Namun sayang sekali, Edy tak bergeming dan tetap ngotot melakukan rangkap jabatan. Seakan tak peduli, di bawah kepemimpinannya selama ini, nyaris tak ada perubahan berarti di dunia sepak bola kita. Kejadian berulangnya kerusuhan antar suporter yang menyebabkan nyawa melayang menjadi bukti yang tak terelakkan lagi.
Sialnya, ketika Edy berkesempatan tampil di media untuk membeberkan tanggapan/sikap PSSI terkait kasus kematian suporter sepak bola termasuk soal rangkap jabatannya saat ini, ia justru berulah dengan mempertanyakan hak/urusan wartawan mempertanyakan itu. Edy bahkan ngambek dengan cara mengakhiri secara sepihak sesi dialog tersebut.
Ketika ada kesempatan yang baik untuk menyejukkan suasana sekaligus memberikan pertanggung jawaban ke publik, ia malah membuat ulah. Di depan publik, sang ketua umum malah mempertontonkan arogansi.
Beberapa waktu sebelumnya pun sempat viral video sang ketua umum menampar seorang suporter bola. Â Â Â
Saya berpikir, mungkinkah mempertontonkan arogansi memang menjadi cara terbaik untuk menutupi lemahnya kompetensi?
***Â
Jambi, 24 September 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H