Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Memuji Aksi Simpatik Suporter Piala Dunia 2018

20 Juni 2018   18:36 Diperbarui: 21 Juni 2018   05:51 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: bolatimes.com)

Rekaman video amatir dari barisan tribun penonton pertandingan putaran Final Piala Dunia 2018 beredar luas di dunia maya. Suporter Timnas Jepang dan Senegal melakukan aksi simpatik dengan mengumpulkan sampah yang berserakan. Aksi itu dilakukan sesaat setelah pertandingan selesai.

Kebetulan, Timnas sepakbola dua negara tersebut sama-sama memenangkan pertandingan awalnya. Senegal berhasil mengalahkan Polandia dengan skor 2-1. Sementara Jepang berhasil menumbangkan Kolombia dengan skor yang sama.

Kemenangan kedua tim yang sama-sama berada di grup H tersebut cukup mengejutkan lantaran mereka justru tidak diunggulkan dalam berbagai prediksi dan analisis pengamat sepakbola.  

Kemenangan Timnas Jepang dan Senegal terasa kian lengkap oleh aksi simpatik yang dilakukan suporter mereka dan mendapat banyak pujian. Memang muncul pemikiran agak nakal, mungkinkah aksi simpatik itu dilakukan hanya lantaran timnas mereka menang ?. Seandainya kalah, apakah aksi simpatik itu tetap dilakukan para suporter ?.

Aksi simpatik suporter Senegal (Foto: bolatimes.com)
Aksi simpatik suporter Senegal (Foto: bolatimes.com)
Daripada berandai-andai, tentu lebih baik kita melihat fakta yang ada. Bagaimanapun, aksi simpatik para suporter kedua negara tersebut sangat layak diapresiasi dan ditiru oleh suporter lain.        

Bukankah sebenarnya selalu ada pilihan bagi para suporter, begitu peluit tanda pertandingan usai, mereka dapat segera pulang meninggalkan stadion dalam kondisi yang serba kotor dan larut dalam perayaan kemenangan di luar lapangan?    

Menurut saya, aksi yang dilakukan suporter bisa bisa dikatakan sama berharganya dengan perjuangan para pemain di dalam lapangan yang sama-sama sedang ingin mengharumkan nama negaranya di mata dunia.

Aksi simpatik suporter Jepang (Foto: kompas.com)
Aksi simpatik suporter Jepang (Foto: kompas.com)
Para suporter bahkan memainkan peran ganda sekaligus. Tidak sekadar menjadi pendukung fanatik bagi timnas negaranya yang sedang bertanding, namun sekaligus menjadi suporter yang baik dengan aksi-aksi simpatik dan mengundang pujian.

Aksi yang mereka lakukan secara tidak langsung sedang memamerkan karakter dan budaya bangsa mereka yang tertib, sadar dan cinta kebersihan. Bukankah aksi dan perilaku para warga merupakan cerminan budaya sebuah bangsa ?.

Piala Dunia adalah gelaran pesta akbar sepakbola antar negara yang ada di berbagai belahan benua. Ini menjadi kesempatan emas bagi setiap kontestan untuk memproklamirkan keunggulan negaranya masing-masing.

Bukan sekadar prestasi dan kemenangan, melainkan juga soal sikap para pemain dan pendukung di dalam luar lapangan sepakbola.

Jepang dan Senegal memang tidak termasuk dalam jajaran kandidat kuat pemenang Piala Dunia 2018 ini. Catatan sejarah, prestasi dan kekuatan sepakbola mereka masih agak tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Eropa atau Amerika Latin.  

Namun, kiprah dua negara tersebut di Piala Dunia 2018 ini mungkin akan tetap dikenang sampai kapanpun karena aksi simpatik yang pernah dilakukan para suporternya di dalam stadion.

Pertandingan putaran final Piala Dunia 2018 masih baru memasuki pertandingan awal di babak fase grup, namun suporter Jepang dan Senegal sepertinya sudah berhasil memenangkan "gelar" sebagai suporter dengan aksi paling simpatik.        

Kita bisa mengambil banyak pelajaran penting dari kemeriahan pesta akbar Piala Dunia 2018 ini. Tidak hanya soal mimpi dan harapan keikutsertaan Timnas kita di Piala Dunia yang sejak dulu sudah dikumandangkan dan entah kapan akan terwujud.

Sebagai suporter, kita juga harus belajar dan mempersiapkan diri tidak sekadar menjadi pendukung fanatik tetapi sekaligus menjadi suporter yang baik dengan aksi-aksi simpatik yang mencerminkan Indonesia sebagai bangsa yang beradab dan berbudaya.

Berbagai aksi kerusuhan antar suporter sepakbola kita yang sering terjadi dan menimbulkan banyak korban, membuktikan bahwa perjuangan membentuk timnas sepakbola yang bisa tampil di putaran final Piala Dunia sama beratnya dengan membentuk karakter suporter sepakbola kita.

Mari sama-sama belajar sambil menikmati tontonan Piala Dunia 2018 ini. Jangan nonton bola tanpa kacang garuda.  

***

Jambi, 20 Juni 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun