Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Waspada Karhutla dan Sukses Asian Games 2018

7 Juli 2018   00:30 Diperbarui: 7 Juli 2018   00:35 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara pelaksanaan Asian Games 2018 dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sekilas memang seolah tak berkaitan sama sekali. Asian Games adalah pesta sekaligus pertandingan olahraga antar negara se benua Asia, sementara karhutla adalah salah satu peristiwa/bencana di bidang lingkungan hidup.      

Tapi, benarkah keduanya tidak berkaitan ?. Sejenak kita mundur ke belakang tepatnya tiga tahun silam yaitu tahun 2015. Ya, saat itu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang cukup hebat melanda 5 (lima) provinsi di tanah air, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Kebakaran yang terjadi menyebabkan asap pekat yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Data WALHI per Oktober 2015; sekitar 25,6 juta orang terpapar asap dan mengakibatkan 324.152 jiwa yang menderita ISPA dan pernafasan lain akibat asap. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) melampaui batas berbahaya. Nyawa 12 orang anak-anak melayang akibat asap; 4 balita di Kalteng, 3 orang di Jambi, 1 orang di Kalbar, 3 di Riau dan 1 orang di Sumsel.

Kerugian secara ekonomi pun sudah menyentuh angka yang cukup fantastis. Bank Dunia menyebutkan kebakaran hutan dan lahan Juni-Oktober telah memusnahkan 2,6 juta hektar hutan dan lahan pertanian di seluruh Indonesia.

kebakaran hutan dan lahan (Foto: okezone.com)
kebakaran hutan dan lahan (Foto: okezone.com)
Biaya ekonomi yang harus ditanggung Indonesia diperkirakan mencapai Rp.221 triliun atau sekitar US$ 16,1 miliar, setara dengan 1,9 persen dari prediksi Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2015. Sebagai perbandingan, biaya untuk membangun kembali Aceh setelah dilanda tsunami hebat tahun 2004 hanya mencapai sekitar US$ 7 miliar.              

Situs mongabay.co.id  dalam laporan "Kilas Balik Peristiwa Lingkungan 2015" mencatat; bulan Oktober 2015, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merilis luas lahan terbakar 1 Juli-20 Oktober 2015 mencapai 2.089.911 hektar dengan rincian 618.574 hektar lahan gambut dan 1.471.337 hektar non gambut. Kebakaran ini setara 32 kali luas Jakarta atau empat kali Pulau Bali.

Kasus karhutla yang terjadi di Indonesia pun sontak mendapat perhatian dari dunia internasional. Negara-negara tetangga yang ikut terpapar asap akibat karhutla, mengajukan protes secara resmi kepada pemerintah Indonesia.

Sukses Asian Games 

Demi kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018, seluruh elemen bangsa ini memang mau tak mau harus ikut terlibat di dalamnya. Indikator kesuksesan penyelenggaran selaku tuan rumah tentu bisa diukur dari kelancaran, keamanan dan kenyamanan di sepanjang pelaksanaan kegiatan.

Untuk itulah pemerintah berusaha semaksimal mungkin melakukan percepatan pembangunan/perbaikan infrastruktur dimana-mana. Pemerintah berharap setiap target waktu dan mutu penyelesaian pekerjaan bisa selesai sebagaimana direncanakan.

Demikian halnya upaya-upaya mempromosikan event ini terus dilakukan di berbagai media dan kesempatan. Sekalipun hanya kota Palembang dan Jakarta yang ditunjuk selaku penyelenggara, namun euforia penyambutan Asian Games sudah terasa di seluruh penjuru nusantara. Berbagai baliho, spanduk, banner ,dan media informasi lainnya tentang Asian Games 2018 bertebaran dimana-mana.

Media promosi meramaikan Asian Games (Foto: indosport.com)
Media promosi meramaikan Asian Games (Foto: indosport.com)
Para pejabat negara tanpa terkecuali turut mempromosikan semangat"Energy of Asia" yang menjadi salah satu tema Asian Games 2018. Presiden Jokowi misalnya pada beberapa kesempatan dengan bangganya mengenakan jaket Asian Games sebagai media promosi.           

Selain dua hal diatas, tentu banyak hal penting lainnya yang mesti diperhatikan. Salah satunya, pemerintah juga harus tetap mewaspadai terjadinya karhutla apalagi saat ini sudah memasuki masa-masa kemarau.

Tak terbayangkan betapa malunya bangsa jika peristiwa karhutla hebat yang terjadi 2015 lalu justru terjadi lagi bersamaan dengan acara besar Asian Games 2018.

Kita ingat saat peristiwa karhutla 2015 lalu, orang-orang terpaksa harus menggunakan masker setiap saat agar tak menghirup udara yang sudah bercampur asap. Sekolah diliburkan. Banyak penerbangan yang terpaksa dibatalkan. Intinya, aktivitas masyarakat benar-benar terganggu saat itu.     

Kewaspadaan terasa semakin perlu ditingkatkan mengingat Palembang (Sumatera Selatan) selaku salah satu pusat penyelenggaraan Asian Games, termasuk daerah yang paling rawan terjadinya karhutla. Pada peristiwa karhutla 2015 lalu, Sumatera Selatan juga termasuk yang paling parah terpapar bencana asap.    

Di pulau Sumatera, selain Sumatera Selatan, daerah "langganan" karhutla adalah Riau dan Jambi. Kebetulan tiga provinsi "bertetangga" ini memang banyak menyimpan potensi lahan gambut yang di satu sisi memang rentan terbakar dan ketika sudah terbakar, akan sangat sulit dipadamkan.

Upaya mewaspadai agar karhutla tak terjadi lagi memang terus dilakukan oleh pemerintah. Berbagai terobosan dilakukan guna memastikan peristiwa tersebut tak terjadi lagi. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat sama-sama memiliki peran penting.          

Presiden Jokowi pada Rapat Koordinasi Nasional Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan tahun 2016 lalu sudah menekankan pentingnya pencegahan dengan menerapkan sistem peringatan dini kebaran hutan dan lahan. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, kebakaran hutan dan lahan bisa dicegah dan diantisipasi sejak dini. 

Kita bersyukur, sejak peristiwa karhutla tahun 2015, secara drastis terjadi penurunan jumlah titik api (hotspot) di berbagai daerah tanah air pada tahun-tahun berikutnya termasuk tahun ini. Upaya bersinergi yang dilakukan pemerintah bersama dengan pihak swasta dan masyarakat telah berjalan cukup optimal.

Meski demikian, tingkat kewaspadaan kita tentu saja tak boleh kendur. Kita berharap, jangan ada lagi asap akibat kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Selamatkan lingkungan hidup kita, selamatkan juga wajah/kehormatan bangsa ini yang akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018, mulai Agustus mendatang. Jayalah Indonesia     

***

Jambi, 7 Juli 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun