Lempur merupakan nama desa yang ada di kabupaten Kerinci, provinsi Jambi. Menjadi menarik karena desa ini telah ditetapkan sebagai satu-satunya desa wisata terpadu di kabupaten Kerinci.
Masyarakat desa tersebut juga pernah mendapat penghargaan lingkungan tingkat nasional, Kalpataru 2015 yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Masyarakat lokal desa yang didominasi melayu proto atau melayu tua masih mempertahankan warisan budayanya. Hingga kini masih bisa dijumpai berbagai tarian tradisional serta upacara adat saat merayakan suatu peristiwa seperti panen atau perayaan lainnya.
Keunikan lainnya, Desa Lempur memiliki lima danau sekaligus yakni Danau Lingkat, Danau Nyalo, Danau Duo, Danau Kecik dan Danau Kaco. Kelima danau tersebut mempunyai karakter yang berbeda dan 80 persen masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
***
Alkisah di wilayah Kerinci terdapat sebuah kerajaan yang disebut dengan Puncak Tiga Kaum. Disebut demikian karena kerajaan tersebut dipimpin oleh tiga orang bersaudara sekaligus; Raja Pamuncak Rencong Talang, Raja Pamuncak Tanjung Sari dan Raja Pamuncak Koto Tapus.
Ketiganya dikenal sebagai raja yang arif dan bijaksana. Demi memudahkan roda pemerintahan, mereka membagi tiga wilayah kerajaan tersebut dan masing-masing memiliki tanggung jawab yang sama. Sementara untuk mengambil keputusan yang mungkin akan berdampak luas, ketiganya akan bermufakat untuk memutuskan yang terbaik.
Masyarakat merasa senang dipimpin ketiga raja tersebut. Kehidupan mereka semakin makmur dan sejahtera. Keamanan pun terjaga karena hampir tidak pernah terjadi keributan. Andaipun ada perselisihan diantara warga, biasanya langsung segera bisa diatasi. Warga sangat menghormati sekaligus meneladani para rajanya.
Kebersamaan antar warga juga terjalin erat, terutama saat musim tanam atau panen. Sebagian besar warga memang bekerja sebagai petani. Tidak heran karena didukung faktor alam yang sangat bersahabat; cuaca yang sejuk dan tanah yang subur. Musim tanam tiba, mereka akan bersama-sama turun ke sawah. Demikian halnya saat musim panen, warga akan bersukaria mengadakan pesta sebagai wujud syukur pada Sang Ilahi.