Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Kelucuan Mempermasalahkan Moderator Debat Capres

27 Januari 2019   01:20 Diperbarui: 27 Januari 2019   07:06 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ira Koesno dan Imam Priyono, Moderator Debat pertama Pilpres 2019 (Foto: tribunnews.com)

Kontestasi Pilpres 2019 ini semakin lama memang menjadi semakin tidak menarik. Para tim kampanye pemenangan kandidat lebih sering ribut berkaitan dengan hal-hal yang tidak substantif bahkan terkesan dibuat-buat. Lebih sering menciptakan sensasi dibandingkan menjabarkan hal-hal yang esensi.

Saya membayangkan betapa rumit dan repotnya tugas yang harus diemban pihak penyelenggara pemilu tahun ini. Bayangkan, untuk menentukan moderator debat saja rumitnya bukan main lantaran adanya tudingan tidak netral dan sebagainya.

Padahal, mereka tentunya tak mungkin sembarangan menunjuk orang untuk acara seakbar Pilpres. Tentulah penyelenggara ingin memilih orang-orang terbaik dan paling mumpuni di bidangnya. Bagaimanapun, kredibilitas penyelenggara yang menjadi taruhan.

Dengan demikian, para kontestan semestinya tak perlu repot mengomentari kandidat pilihan penyelenggara. Lebih baik mereka mempersiapkan dengan baik jagoannya masing-masing misalnya dengan mencari data-data yang benar sehingga debat Pilpres bisa lebih berkualitas dan argumentatif.

Debat pertama sebelumnya sudah banyak dicibir dan tidak sesuai harapan banyak orang. Belakangan diketahui bahwa masing-masing tim sudah diberikan kisi-kisi soal yang akan ditanyakan saat debat.

Banyak yang menuding ini menjadi salah satu penyebab debat berjalan kurang menarik. Namun ketika hal ini terungkap ke publik, masing-masing tim langsung "cuci tangan" dan saling tuding, seolah tidak mau mengakui bahwa itu sudah disepakati bersama.

Ketika acara debat dikritik publik dan dinilai tidak berjalan dengan baik, tim pemenangan langsung sigap menuding penyelenggara yang tak mampu membuat format debat yang terbaik.

Jangan-jangan bila debat kedua nanti pun masih mendapat kritikan, bersiap-siap giliran moderator yang akan disalahkan.

Padahal mungkin merekalah yang menjadi sumber masalahnya. Mereka tak mampu mempersiapkan calonnya dengan baik agar tampil secara optimal. Untuk menutupinya, dicarilah alibi dan berbagai alasan. Saya jadi teringat pepatah, "buruk muka, cermin dibelah".

***

Jambi, 27 Januari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun