Tidak seperti proses pengumuman cawapres pendamping Jokowi yang berlangsung cukup dramatis hingga di detik-detik terakhir, penentuan nama Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin bisa dikatakan lebih adem.
Setelah nama-nama beken seperti Jusuf Kalla dan Mahfud MD sudah terang-terangan menyatakan tidak bersedia menduduki posisi tersebut, santer beredar dua nama yaitu Najwa Shihab dan Erick Thohir.Â
Najwa ternyata tak terlalu tertarik dengan posisi tersebut. Sebelum resmi diumumkan, Ma'ruf Amin sudah memberikan bocoran pada media bahwa Erick Thohir yang akan ditunjuk dan ternyata benar. Nyaris tidak ada kejutan. Pertanyaan publik terjawab.Â
Nama pebisnis sukses ini memang sudah dikenal publik melalui jejak dan jejaring bisnisnya. Yang cukup fenomenal adalah saat ia menjadi pemilik saham mayoritas klub sepakbola Italia, Inter Milan. Sebelumnya, Erick juga sempat "menguasai" tim bola basket NBA, Philadelphia 76ers dan membuatnya menjadi orang Asia pertama yang pernah memiliki saham di klub bola basket NBA. Â
Prestasi teranyar Erick adalah saat didaulat menjadi ketua INASGOC, panitia pelaksana Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. Kesuksesan penyelenggaraan pesta olahraga negara-negara Asia tersebut yang menuai banyak pujian dari publik internasional kian melambungkan nama Erick.
Erick juga kerap disimbolkan dekat dengan kaum muda dan milenial. Kegemarannya berinvestasi di sektor olahraga yang banyak digemari kaum muda juga menjadi kelebihan tersendiri dibandingkan tokoh-tokoh lain.Â
Sekali lagi, pelaksanaan Asian Games 2018 khususnya upacara pembukaan dan penutupan yang megah, meriah, dan kreatif tentu masih terngiang-ngiang di benak kaum milenial. Jejak-jejak digital kesuksesan tersebut masih mudah ditemukan.Â
Apakah Erick akan kembali menuai kesuksesan di tugas barunya, tentu baru bisa terjawab setelah Pilpres usai. Satu hal yang pasti, tentu ini menjadi pengalaman baru dalam hidup Erick.Â
Sejauh ini, namanya nyaris tak pernah terdengar di kancah perpolitikan nasional. Ia dikenal sebagai pebisnis tulen yang sekadar memiliki kedekatan-kedekatan emosional dengan tokoh-tokoh politik tertentu. Berbeda misalnya dengan Sandiaga Uno yang sudah lebih dulu terjun ke dunia politik dan menjadi kader partai.Â
Kemampuannya memimpin dan mengorganisir tokoh dan tim pemenangan yang mayoritas merupakan "orang-orang politik" menunggu pembuktian.Â