Atlet Indonesia di cabang olahraga atletik, Lalu Muhammad Zohri menjadi bahan perbincangan publik, usai berhasil meraih gelar juara dunia lari 100 meter putra U-20 di Tampere, Finlandia. Â Â Â
Ini merupakan catatan prestasi tersendiri buat atletik Indonesia. Prestasi terbaik sebelumnya terjadi 32 tahun lalu, pada nomor penyisihan 100 meter atas nama Indra Nugraha dengan catatan waktu 10.77 detik.
Zohri yang baru berusia 18 tahun meraih medali emas dengan catatan waktu 10.18 detik. Ia mengungguli para favorit juara seperti duo Amerika, Anthony Schwartz  (10.22) dan Eric Harrison (10.22) serta sprinter Afrika Selatan Thembo Monareng (10,23). Atlet Inggris, Dominic Ashwell mencatat waktu 10.25 detik.
Sebagai warga Indonesia, kita tentunya bangga dengan capaian prestasi yang diraih Zohri. Prestasi Zohri ibarat oase di tengah "dahaga" berkepanjangan prestasi olahraga kita dari tahun ke tahun.
Indonesia hampir selalu kalah bersaing dengan negara-negara lain di cabang olahraga apapun. Bulutangkis bisa dikatakan satu-satunya cabang olahraga yang bisa dibanggakan karena rutin menyumbang prestasi. Â Â Â Â Â
Prestasi Zohri juga menyiratkan harapan besar karena tinggal menghitung hari, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertandingan olahraga negara-negara Asia (Asian Games) yang berlangsung di Jakarta dan Palembang. Â
Sekali lagi, prestasi Zohri memang layak diapresiasi karena kita yakin dan percaya itu semua bisa diraihnya karena kesungguhan dan ketekunan berlatih. Kita juga berterima kasih pada Zohri yang sudah membuat nama Indonesia harum di mata dunia.
Sewajarnya
Namun, sepertinya harus diingatkan bahwa kita jangan larut dalam euforia berlebihan. Kita harus bisa menahan diri untuk memberikan apresiasi dan motivasi pada siapapun atlet kita yang berprestasi (termasuk Zohri) secara sewajarnya. Â Â
Apa maksudnya?. Terus terang saya agak kuatir dengan kebiasaan kita dalam memperlakukan para atlet kita. Sering kita memperlakukan atlet dengan kurang wajar. Ketika ada atlet berprestasi, kita ramai-ramai memuji dan mengapresiasinya setinggi langit. Tapi ketika ia gagal berprestasi, seketika itu pula caci maki dan hujatan kita lontarkan.
Saat ini, lebih baik memberi kesempatan dan motivasi pada Zohri untuk lebih banyak lagi mengukir prestasi daripada memberikan sanjung puji yang terlalu berlebih dan berpotensi membuatnya cepat berpuas diri.Â