Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tanpa Keajaiban Kedua, Liverpool Bisa Juara

26 Mei 2018   16:29 Diperbarui: 26 Mei 2018   16:30 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: lfcglobe.co.uk)

Minggu (26/5) dini hari menjadi puncak penentuan sang juara Liga Champions musim ini. Pertandingan final nanti mempertemukan Real Madrid (Spanyol) menghadapi Liverpool (Inggris). Di semifinal, Real Madrid mengalahkan Bayern Muenchen. Sementara Liverpool menuntaskan perlawanan AS Roma.      

Banyak pendapat yang menyebut Liverpool sebagai "kuda hitam". Jika indikatornya raihan gelar juara mungkin betul. Real Madrid hingga saat ini sudah meraih 12 gelar juara Piala/Liga Champions, sementara Liverpool baru mengoleksi 5 gelar juara.

Dalam empat tahun belakangan, musim 2013-2016, Real Madrid bahkan sudah meraih gelar juara sebanyak 3 kali.

Musim 2013-2014, Real Madrid mengalahkan Atletico Madrid dengan skor 4-1. Musim 2015-2016, menang lewat drama adu penalti, lagi-lagi menghadapi Atletico Madrid. Dan musim lalu 2016-2017, Real Madrid menumbangkan Juventus dengan skor telak 4-1.

Sementara Liverpool terakhir kali meraih gelar juara liga Champions pada musim 2004-2005. Bertanding di Istanbul, Liverpool yang sempat tertinggal 0-3 dari AC Milan justru berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3 dan bahkan memenangi laga lewat adu penalti. Momen itu selalu dikenang sebagai malam keajaiban Istanbul alias Miracle of Istanbul. 

Juara Liga Champions 2004/2005 (Foto: bola.net)
Juara Liga Champions 2004/2005 (Foto: bola.net)
Musim 2006-2007, sebenarnya Liverpool berkesempatan untuk menambah gelar. Namun sayangnya, ambisi mereka digagalkan AC Milan yang memenangi laga dengan skor 2-1 sekaligus berhasil merebut gelar juara.

Layak juara

Menghadapi pertandingan dini hari nanti, berbagai prediksi memang lebih menempatkan Liverpool sebagai tim "kuda hitam". Dengan kata lain, Real Madrid jauh lebih diunggulkan. Andaipun ada yang berani menjagokan Liverpool, semata-mata karena mengingat momen keajaiban di Istanbul, tiga belas tahun silam.

Benarkah Liverpool sedang membutuhkan keajaiban kedua untuk meraih gelar juara dini hari nanti ?. Saya kira, itu jelas merupakan anggapan yang keliru.

Pencapaian yang diraih Liverpool khususnya musim 2017/2018 ini semestinya tak bisa dianggap sebelah mata atau dianggap sebagai faktor keberuntungan saja. Benar bahwa di kompetisi domestik, Liga Inggris, Liverpool hanya finis di posisi keempat dengan raihan poin 75. Sementara sang juara, Manchester City meraih poin 100.

Meski gagal meraih gelar juara, capaian itu sebenarnya tak terlalu buruk. Dengan penampilan yang tidak konsisten, mereka akhirnya tetap berhasil lolos di zona Liga Champions musim depan.

Bahkan dari segi produktivitas gol, Liverpool hanya kalah dibandingkan Manchester City. Liverpool berhasil menyarangkan gol sebanyak 84 kali berbanding 106 gol milik Manchester City.

Di kompetisi Liga Champions, perjuangan Liverpool bahkan sudah dimulai sejak awal karena harus bertarung di babak play off menghadapi Hoffenheim. Dengan agregat 6-3, Liverpool berhasil melaju ke babak fase grup.

Kekuatan dan dominasi Liverpool mulai terlihat di babak ini. Liverpool berhasil lolos ke babak 16 besar dengan status sebagai juara grup. Di fase grup, ketajaman Liverpool mencetak gol benar-benar teruji. Dua kali, Liverpool berhasil mencetak skor telak 7-0 yaitu kala menghadapi Maribor dan Spartak Moskow.

Mungkin ada anggapan Liverpool beruntung karena belum menemukan lawan berat di fase grup. Baik kita lihat catatan berikutnya. Di babak 16 besar, Liverpool bertemu dengan FC. Porto, mantan juara Liga Champions musim 2003-2004. Hasilnya, Liverpool unggul (kembali) dengan skor telak 5-0 dan berhak maju ke babak selanjutnya.  

Di babak perempat final, Liverpool bertemu dengan juara liga Inggris musim ini, Manchester City. Lagi-lagi, Liverpool berhasil menunjukkan keperkasaannya. Mereka menang dengan agregat 5-1.

Di babak Semifinal, giliran AS Roma yang menjadi korban. Di stadion Anfield, AS Roma bertekuk lutut dengan skor besar 2-5. Saat menjadi tuan rumah di stadiun Olympico, AS Roma memang berhasil meraih kemenangan 4-2, namun itu tak cukup, karena Liverpool tetap unggul selisih gol 7-6.

Saya ingin mengatakan, Liverpool musim ini sudah berhasil menunjukkan kekuatan mereka yang sesungguhnya. Mereka memiliki semangat juang dan mental juara yang kuat. Ketajaman lini depan yang dihuni trio MSF (Mane, Salah, Firmino) benar-benar bekerja secara maksimal, menghasilkan gol demi gol untuk Liverpool.

Lupakan anggapan bahwa pencapaian Liverpool yang berhasil maju ke babak final Liga Champions musim ini semata-mata karena keberuntungan. Buang juga pemikiran bahwa Liverpool butuh keajaiban kedua (setelah musim 2004-2005 di Istanbul) untuk mengalahkan Real Madrid dan meraih gelar juara.

Musim ini Liverpool sudah membuktikan bahwa mereka adalah salah satu tim elite Eropa yang punya sejarah panjang dan prestasi di dunia sepakbola. Musim ini, mereka sudah berhasil menempuh jalan terjal, berliku dan tinggal selangkah lagi berhasil merengkuh gelar juara.   

Saya kira, tanpa harus menunggu apalagi berharap terjadinya keajaiban kedua, Liverpool sangat layak menjadi juara liga Champions musim ini.       

***

Jambi, 26 Mei 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun