Gorengan menjadi makanan favorit banyak orang. Tak hanya dijadikan sebagai camilan saat bersantai, ada pula yang menjadikan gorengan ibarat "lauk" wajib saat menyantap nasi.
Tak terkecuali di bulan puasa seperti saat ini. Banyak orang masih gemar menjadikan gorengan sebagai makanan saat sahur atau berbuka puasa.
Meskipun sudah banyak peringatan tentang dampak negatifnya khususnya bagi orang yang sedang berpuasa, namun itu sepertinya tak mampu membuat mereka melupakan makanan ini.
Sebagaimana dilansir HarvardHealthPublishing, makanan bercita rasa renyah ini meskipun nikmat tapi sebenarnya tidak sehat karena tinggi kalori, kerap tinggi natrium, dan lemak jenuh.
Dari sisi kesehatan, gorengan juga tidak tepat bila dikonsumsi saat berbuka puasa karena berpotensi: membuat gangguan pencernaan, membuat lemas dan mengantuk, meningkatkan kolesterol darah dan meningkatkan tekanan darah (Kompas.com).
Namun sekali lagi, saya yakin para penikmat gorengan akan selalu punya alasan untuk menjawab peringatan itu.
Mulai dari jawaban "Tapi gorengan itu nikmat dan apalah nikmatnya makan tanpa dibarengi gorengan?" atau "Selama ini saya selalu makan gorengan, baik-baik aja kok?" atau "Tidak baik itu kalau dimakan berlebihan, kalau sekadar satu, dua, atau tiga buah pastilah gak ada masalah".
Saham gorenganÂ
Seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari, di dunia investasi khususnya saham juga dikenal jenis gorengan lain yaitu saham gorengan. Jenis saham ini juga dianggap berbahaya atau minimal sangat "tidak sehat" sehingga hampir tidak pernah direkomendasikan untuk dibeli para investor maupun para trader.
Praktis jenis saham ini hanya diminati mereka yang memang berniat menjadi spekulan dan punya keberanian tingkat tinggi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!