Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Erick Thohir-JK, Paket Komplet Pemenangan Jokowi-MA

8 September 2018   06:11 Diperbarui: 8 September 2018   06:46 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erick Thohir, JK, Jokowi, Ma'ruf Amin (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Tidak seperti proses pengumuman cawapres pendamping Jokowi yang berlangsung cukup dramatis hingga di detik-detik terakhir, penentuan nama Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin bisa dikatakan lebih adem.

Setelah nama-nama beken seperti Jusuf Kalla dan Mahfud MD sudah terang-terangan menyatakan tidak bersedia menduduki posisi tersebut, santer beredar dua nama yaitu Najwa Shihab dan Erick Thohir. 

Najwa ternyata tak terlalu tertarik dengan posisi tersebut. Sebelum resmi diumumkan, Ma'ruf Amin sudah memberikan bocoran pada media bahwa Erick Thohir yang akan ditunjuk dan ternyata benar. Nyaris tidak ada kejutan. Pertanyaan publik terjawab. 

Nama pebisnis sukses ini memang sudah dikenal publik melalui jejak dan jejaring bisnisnya. Yang cukup fenomenal adalah saat ia menjadi pemilik saham mayoritas klub sepakbola Italia, Inter Milan. Sebelumnya, Erick juga sempat "menguasai" tim bola basket NBA, Philadelphia 76ers dan membuatnya menjadi orang Asia pertama yang pernah memiliki saham di klub bola basket NBA.  

Prestasi teranyar Erick adalah saat didaulat menjadi ketua INASGOC, panitia pelaksana Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. Kesuksesan penyelenggaraan pesta olahraga negara-negara Asia tersebut yang menuai banyak pujian dari publik internasional kian melambungkan nama Erick.

Erick Thohir di opening ceremony Asian Games 2018 (Foto: asiangames2018.id)
Erick Thohir di opening ceremony Asian Games 2018 (Foto: asiangames2018.id)
Konon, kiprahnya yang selalu dekat dengan kesuksesan tersebut yang membuat Jokowi tertarik untuk merekrutnya menduduki jabatan strategis, Ketua Tim Kampanye Nasional Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin. 

Erick juga kerap disimbolkan dekat dengan kaum muda dan milenial. Kegemarannya berinvestasi di sektor olahraga yang banyak digemari kaum muda juga menjadi kelebihan tersendiri dibandingkan tokoh-tokoh lain. 

Sekali lagi, pelaksanaan Asian Games 2018 khususnya upacara pembukaan dan penutupan yang megah, meriah, dan kreatif tentu masih terngiang-ngiang di benak kaum milenial. Jejak-jejak digital kesuksesan tersebut masih mudah ditemukan. 

Apakah Erick akan kembali menuai kesuksesan di tugas barunya, tentu baru bisa terjawab setelah Pilpres usai. Satu hal yang pasti, tentu ini menjadi pengalaman baru dalam hidup Erick. 

Sejauh ini, namanya nyaris tak pernah terdengar di kancah perpolitikan nasional. Ia dikenal sebagai pebisnis tulen yang sekadar memiliki kedekatan-kedekatan emosional dengan tokoh-tokoh politik tertentu. Berbeda misalnya dengan Sandiaga Uno yang sudah lebih dulu terjun ke dunia politik dan menjadi kader partai. 

Kemampuannya memimpin dan mengorganisir tokoh dan tim pemenangan yang mayoritas merupakan "orang-orang politik" menunggu pembuktian. 

Erick beruntung karena ia takkan berjuang sendirian. Jusuf Kalla (JK) secara resmi sudah ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin. Erick akan banyak mendapat pengajaran dan pengarahan dari JK yang ketokohan dan pengalaman politiknya sudah tak perlu diragukan lagi.       

Penugasan JK sekaligus mengakhiri teka-teki sikap politiknya di pilpres mendatang. Sebelumnya banyak yang meragukan JK akan tetap berada di barisan pendukung Jokowi di Pilpres mendatang, terlebih lagi saat ia menolak dicalonkan menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional.       

Tak bisa dimungkiri, masuknya JK di dalam struktur Tim Pemenangan, akan kian memperbesar potensi kemenangan Jokowi-Ma'ruf di pilpres mendatang. Di kancah politik nasional, JK adalah figur sekaligus simbol. Ia terkenal sebagai politisi yang luwes dan bisa diterima hampir seluruh kekuatan politik di negeri ini.                       

Jusuf Kalla adalah figur sekaligus simbol (Foto: Bloomberg/Dimas Ardian)
Jusuf Kalla adalah figur sekaligus simbol (Foto: Bloomberg/Dimas Ardian)
Dengan kata lain, JK mampu menjadi simbol pemersatu berbagai kepentingan anggota tim pendukung. Kemampuan inilah yang akan sangat membantu kepemimpinan Erick sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional. Figur JK bisa melengkapi kekurangan Erick yang memang masih minim pengalaman di kancah pertarungan politik nasional.

Kepemimpinan Erick dan JK bisa dikatakan sebagai paket komplet yang berpeluang besar menghadirkan kemenangan untuk pasangan Jokowi-Ma'ruf.

Kubu penantang sepertinya memang harus segera berhitung ulang untuk menentukan tokoh-tokoh di tim pemenangan, khususnya posisi Ketua Tim Kampenye Nasional guna menandingi kekuatan Erick-JK. Jika sosok yang terpilih adalah nama yang sudah beredar di ruang publik saat ini, sepertinya peluang meraih kemenangan semakin berat.

***

Jambi, 8 September 2018                     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun