Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika "Bintang" Prabowo Subianto Meredupkan Sandiaga Uno

8 April 2023   19:15 Diperbarui: 8 April 2023   19:33 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duet Prabowo-Sandi saat mendaftar di Pilpres 2019 (Maulana Mahardhika/Kompas.com)

Prabowo Subianto seolah menemukan kembali momentumnya. Namanya kembali masuk radar kandidat paling serius yang diperkirakan akan maju di Pilpres 2024 mendatang.

Sebelumnya peta perebutan Capres seperti sudah dikunci dua nama saja yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Sedangkan nama-nama yang lain diperkirakan hanya akan berebut kursi Cawapres saja.

Kembali bersinarnya "bintang" Prabowo di kancah Pilpres 2024 tak bisa dilepaskan dari sikap Presiden Jokowi yang oleh beberapa kalangan disebut sebagai "king maker". Jokowi dipersepsikan sedang serius menimbang-nimbang nama Prabowo sebagai Capres yang akan didukungnya.

Momen istimewa terjadi ketika Jokowi menemui para petani di kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, 9 Maret lalu. Saat itu, Jokowi turut mengajak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menteri Pertanian justru tak hadir di acara itu.

Jokowi-Prabowo-Ganjar terlihat mesra berjalan beriringan di pematang sawah bahkan sempat berswafoto bersama beberapa petani. Media langsung ramai menyoroti momen tersebut.

Banyak yang berspekulasi, itu menjadi sinyal Jokowi sedang mempersiapkan duet Prabowo-Ganjar Pranowo di Pilpres nanti. Sebagai tambahan informasi sampai hari ini, PDI-P, partai tempat bernaungnya Ganjar masih belum mengumumkan nama yang akan didukung di Pilpres.

Nama Prabowo kian bersinar seiring mencuatnya keinginan membentuk koalisi besar yang tengah dijajaki Koalisi Indonesia Bersatu (PAN, Golkar, PPP) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra, PKB).

Wacana tersebut muncul pasca kehadiran para ketua umum Parpol plus Presiden Jokowi di acara silaturahmi Ramadan yang diselenggarakan PAN di kantornya, baru-baru ini. Dalam acara tersebut, Jokowi kembali menyebut nama Prabowo sebagai Capres.  

Hari-hari belakangan, perwakilan partai politik mulai berdatangan mengunjungi partai Gerindra. Partai Perindo, Partai Bulan Bintang, dan Partai Amanat Nasional sampai sejauh ini tercatat sebagai tiga partai politik yang sudah bertemu dan diterima langsung oleh Prabowo.

Berbagai spekulasi kembali mencuat. Ini diklaim sebagai penegasan bahwa wacana pembentukan koalisi besar yang akan mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres tinggal menunggu waktu saja.

Andai koalisi besar ini menjadi kenyataan, tentu akan sangat menarik, minimal karena dua hal.  

Pertama, perihal siapa yang akan mendampingi Prabowo. 

Masing-masing partai pasti akan merasa paling berhak mengajukan nama Cawapres. Golkar dan PKB saja sudah jauh-jauh hari mengajukan nama sang Ketua Umum untuk maju di Pilpres mendatang.    

Rumitnya memilih nama Cawapres sudah dirasakan langsung koalisi partai yang sudah mengumumkan Anies Baswedan sebagai Capres. Sampai sejauh ini pengumuman duet resmi belum bisa dilakukan, meski pilihan sudah mengerucut pada nama AHY. Semua masih menimbang-nimbang dan mengintip peluang.

Kedua, Prabowo untuk ketiga kalinya akan berhadapan langsung dengan capres pilihan PDI-P. 

Sebagai pengingat, Prabowo merupakan Capres di Pilpres 2014 berpasangan dengan Hatta Rajasa dan dikalahkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK).

Pada Pilpres 2019, Prabowo kembali maju dan kali ini berpasangan dengan kadernya sendiri, Sandiaga Uno. Nasib belum berpihak dan Prabowo kembali kalah, lagi-lagi oleh pasangan yang didukung PDI-P yaitu Jokowi-Ma'ruf Amin.

Peluang ini bisa saja batal bila ternyata PDI-P ikut bergabung dengan koalisi besar. Namun kendalanya, PDI-P sebagai partai pemenang Pemilu jauh-jauh hari sudah mengumumkan akan menjagokan kadernya di Pilpres nanti. 

Sandiaga Uno 

Satu nama yang menurut saya tak boleh dilupakan begitu saja saat berbicara tentang peta pertarungan Pilpres mendatang adalah Sandiaga Uno.

Politisi Gerindra yang menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) ini, namanya memang terbilang masih kurang diperhitungkan minimal sampai sejauh ini.

Padahal kalau berbicara soal pengalaman dan potensi yang dimiliki, Sandiaga jelas tak bisa diremehkan. Dua kontestasi politik terakhir yang diikutinya bisa menjadi bukti.

Saat berpasangan dengan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta, Sandiaga sukses menjadi pemenang, sekaligus mematahkan berbagai analisa dan prediksi yang lebih menjagokan Ahok, sang petahana. Terlepas dari berbagai catatan miring mengenai Pilgub tersebut.     

Pada Pilpres 2019 saat maju mendampingi Prabowo Subianto, sosok Sandiaga dinilai sebagai pendulang suara pasangan tersebut. Meski kalah, kontribusi Sandiagai terbilang sangat positif. Ia dinilai sangat diterima khususnya di kalangan "emak-emak" dan kalangan milenial.     

Sosok Sandiaga yang berlatar belakang pengalaman pengusaha sukses juga sangat penting karena dinilai paling paham mengenai aspek ekonomi di negeri ini.

Isu ekonomi kita tahu merupakan salah satu topik paling sentral yang menjadi "pertarungan" para kandidat.

Sebagai pengusaha sukses yang "berkantong tebal" juga membuat nama Sandiaga akan selalu diperhitungkan. Di tengah kondisi pertarungan politik yang berbiaya tinggi, faktor finansial tak bisa diabaikan begitu saja.

Sandiaga juga diyakini punya relasi yang cukup baik bahkan akrab khususnya di kalangan para pengusaha sukses lainnya baik dalam dan luar negeri. Dukungan positif dari kalangan pengusaha juga harus diingat biasanya selalu menjadi bahan pertimbangan bagi partai politik.    

Detik-detik terakhir

Dengan berbagai "kelebihan" yang dimiliki, lalu mengapa nama Sandiaga seakan terlupakan pada pertarungan Pilpres kali ini?

Sebenarnya nama Sandiaga sempat santer diisukan akan diusung partai PPP. Sampai-sampai memunculkan isu, Sandiaga akan segera pindah haluan dari Gerindra ke partai tersebut.  

Namun harus diingat bahwa PPP tak akan mampu mengusung calon sendirian tanpa didukung partai lain, berkaitan jumlah kursi yang dimiliki. Wacana pembentukan koalisi besar, kian memupuskan harapan tersebut.

Namun harus diingat bahwa segala kemungkinan sebenarnya masih tetap ada dan terbuka. Berbagai spekulasi dan wacana terkait pencalonan baru akan berhenti saat proses pendaftaran resmi di KPU. Saat itulah, publik baru akan tahu kandidat yang dipastikan akan bertarung.

Dalam politik, seringkali detik-detik terakhir itulah yang justru bisa menjadi penentu. Saat Pilpres 2019, kepastian nama Sandiaga sebagai pendamping Prabowo Subianto justru baru final beberapa saat menjelang pendaftaran ke KPU.

Tak jauh berbeda dengan pemenang Pilpres saat itu. Sampai menjelang pendaftaran ke KPU, banyak yang mengatakan bahwa Jokowi akan berpasangan dengan Mahfud MD.

Sampai tersiar kabar Mahfud MD bahkan saat itu sudah bersiap-siap dengan mengenakan kemeja putih, menunggu pengumuman resmi koalisi partai. Namun kita tahu, apa yang terjadi kemudian.

Pertanyaan pentingnya, apakah detik-detik terakhir nanti akan kembali memunculkan nama Sandiaga sebagai kandidat yang akan maju di Pilpres mendatang?

Satu hal yang pasti menurut saya, bersinarnya "bintang" Prabowo Subianto belakangan ini tak bisa buru-buru diklaim sudah meredupkan apalagi sampai mematikan peluang Sandiaga Uno.  

***

Jambi, 8 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun