kali, bagi dan persentase. Sedangkan pembelajaran rumit seperti sinus, cosinus, integral, difrensial yang sangat sulit sekali dipelajari di bangku sekolah, ternyata justru tak pernah bisa dipakai dalam kehidupan sehari-hari".                      

Logika sederhananya, bila ilmu keuangan dan investasi tidak pernah dipelajari atau diajarkan lalu bagaimana orang muda bisa mengerti dan disadarkan?   

Itu beberapa pemikiran dalam hati sehingga saya akhirnya berani, bertekad dan memutuskan untuk serius berbagi pengalaman tentang perjalanan investasi saya. 

Jujur awalnya agak berat melakukannya karena berpikir dan merasa masih belum bisa membuktikan apa-apa tentang keberhasilan perjalanan investasi saya.

Tetapi sekali lagi, niat dan harapan saya agar setiap ilmu pengetahuan serta pengalaman yang saya punya dan sudah bagikan barangkali akan bisa berguna bagi sebagian orang.

Saya membayangkan ketika semakin banyak orang yang sudah bisa meraih kemerdekaan finansial, maka mereka akan bisa berkontribusi melakukan hal-hal lain yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya dan bagi bangsa ini.

Mereka tak lagi pusing dan harus bekerja sepanjang hidupnya (bahkan sampai mati) mencari uang.

Tugas pemerintah juga akan sedikit berkurang dan bisa lebih fokus memikirkan program untuk membantu saudara-saudara kita yang benar-benar tidak beruntung dan tidak berdaya. 

Ketika semakin banyak masyarakat kita yang melek investasi dan mudah-mudahan bisa mencapai kemerdekaan finansial dalam hidupnya, saya berasumsi masa depan ibu pertiwi juga akan kian cerah. Semoga

***

Jambi, 17 Agustus 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun