Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saatnya Menyebarkan Energi Baik Melalui Tulisan

28 Juli 2018   14:17 Diperbarui: 28 Juli 2018   14:37 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: motivasinews.com)

Sehari setelah menulis artikel "Mengenang Syafiuddin Kartasasmita, Sampai Mati Melawan Korupsi", saya mendapat kejutan karena ada seseorang yang berkirim pesan pribadi via WhatsApp mengonfirmasi tulisan tersebut apakah benar karya saya.

Setelah saya jawab, "iya, benar", ia memperkenalkan diri sebagai keponakan almarhum. Selanjutnya ia menyampaikan pesan salam dari anggota keluarga yang lain (ibu dan tantenya).         

Ya, tentu saja itu kejutan yang menyenangkan. Tulisan sederhana yang saya buat sudah dibaca dan diapresiasi langsung oleh anggota keluarga tokoh yang saya tulis. Kebahagiaan yang berlipat ganda karena Tim Kompasiana pun sudah melabeli artikel tersebut sebagai "Artikel Utama".    

Semakin hari saya menyadari bahwa menulis adalah aktivitas yang menyenangkan. Melalui tulisan, saya bisa berkomentar tentang banyak hal, berbagi kegelisahan, menyampaikan kritikan/gagasan dan hal-hal lainnya.

Pada setiap tulisan yang sudah terpublikasikan, kita tak pernah tahu ada kejutan-kejutan menyenangkan yang bisa tiba-tiba datang. Saya sudah mengalaminya beberapa kali. Yang terbaru, saya juga terpilih untuk mengikuti Writingthon Asian Games yang akan dilaksanakan di Jakarta, pertengahan Agustus mendatang.          

Energi baik

Lalu, bisakah tulisan digunakan sebagai media untuk menyebarkan ide, semangat, dan energi kebaikan ?. Tentu saja bisa. Belakangan kita memang sangat resah dengan penyebaran konten-konten negatif khususnya di dunia maya.

Berbagai berita bohong, fitnah, kebencian, provokasi, bahkan teror tersebar luas di media sosial dan menjadi konsumsi sehari-hari para pengguna. Di era kemajuan teknologi informasi saat ini, berbagai informasi bisa tumpah ruah dalam hitungan detik laksana "air bah".

Menjadi persoalan, tak semua informasi tersebut berguna. Kebanyakan justru merupakan informasi "sampah" karena selain tak berguna, ia juga berbahaya karena mengandung kebohongan dan bisa menyesatkan kita jika tak hati-hati saat membacanya.

Situasinya kian rumit ketika mereka yang sedang berebut kuasa juga secara sadar memanfaatkan media sosial untuk menebar propaganda ke publik. Terjadilah seperti hari-hari ini. Ruang media sosial dipenuhi dengan aksi saling klaim, saling sindir, saling ejek bahkan saling hujat antara satu sama lain.

Energi kita akan habis jika sekadar ikut hanyut dalam perdebatan yang sepertinya takkan ada ujungnya tersebut. Lebih berbahaya lagi, hanya gara-gara perbedaan pandangan di dunia maya lalu berimbas pada buruknya hubungan dengan sesama di dunia nyata. Sangat merugikan, pastinya.   

Kita bersyukur bahkan patut berterima kasih pada para pegiat media sosial yang hingga kini masih tetap konsisten menebar energi kebaikan.   

Mereka yang sigap dan terus "berperang" menangkal informasi hoaks dengan mencari dan menyebarluaskan informasi yang sebenarnya. Mereka yang tetap menebar semangat dan inspirasi persatuan, toleransi serta kebaikan di tengah-tengah maraknya potensi ancaman perpecahan.     

Ada lagi kelompok-kelompok yang mendirikan situs web yang secara khusus menampung sekaligus menyebarluaskan tulisan tentang hal-hal baik yang ada di tengah-tengah masyarakat kita.

Dengan optimis dan gigih, mereka terus menularkan semangat dan energi kebaikan dengan tujuan kita semua tetap bersatu dan bangga menjadi bagian dari satu bangsa yang sama yaitu Indonesia.  

Bagaimana dengan kita ?. Apa yang sudah serta akan kita lakukan?. Apakah sehari-harinya sekadar menambah kebisingan di media sosial dengan ikut-ikutan berkomentar atau bahkan menebar konten informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya ?.      

Bisa menahan diri untuk tidak ikut-ikutan menjadi penyebar konten berita/informasi negatif memang sudah baik. Namun hal yang lebih baik adalah ikut berperan aktif sebagai pembuat dan penyebar energi kebaikan melalui tulisan.

Tidak ada alasan. Kita pasti bisa melakukannya asalkan punya niat/keinginan yang kuat dan tentunya terus mau belajar. Media sosial harus dibanjiri dengan konten-konten tulisan positif yang memancarkan energi kebaikan untuk kehidupan. Inilah saatnya.   

Hanya dengan itu, kita bisa berharap bangsa Indonesia ini akan bertambah maju. Ketika seluruh anak bangsa memiliki dan bisa saling memancarkan energi kebaikan satu sama lain, tentu akan menjadi sumber energi maha dahsyat untuk membangun bangsa ini.                   

Jangan pernah meragukan apalagi meremehkan kekuatan tulisan. Ingatlah, Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) pernah menulis buku "Als Ik Eens Nederlander Was" (Seandainya Aku Seorang Belanda). Buku yang hanya setebal 16 halaman itu ternyata disebut-sebut telah "melahirkan" orang Indonesia.  

***

Jambi, 28 Juli 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun