Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dedikasi "Atlet Api Indonesia" Dukung Asian Games 2018

14 Agustus 2018   23:10 Diperbarui: 14 Agustus 2018   23:25 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemadaman kebakaran oleh tim gabungan (Foto: tribunnews.com)

Sejarah mencatat, pada pelaksanaan Asian Games 1962 di Jakarta, bisa dikatakan Indonesia sukses besar selaku penyelenggara. Kesiapan dan pelayanan Indonesia sebagai tuan rumah benar-benar mendapat pujian dari negara-negara lain.

Lebih manis lagi, kesuksesan sebagai tuan rumah juga diikuti dengan kesuksesan para atlet yang berlaga. Hasil pertandingan selama hampir sebulan penuh itu akhirnya menempatkan Indonesia sebagai runner up atau juara umum ke-2, di bawah Jepang. Indonesia berhasil meraih total 77 medali yang terdiri dari 21 emas, 26 perak, dan 30 perunggu.

Harap-harap cemas setelah Indonesia resmi ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 2018 ini tentu ada. Pertanyaan kita bersama, mampukah Indonesia mengulang sukses seperti di tahun 1962 ?.

Dengan energi, semangat dan dukungan bersama tentu tak ada yang perlu diragukan. Mengulang kesuksesan di tahun 1962 sangat realistis untuk diwujudkan. Kita punya porsi dan peran yang berbeda-beda untuk turut menyukseskan acara akbar ini.

Kita bisa belajar dari kesungguhan para "atlet api Indonesia" yang setiap harinya sudah membuktikan perjuangan dan dedikasi tinggi untuk turut menyukseskan Asian Games 2018. Perjuangan mereka tak pernah surut meski pekerjaan berisiko besar ini jarang mendapat lampu sorot media.

Seperti yang disampaikan Victorio, mereka tak mau Indonesia malu di mata dunia karena dianggap tak mampu mengendalikan kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan asap tersebar kemana-mana bahkan ke negara tetangga.

Tahun 2015 lalu, Indonesia punya pengalaman buruk dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan. Waktu itu, berbulan-bulan lamanya kabut asap menyelimuti beberapa provinsi di pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.

Di pulau Sumatera, provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan masuk dalam kategori yang terparah. Berhektar-hektar hutan dan lahan ludes dilalap api. Kabut asap yang terjadi membuat sendi-sendi kehidupan warga cukup terganggu. Banyak jadwal penerbangan dibatalkan, sekolah diliburkan, banyak warga juga yang mengalami gangguan kesehatan akibat terpapar asap.  

Setelah peristiwa naas itu, Indonesia sudah mulai berbenah. Setiap tahunnya, jumlah titik panas (hotspot) menurun secara drastis. Kesungguhan dan kerja keras para pihak, terbukti ampuh dan membuahkan hasil.

Pemadaman kebakaran oleh tim gabungan (Foto: tribunnews.com)
Pemadaman kebakaran oleh tim gabungan (Foto: tribunnews.com)
Jauh-jauh hari, Kementerian LHK memang sudah mewanti-wanti agar kejadian kebakaran hutan dan lahan bisa dikendalikan sejak dini agar tak mengganggu pelaksaan Asian Games 2018.

Dari data yang dirilis menlhk.go.id, khusus di Sumatera Selatan, sejumlah 303 personil Manggala Agni disiagakan, yang tersebar di 4 Daerah Operasi (Daops) yaitu Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Lahat, ditambah personil dari Brigade Dalkarhutla di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan dan Balai Taman Nasional Berbak Sembilang serta dari KPHP yang berada di Sumatera Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun