Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pesawat Delay dan Oposisi Kelas Teri

3 Maret 2019   23:20 Diperbarui: 4 Maret 2019   00:25 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesawat delay tentu bukan kejadian luar biasa. Banyak orang pernah mengalaminya. Bila alasannya jelas apalagi demi keselamatan bersama misalnya melalui pemeriksaan (ulang) kesiapan pesawat yang akan diterbangkan, sebenarnya tak ada yang perlu diributkan.

Namun lain halnya bagi seorang politisi apalagi di tahun politik, kejadian pesawat delay seolah-olah bisa menjadi kejadian luar biasa dan penting untuk diviralkan.

Nama seorang politisi partai Demokrat mendadak viral di media sosial. Karyanya berupa video amatir yang merekam suasana di gedung bandara dan laporan sekaligus pernyataannya tentang pesawat delay yang akan ditumpanginya bersama penumpang yang lain. Tujuannya untuk apa? Pastinya hanya dia dan Tuhan yang tahu persis.

Meskipun kita berhak mencerna dan menelaah apa yang ia ucapkan dalam video yang direkamnya sendiri. Ia protes dan kesal karena kejadian itu konon membuat agenda kegiatannya menjadi hancur berantakan, barangkali masih ungkapan yang wajar dan bisa diterima nalar.

Namun saat ia menyeret nama Menteri BUMN hingga presiden Jokowi, mudah dinilai bahwa itu sudah mulai masuk dalam ranah politis. Ya, ada kemungkinan ia sedang memanfaatkan momentum itu untuk "menyerang" pemerintah. Dalam video tersebut, ia bahkan secara sadar menyebut dirinya sebagai oposisi pemerintah.    

Tujuannya memviralkan kejadian delay itu sepertinya berhasil. Video yang diunggahnya disebar ulang (retweet), disukai (like) ribuan akun, dan dikomentari ratusan akun. Sebagian memberikan komentar mendukung, sebagian lagi malah memberikan komentar bernada nyinyir dan mengejek.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan berbagai cara mengungkapkan kekesalan sebagai bentuk protes akibat jadwal pesawat yang delay, termasuk dengan membuat video yang menjadi viral, seperti yang dilakukan si politisi. Apalagi ada ratusan penumpang yang bernasib sama dan dirugikan akibat kejadian tersebut.

Agak menjadi persoalan ketika protes yang disampaikan lalu terkesan ditumpangi dengan pesan-pesan politik. Saya membayangkan tentu akan lebih bermanfaat bila isi video yang diunggahnya lebih difokuskan pada protes yang murni terhadap pihak maskapai agar kejadian ini tidak terulang lagi sekaligus menuntut kompensasi pertanggung jawaban yang harus diberikan terhadap para penumpang yang dirugikan. Ini jelas-jelas ada aturannya.

Bila sekadar marah karena agenda pribadinya konon jadi berantakan, lalu menyeret-nyeret nama Menteri hingga Presiden, publik bisa jadi bertanya-tanya tentang motif dan tujuannya. Maunya apa? Apakah menuntut Menteri dan Presiden harus segera membuat klarifikasi dan penjelasan khusus mengenai kejadian itu?

Apakah dalam setiap masalah, berarti pemerintah (Jokowi) selalu salah dan harus bertanggung jawab? Saya jadi teringat lelucon, belakangan ini bahkan kucing yang mati saat melahirkan pun bisa dihubung-hubungkan menjadi salah Jokowi.

Bila si politisi dengan penuh keyakinan mengklaim dirinya sebagai oposisi, sejujurnya kita patut prihatin dengan kualitas keoposisiannya yang kelihatannya masih belum bisa naik kelas. Banyak politisi rasa oposisi kita saat ini yang ternyata sikap dan kritiknya masih berada di level "kelas teri".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun