Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Spirit Kesuksesan Asian Games 2018 Menuju Indonesia Maju

30 Agustus 2018   13:00 Diperbarui: 30 Agustus 2018   13:18 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parade kontingen Indonesia di Pembukaan Asian Games 2018 (bola.com)

Pada waktu usia kemerdekaannya baru menginjak 17 tahun, Indonesia sudah mampu menjadi tuan rumah pesta olahraga antar negara-negara Asia atau Asian Games 1962 yang dilaksanakan di Jakarta.   

Empat tahun sebelumnya, 23 Mei 1958 di Tokyo, Jepang telah dilaksanakan pemungutan suara pemilihan calon tuan rumah Asian Games 1962. Hasilnya, Jakarta, ibukota Indonesia berhasil mengungguli Karachi, ibukota Pakistan dengan perolehan jumlah suara 22 berbanding 20.

Pertanyaan sederhananya, mengapa Indonesia nekat maju bersaing dan mengajukan diri menjadi tuan rumah ?. Bukankah itu merepotkan dan menelan biaya yang besar, sementara usia kemerdekaan Indonesia masih tergolong "muda".

Soekarno mengatakan bahwa olahraga merupakan salah satu alat perjuangan bangsa. Dengan berkiprah di dunia olah tubuh, Indonesia mampu berbicara pada dunia.

"Kita tunjukkan pada dunia bahwa Indonesia bangsa yang besar. Yang mampu maju ke muka, memimpin pembebasan bangsa-bangsa di dunia menuju dunia barunya." katanya.

Sejak terpilih dan ditetapkan menjadi tuan rumah Asian Games 1962, praktis Indonesia hanya memiliki waktu 4 tahun untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Sejarah membuktikan, ternyata Indonesia berhasil melewati itu hingga mengundang decak kagum dunia.

Di era 1960-an, Jepang merupakan negara Asia dengan kemajuan infrastruktur yang luar biasa. Namun, proyek-proyek akbar Soekarno di Senayan berhasil membuat seorang utusan Jepang untuk persiapan Asian Games 1962 yang tak disebutkan namanya berdecak kagum.

"Ini bangsa gila, bisa menyelesaikan seluruh soal dalam hitungan bulan, dengan membangun stadion raksasa sekaligus pemindahan penduduk tanpa ribut-ribut,"

Proyek-proyek akbar dalam rangka pelaksanaan Asian Games 1962 masih bisa kita lihat dan terus dimanfaatkan sampai sekarang. Kompleks olahraga Senayan, Patung Selamat Datang, Bundaran Semanggi, Hotel Indonesia, TVRI dan peninggalan lainnya.

Pencapaian itu terasa kian manis karena dibarengi dengan prestasi para atlet yang berlomba. Indonesia boleh berbangga karena mampu menempati posisi ke-2 negara pengumpul medali terbanyak yaitu sebanyak 77 medali dengan rincian 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu.    

Indonesia berhasil mengukir sejarah. Dunia internasional memandang kagum pada Indonesia yang sukses menyelenggarakan pesta akbar bertaraf internasional. Indonesia kian diperhitungkan sebagai salah satu negara maju dan besar.

Asian Games 2018

Lima puluh enam tahun berlalu, untuk kedua kalinya Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018. Jakarta dan Palembang dipilih sebagai pusat penyelenggaraan kegiatan pertandingan.

Terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya juga memiliki kisah unik. Awalnya, Vietnam yang sudah ditunjuk sebagai tuan rumah. Tahun 2014, Vietnam tiba-tiba  mengundurkan diri dengan alasan kondisi keuangan negara tersebut belum stabil.

Keputusan mendadak dan mengejutkan tersebut langsung direspon dengan cepat oleh Indonesia yang mengaku sanggup dan bersedia menggantikan Vietnam sebagai tuan rumah Asian Games ke-18 tahun 2018.

Sikap Indonesia ini bisa dikatakan sangat berani. Di tengah kondisi pelemahan ekonomi yang melanda hampir seluruh negara di dunia, di tengah fokus pemerintah yang mengejar target-target pembangunan infrastruktur yang pastinya menelan banyak biaya, ternyata Indonesia masih berani mengajukan diri menjadi tuan rumah event besar bertaraf internasional.

Pertanyaan sama seperti diatas tentu bisa diajukan. Untuk apa Indonesia "ngotot" mengajukan diri sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Apa manfaat yang diharapkan sekaligus bisa didapatkan ?.                          

Kita mampu 

Di tengah kondisi kelesuan ekonomi global, Indonesia justru berani tampil ke depan untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu. Itu poin penting dari kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Ketika bangsa lain melihat kesempatan menjadi tuan rumah Asian Games sebagai potensi masalah, kita justru berani melihatnya sebagai peluang emas. Bukankah itu menjadi ciri dan modal bangsa yang besar ?

Pelaksanaan Asian Games 2018 ibarat pertaruhan besar untuk mengukur kekuatan Indonesia sebagai salah satu potensi kekuatan dunia di masa mendatang. Ini adalah ujian untuk mengukur kekuatan bangsa ini  sekaligus kesempatan melakukan lompatan besar menuju kemajuan Indonesia sebagai sebuah bangsa.

Sebagaimana pengalaman menjadi tuan rumah Asian Games 1962, Indonesia hanya memiliki waktu yang relatif singkat untuk mempersiapkan segala sesuatunya di Asian Games 2018. Keberanian mengambil risiko ini tentu butuh kepercayaan diri yang besar. 

Indonesia ternyata mampu dan berhasil. Berbagai infrastruktur dan fasilitas olahraga yang digunakan untuk pertandingan olahraga bisa selesai tepat waktu. Tak hanya itu, beberapa venue olahraga seperti bowling (Jakabaring, Palembang) serta balap sepeda juga mendapat banyak pujian dan diklaim termasuk yang terbaik di dunia.        

Upacara pembukaan yang sudah digelar 18 Agustus lalu juga mendapatkan apresiasi dari publik internasional. Saya beruntung ikut menyaksikan langsung upacara pembukaan yang meriah dan bersejarah itu.

Upacara pembukaan Asian Games 2018 berlangsung megah dan meraih (Dokpri)
Upacara pembukaan Asian Games 2018 berlangsung megah dan meraih (Dokpri)
Sungguh upacara pembukaan yang tak biasa. Pertunjukan yang penuh sensasi, penuh emosi, penuh makna dan pastinya penuh energi sebagaimana tema Asian Games 2018 "Energy of Asia".

Indonesia sukses menjadi bangsa terdepan yang menggelorakan semangat negara-negara Asia. Semangat untuk maju. Semangat perdamaian yang ditandai "bersatunya" Korea Selatan dan Korea Utara yang hadir bersamaan di acara pembukaan. 

Tidak hanya sukses di acara pembukaan, para atlet kita yang bertanding di lapangan pun sukses menorehkan banyak prestasi. Target masuk 10 besar negara pengumpul medali terbanyak pun sepertinya sudah pasti berhasil diraih.

Tak henti-hentinya atlet kita menyumbang medali untuk Indonesia. Tiada hari tanpa medali. Tiada hari tanpa medali emas. Bahkan, emas pertama Indonesia sudah diraih pada hari pertama penyelenggaraan perlombaan. 

Banyak kejutan terjadi. Cabang olahraga yang tak pernah ditarget medali, justru mampu mengukir prestasi. Doa, dukungan, dan energi seluruh masyarakat Indonesia yang menyaksikan langsung di lapangan pertandingan atau di rumah terbukti mampu memompa semangat para atlet untuk tampil luar biasa.

Jakabaring Bowling Center dibangun atas partisipasi pihak swasta (Foto: tribunnews.com)
Jakabaring Bowling Center dibangun atas partisipasi pihak swasta (Foto: tribunnews.com)
Tiga hari menjelang penutupan, Indonesia masih bertengger di posisi 4 klasemen dengan meraih total 87 medali dengan rincian 30 emas, 22 perak, dan 35 perunggu. Pencak silat menjadi cabang olahraga penyumbang medali terbanyak.    

Masih ada harapan untuk terus menambah medali. Satu hal yang pasti, ini adalah prestasi bersejarah. Ini adalah rekor pencapaian medali terbanyak Indonesia di sepanjang keikutsertaan Asian Games.                          

Kita bangga atas pencapaian ini. Indonesia mampu membuktikan diri sebagai bangsa yang besar, bangsa yang maju, bangsa yang berani menghadapi tantangan dan akhirnya berhasil menjadi bangsa pemenang.

Kita bersatu

Lebih dari sekadar keuntungan berupa pembangunan fisik dan ekonomi yang mungkin didapatkan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018, hal yang terpenting adalah semangat persatuan dan kesatuan.

Tak bisa dimungkiri, beberapa waktu belakangan, beberapa kejadian yang mengarah pada gesekan sosial sudah sering terjadi. Kebanyakan pemicunya adalah terkait kontestasi politik yang sedang terjadi.

Penyebaran berita bohong, fitnah dan hoaks di media sosial terjadi secara massif. Timbullah saling curiga antara satu sama lain. Aroma-aroma permusuhan dan perpecahan merebak dimana-mana. Lebih menakutkan lagi, sentimen-sentimen bernuansa SARA juga terus digunakan.

Ini jelas sangat membahayakan. Kita belajar dari beberapa negara yang mengalami carut marut bahkan kehancuran ketika bibit-bibit konflik perpecahan tak mampu lagi ditangani dengan baik.            

Asian Games 2018 menjadi momen strategis untuk mempersatukan energi seluruh anak bangsa ini, terlepas apapun pandangan politiknya masing-masing. Kita dipersatukan oleh semangat keindonesiaan. Semangat untuk menjadikan nama Indonesia kian harum di mata dunia.

Salah satu momen paling haru dan menyejukkan terjadi ketika Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang akan berkompetisi di Pilpres mendatang, bisa duduk berdampingan menonton pertandingan atlet Indonesia di cabang olahraga pencak silat. 

Presiden Jokowi dan Prabowo berpelukan merayakan kesuksesan (Foto: kompas.com)
Presiden Jokowi dan Prabowo berpelukan merayakan kesuksesan (Foto: kompas.com)
Mereka juga berpelukan dibawah bendera merah putih yang dibawa seorang atlet Indonesia yang baru saja berhasil meraih medali emas untuk Indonesia. Momen ini seolah menjadi "oase penyejuk" di tengah runcingnya perseteruan antar pendukung yang terus terjadi beberapa waktu belakangan ini. 

Terbukti bahwa semangat dan sportivitas olahraga adalah bahasa universal yang mampu mempersatukan. Jika Korea saja bisa "dipersatukan" oleh ajang Asian Games 2018, terlebih lagi elemen bangsa ini yang notabene senasib, sepenanggungan, bahkan seperjuangan untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.      

Pada pelaksanaan Asian Games 2018, berbagai pihak juga ikut memberikan kontribusi demi suksesnya penyelenggaraan pesta akbar ini. Sebagai contoh. venue olahraga boling di Jakabaring, Palembang yang menghabiskan biaya puluhan miliar rupiah dan diklaim sebagai terbaik di dunia, ternyata disumbangkan oleh pihak swasta yaitu APP Sinar Mas. 

Indonesia maju 

Banyak manfaat yang bisa didapatkan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Salah satunya seperti dilansir situs setkab.go.id yang mengatakan bahwa penyelenggaraan ajang olahraga internasional Asian Games memiliki dampak langsung dan tidak langsung yang berkontribusi terhadap pariwisata. 

Dampak langsungnya yakni peningkatan kunjungan wisman, berkembangnya infrastruktur, serta peningkatan ekonomi. Sementara, dampak tidak langsungnya yakni media value yang tinggi, nama Indonesia akan menjadi sorotan sekitar 200 negara yang menayangkan Asian Games 2018. 

Pemerintahan DKI Jakarta, seperti disampaikan Wakil Gubernur, Sandiaga Uno mengakui bahwa ajang Asian Games 2018 memiliki dampak langsung yaitu terbukanya lapangan kerja di DKI Jakarta.

Dukungan dan antuasias warga menyambut Asian Games 2018 (Dokpri)
Dukungan dan antuasias warga menyambut Asian Games 2018 (Dokpri)
Pelaksanaan Asian Games 2018 menjadi pembuktian bahwa ketika sudah yakin, mampu dan bersatu, kita mampu melakukan banyak hal menuju Indonesia maju. 

Kesuksesan Indonesia sebagai penyelenggara Asian Games 2018 merupakan spirit berharga menuju Indonesia maju. Indonesia sudah membuktikan pada dunia bahwa bangsa ini mampu menjadi inspirator kebangkitan negara-negara Asia. Mampu menjadi tuan rumah dan menyelenggarakan event bertaraf internasional. 

Ke depan, kita yakin dan kita mampu melakukan lompatan-lompatan besar lainnya untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara besar yang memiliki identitas, kekayaan dan kebanggaan sebagai sebuah bangsa.

Kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 menunjukkan bahwa kita sudah berada di jalan yang benar menuju Indonesia maju. Sekali lagi, intinya adalah kita harus yakin bahwa kita mampu dan tentunya kita harus bersatu. Jayalah Indonesia.     

***

Jambi, 30 Agustus 2018  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun