Tentu kita bisa maklum, Jokowi saat ini selain bertugas sebagai Presiden, ia juga sedang menyandang status sebagai calon presiden di pilpres mendatang. Sehingga, apapun pernyataan yang disampaikannya, pasti akan "digoreng" sedemikian rupa oleh para lawan politiknya.
Jokowi dituding tidak mampu berbuat apa-apa terkait kondisi terus menurunnya harga kelapa sawit yang sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Himbauan agar para petani tidak lagi menanam sawit, dianggap tidak "nyambung" dan tidak menyelesaikan persoalan. Politisi PAN menyebut himbauan Presiden ibarat Jaka Sembung Bawa Golok.
Tudingan terhadap Jokowi demikian kuatnya, sampai-sampai kita tak mampu mendengar suara-suara pembelaan dari mereka yang sebelumnya sempat menghujat Jokowi sebagai "antek kelapa sawit". Atau memang suara-suara pembelaan itu tidak pernah ada?. Â Â Â
Turunnya harga kelapa sawit di pasaran memang cukup mengganggu pemerintahan saat ini. Presiden Jokowi sendiri sempat mengakui bahwa itu berpotensi ikut menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap dirinya, sesuai rilis beberapa lembaga survey.
Kejujuran   Â
Terlepas dari dinamika dan kepentingan politik pemilu, himbauan Jokowi agar para petani tidak lagi menambah areal tanaman kelapa sawit sebenarnya patut diapresiasi. Bila sekadar berhitung elektabilitas, saya yakin Jokowi takkan sembarangan melontarkan himbauan tersebut.
Cukup dengan membiarkan dan memberikan dukungan pada para petani yang masih ingin menanam sawit sembari menyampaikan janji akan terus memperjuangkan kenaikan harga jual kelapa sawit, sebenarnya sudah beres.
Tentu saja risikonya cukup besar. Investasi waktu, biaya dan tenaga yang dibutuhkan untuk bertanam sawit jelas bukan main-main. Lalu, apa jadinya bila itu semua menjadi sia-sia karena harga jual yang ternyata tak menentu? Sementara bila sawit sudah terlanjur ditanam, untuk menggantinya dengan komoditas lain pun tidak mudah, lagi-lagi harus mengeluarkan biaya yang besar.Â
Saya melihat, pernyataan dan himbauan Jokowi agar petani tak lagi menanam sawit sebenarnya sebuah bentuk kejujuran sekaligus antisipasi agar para petani tak menjerit lagi karena merugi. Untuk apa berbondong-bondong menanam sawit, sementara banyak komoditi lain yang berpotensi untuk digarap? Logikanya sesederhana itu. Â Â
Berkaitan dengan harga jual kelapa sawit yang terus menurun, Jokowi sebenarnya sudah mencoba memaparkan kondisi dan permasalahan sebenarnya. Artinya, pemerintah tidak sedang berpangku tangan menyaksikan tren penurunan harga. Namun, itu memang berkaitan dengan pasar internasional yang banyak negara punya kepentingan masing-masing di dalamnya. Â Â Â Â
Lagipula, siapapun tahu hukum dasar ekonomi bahwa jumlah penawaran selalu berbanding terbalik dengan harga permintaan. Semakin besar jumlah barang yang diproduksi, maka harganya akan cenderung turun.