Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

5 Kontingen yang "Mencuri" Perhatian di Pembukaan Asian Games 2018

20 Agustus 2018   23:14 Diperbarui: 20 Agustus 2018   23:38 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bersyukur ikut menyaksikan langsung upacara pembukaan Asian Games 2018 di stadion Gelora Bung Karno (GBK). Sungguh akan menjadi pengalaman tak terlupakan di dalam hidup saya, karena bisa menyaksikan aksi-aksi memukau mahakarya anak bangsa di setiap segmen pertunjukannya.

Satu hal yang menarik dan selalu ditunggu-tunggu pada acara pembukaan pesta olahraga internasional adalah parade kontingen negara-negara peserta. Saat menyaksikan respon penonton di GBK dan tentunya menurut pendapat pribadi, ada 5 kontingen yang paling menarik perhatian diantara total 45 negara peserta. 

Saya tidak akan menyebut Indonesia. Sebagai tuan rumah, tentu wajar saja kontingen ini yang mendapat sorak-sorai paling gemuruh. Dengan jumlah peserta kontingen terbanyak dan tampil paling akhir, membuat penonton punya banyak waktu untuk terus-menerus meneriakkan nama Indonesia. 

Bukan Indonesia, bukan pula Cina atau Jepang yang bisa dikatakan sebagai kandidat juara umum Asian Games kali ini. Langsung saja, berikut 5 kontingen tersebut.

Korea

Parade kontingen ini termasuk yang paling ditunggu-tunggu. Beberapa tahun belakangan, konflik di semenanjung Korea yang melibatkan Korea Utara dan Korea Selatan sudah menyita perhatian dunia. 

Indonesia sebagai tuan rumah sudah berkali-kali menyatakan bahwa Asian Games akan digunakan sebagai pembawa pesan untuk meredakan ketegangan antar dua negara. Sorot kamera di GBK menunjukkan pimpinan dua negara tersebut ternyata turut hadir dan ikut melambaikan tangan ke arah kontingen tim yang memasuki lapangan.  

Hal menarik lainnya, tidak ada sebutan kontingen Korea Selatan atau Korea Utara melainkan bergabung menjadi kontingen Korea.

China Taipei

Kontingen ini mendapat gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai dari penonton sebagai apresiasi atas spanduk yang mereka bawa. Spanduk yang dibentangkan tersebut bertuliskan "Terimakasih, We Love Jakarta."

Kontingen Cina Taipei (Foto: antarafoto.com)
Kontingen Cina Taipei (Foto: antarafoto.com)
Timor Leste

Negara ini pernah menjadi bagian dari Indonesia selama kurang lebih 24 tahun. Sejarah akhirnya mencatat, Timor timur (nama saat menjadi provinsi ke-27 di Indonesia) lewat referendum akhirnya memilih melepaskan diri dari Indonesia. 

Saya merasakan langsung tepuk tangan meriah penonton yang menyambut kehadiran kontingen ini seolah ingin menyapa dan menyambut dengan hangat kehadiran si "saudara muda".          

Palestina

Sorak sorai dan gemuruh penonton langsung pecah sesaat setelah pembawa acara menyebut nama "Palestina". Teriakan penuh semangat langsung berkumandang menyebutkan "Palestin....Palestin...." hingga beberapa saat. 

Warga Indonesia sepertinya sudah telanjur punya keakraban emosi dan perasaan yang sangat mendalam terhadap negara ini. Pemerintah Indonesia pun sudah terang-terangan menyatakan sikap politiknya yaitu memberikan dukungan pada negara Palestina.

Kontingen Palestina (Foto: liputan6.com)
Kontingen Palestina (Foto: liputan6.com)
Keprihatinan terhadap konflik kemanusiaan yang masih terjadi di negara tersebut terus mengundang aksi simpati anak bangsa ini.

Pemandangan tak kalah mengharukan juga terjadi kala Indonesia harus berhadapan dengan Palestina di cabang olahraga sepakbola, beberapa hari sebelumnya. Pertandingan tersebut dimenangkan Palestina dengan skor 2-1.

Yang menarik, saat pertandingan usai, para pemain dari dua kesebelasan langsung berpelukan dengan sangat akrab, seolah ingin saling memotivasi satu sama lain. Bahkan, para suporter Indonesia pun turut membentangkan bendera Palestina sebagai bentuk dukungan.

Malaysia 

Secara pribadi, saya agak kuatir di detik-detik menjelang kontingen negara tetangga ini dipanggil. Beberapa kejadian beruntun yang menunjukkan rivalitas Indonesia-Malaysia menjadi penyebabnya. 

Pada setiap pertandingan olahraga antar kedua negara, selalu menjadi laga yang sarat emosi dan pertaruhan gengsi. Ini sudah berulangkali terjadi. Di media sosial, saling ejek bahkan saling hujat tak terelakkan lagi.

Kontingen Malaysia (Foto: merdeka.com)
Kontingen Malaysia (Foto: merdeka.com)
Saya sangat menguatirkan respon buruk yang mungkin terjadi. Saya sempat membayangkan akan ada cemoohan atau ejekan dari penonton. Bersyukurlah, itu tak terjadi. Para penonton tetap memberikan tepuk tangan meriah tanda penyambutan sebagaimana saat menyambut negara-negara lain.      

Pada akhirnya, kedewasaan sikap penonton yang hadir di GBK malam itu kian melengkapi kesuksesan dan kelancaran keseluruhan acara pembukaan Asian Games 2018. Indonesia patut bersyukur sekaligus bangga untuk pencapaian dan momen bersejarah ini. Indonesia Raya. Indonesia Jaya.    

***

Jambi, 20 Agustus 2018

            

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun