Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serba-serbi "Car Free Night" Kota Jambi dan Harapan Warga

2 Mei 2018   09:04 Diperbarui: 2 Mei 2018   09:08 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Keris Siginjai (Dokpri)

Jika ada kesempatan berkunjung ke kota Jambi, jangan lewatkan acara Car Free Night (CFN) yang digelar di kawasan Taman Pedestrian, Kotabaru, Kota Jambi setiap hari Sabtu malam. Kegiatan ini resmi mulai dilaksanakan sejak di launching langsung oleh Pemerintah Kota Jambi tanggal 10 Februari 2018.    

Penulis sendiri baru berkesempatan langsung menyaksikan kegiatan tersebut pada Sabtu malam (28/4) lalu. Sejak pukul 7 malam, penulis sudah ikut dalam keramaian berikut kemeriahan yang tersaji di acara itu.     

Panggung acara digelar tepat di sekitar Monumen Keris Siginjai yang merupakan ikon baru Kota Jambi. Sebagai informasi, monumen tersebut juga bisa dikatakan masih baru dibangun serta diresmikan oleh Pemko Jambi.

Monumen Keris Siginjai (Dokpri)
Monumen Keris Siginjai (Dokpri)
Monumen Keris Siginjai dibangun untuk menggantikan miniatur monumen sebelumnya yang persis mirip dengan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta dan sering menjadi olok-olok warga. Nama Keris Siginjai sendiri diambil dari nama senjata khas yang digunakan para pejuang di Jambi kala menghadapi penjajah.

Selain panggung acara, di sekitar kawasan Taman Pedesterian, berjejalan para pedagang kaki lima yang menjajakan aneka dagangan mulai dari pakaian, kuliner, hingga arena bermain anak-anak. Tak heran pengunjung memadati areal kegiatan entah ingin berbelanja atau sekadar menikmati pertunjukan hiburan yang disajikan.

Atraksi kesenian kompangan (dokpri)
Atraksi kesenian kompangan (dokpri)
Penulis menyaksikan, pertunjukan hiburan yang disajikan cukup beragam. Mulai dari penampilan grup musik lokal, atraksi kompangan, tarian dan atraksi kesenian lainnya yang merupakan perwakilan dari masing-masing kecamatan yang di kota Jambi.

Alangkah baiknya jika kegiatan-kegiatan semacam ini terus didukung dan tetap dilaksanakan, siapapun yang memimpin kota ini. Sekadar catatan, tahun 2018 ini kota Jambi akan menggelar pemilihan Walikota-Wakil Walikota periode 2018-2023.

Penulis melihat banyak hal-hal positif dari kegiatan ini. Pertama, ajang pengembangan bakat dan kreativitas seni warga. Kedua, sebagai panggung hiburan, kesenian sekaligus ajang silaturahmi bagi warga kota bahkan para pendatang. Ketiga, membuka kesempatan bagi warga untuk menambah penghasilan ekonomi keluarga.

Pertunjukan tarian (Dokpri)
Pertunjukan tarian (Dokpri)
Satu hal yang tak kalah penting tentu saja memastikan tujuan kegiatan CFN ini tetap bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan. Belajar dari kasus kericuhan yang terjadi di acara Car Free Day (CFD) di Jakarta baru-baru ini, jangan sampai acara yang mengundang keramaian warga justru dimanfaatkan oleh kelompok tertentu dengan tujuan-tujuan kepentingan politis sesaat.  

Pengunjung dan pedagang memadati areal CFN (Foto: tribunnews.com)
Pengunjung dan pedagang memadati areal CFN (Foto: tribunnews.com)
Semoga kota Jambi tetap menjadi kota yang aman dan nyaman untuk dihuni sekaligus menjadi kota yang ramah bagi siapapun yang datang berkunjung. Sebagaimana semboyan kota Jambi yaitu Tanah Pilih Pesako Betuah yang secara filosofi mengandung pengertian bahwa kota Jambi sebagai pusat pemerintahan kota sekaligus sebagai pusat sosial, ekonomi, kebudayaan, mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga, dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas; berpegang teguh dan terikat pada nilai -- nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang -- undangan yang berlaku. Semoga

Jambi, 2 Mei 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun