Rekaman video amatir dari barisan tribun penonton pertandingan putaran Final Piala Dunia 2018 beredar luas di dunia maya. Suporter Timnas Jepang dan Senegal melakukan aksi simpatik dengan mengumpulkan sampah yang berserakan. Aksi itu dilakukan sesaat setelah pertandingan selesai.
Kebetulan, Timnas sepakbola dua negara tersebut sama-sama memenangkan pertandingan awalnya. Senegal berhasil mengalahkan Polandia dengan skor 2-1. Sementara Jepang berhasil menumbangkan Kolombia dengan skor yang sama.
Kemenangan kedua tim yang sama-sama berada di grup H tersebut cukup mengejutkan lantaran mereka justru tidak diunggulkan dalam berbagai prediksi dan analisis pengamat sepakbola. Â
Kemenangan Timnas Jepang dan Senegal terasa kian lengkap oleh aksi simpatik yang dilakukan suporter mereka dan mendapat banyak pujian. Memang muncul pemikiran agak nakal, mungkinkah aksi simpatik itu dilakukan hanya lantaran timnas mereka menang ?. Seandainya kalah, apakah aksi simpatik itu tetap dilakukan para suporter ?.
Bukankah sebenarnya selalu ada pilihan bagi para suporter, begitu peluit tanda pertandingan usai, mereka dapat segera pulang meninggalkan stadion dalam kondisi yang serba kotor dan larut dalam perayaan kemenangan di luar lapangan? Â Â
Menurut saya, aksi yang dilakukan suporter bisa bisa dikatakan sama berharganya dengan perjuangan para pemain di dalam lapangan yang sama-sama sedang ingin mengharumkan nama negaranya di mata dunia.
Aksi yang mereka lakukan secara tidak langsung sedang memamerkan karakter dan budaya bangsa mereka yang tertib, sadar dan cinta kebersihan. Bukankah aksi dan perilaku para warga merupakan cerminan budaya sebuah bangsa ?.
Piala Dunia adalah gelaran pesta akbar sepakbola antar negara yang ada di berbagai belahan benua. Ini menjadi kesempatan emas bagi setiap kontestan untuk memproklamirkan keunggulan negaranya masing-masing.
Bukan sekadar prestasi dan kemenangan, melainkan juga soal sikap para pemain dan pendukung di dalam luar lapangan sepakbola.
Jepang dan Senegal memang tidak termasuk dalam jajaran kandidat kuat pemenang Piala Dunia 2018 ini. Catatan sejarah, prestasi dan kekuatan sepakbola mereka masih agak tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Eropa atau Amerika Latin. Â
Namun, kiprah dua negara tersebut di Piala Dunia 2018 ini mungkin akan tetap dikenang sampai kapanpun karena aksi simpatik yang pernah dilakukan para suporternya di dalam stadion.
Pertandingan putaran final Piala Dunia 2018 masih baru memasuki pertandingan awal di babak fase grup, namun suporter Jepang dan Senegal sepertinya sudah berhasil memenangkan "gelar" sebagai suporter dengan aksi paling simpatik. Â Â Â Â
Kita bisa mengambil banyak pelajaran penting dari kemeriahan pesta akbar Piala Dunia 2018 ini. Tidak hanya soal mimpi dan harapan keikutsertaan Timnas kita di Piala Dunia yang sejak dulu sudah dikumandangkan dan entah kapan akan terwujud.
Sebagai suporter, kita juga harus belajar dan mempersiapkan diri tidak sekadar menjadi pendukung fanatik tetapi sekaligus menjadi suporter yang baik dengan aksi-aksi simpatik yang mencerminkan Indonesia sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya.
Berbagai aksi kerusuhan antar suporter sepakbola kita yang sering terjadi dan menimbulkan banyak korban, membuktikan bahwa perjuangan membentuk timnas sepakbola yang bisa tampil di putaran final Piala Dunia sama beratnya dengan membentuk karakter suporter sepakbola kita.
Mari sama-sama belajar sambil menikmati tontonan Piala Dunia 2018 ini. Jangan nonton bola tanpa kacang garuda. Â
***
Jambi, 20 Juni 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H