Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buat Apa Berlagak Kaya? Triliuner Saja Bergaya Sederhana

9 Maret 2023   00:08 Diperbarui: 9 Maret 2023   00:11 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (ISTOOK/Deagreez via Kompas.com)

Pria tua itu ternyata adalah Bambang Hartono. Masih belum jelas? Ia bersama saudaranya adalah pemilik bisnis grup Djarum dan Bank BCA. Namanya selalu berada di jajaran orang paling kaya di Indonesia. Jumlah kekayaan Hartono bersaudara ini nyaris tak bisa disalip oleh siapapun.

Belakangan "booming" harga batubara memang ikut melambungkan nama para pengusaha yang bergerak di bidang itu. Salah satunya Low Tuck Kwong, salah satu pemegang saham terbesar Bayan Resources (BYAN) yang menurut Forbes memiliki harta sebesar US$12,1 miliar, berada di urutan kedua di bawah nama Hartono bersaudara.                 

Konglomerat berikutnya adalah Jusuf Hamka. Pengusaha kelas kakap di bidang jalan tol ini juga kerap membagikan kesehariannya yang jauh dari kemewahan. Ia gemar merekam momen ketika dirinya sedang makan di warung-warung pinggir jalan.

Para investor saham di tanah air juga pasti familiar dengan sosok Lo Kheng Hong. Tokoh yang dijuluki "Warren Buffett Indonesia" ini disebut-sebut memiliki harta lebih dari 2 triliun rupiah, hasil ketekunan berinvestasi saham selama berpuluh tahun. Tapi coba telusuri kisah hidupnya bahkan penampilannya, ternyata ia pun lebih senang mengajarkan tentang kesederhanaan.   

Dalam setiap penampilannya di depan publik saat memberikan ceramah, ia gemar mengutip tokoh-tokoh dunia terkenal dan kaya seperti Warren Buffett, Mark Zukerberg, atau Bill Gates yang ternyata lebih senang bergaya hidup sederhana.    

Lo Kheng Hong, triliuner yang sederhana (Kompas.com/Elsa Catriana)
Lo Kheng Hong, triliuner yang sederhana (Kompas.com/Elsa Catriana)

Lo Kheng Hong dalam nasihatnya selalu mengatakan bahwa "tujuan berinvestasi adalah menjadi kaya bukan terlihat kaya". Ia mengatakan, jam tangan yang dipakainya sampai saat ini adalah jam tangan yang dibeli sejak tahun 2005. Itu pun bukan jam tangan yang masuk kategori mahal apalagi super mahal.

Padahal media ramai memberitakan, hampir setiap tahun Lo Kheng Hong pasti akan meraup keuntungan besar dari saham-saham perusahaan yang dimilikinya. Bukan hanya dari capital gain (selisih harga jual dan beli saham), dividen yang diterimanya pun sudah mencapai miliaran rupiah. Maklum saja karena ia selalu membeli saham perusahaan dalam jumlah yang sangat banyak.

Kalau para triliuner (yang sudah pasti benar-benar kaya) selalu mengajarkan tentang prinsip dan gaya hidup sederhana, lalu untuk apa lagi anda berlagak kaya?   

 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun