Fakta menunjukkan beberapa orang yang dianggap sebagai "tokoh" tersebut ternyata gemar menyebar bahkan menghasilkan informasi hoaks. Mereka bahkan leluasa melakukannya berulangkali tanpa merasa kuatir dampak yang ditimbulkannya. Mereka juga seakan tak bisa dijerat oleh hukum.
Tanpa perlu menyebut nama, kita bisa lacak dari jejak digital mereka di akun media sosialnya masing-masing. Para tokoh dimaksud memiliki latar belakang profesi yang berbeda mulai dari politisi, artis, hingga pemuka agama.
Kita mendukung upaya keras pemerintah dalam memerangi hoaks dengan cara membongkar sindikat pembuat dan penyebar hoaks. Mereka yang terlibat dengan sindikat Saracen dan MCA sudah dibekuk aparat keamanan.
Namun, upaya tersebut sepertinya takkan membuahkan hasil optimal. Seperti halnya jaringan teroris, satu sindikat berhasil dibongkar, beberapa sindikat lain ternyata sudah terlahir kembali. Indikasinya, informasi-informasi hoaks masih terus membanjiri jagat media sosial.
Upaya melawan hoaks harus dibarengi dengan gerakan menjadikan pengguna media sosial tak (lagi) malas berpikir. Setiap informasi yang beredar, tak semestinya langsung dianggap sebagai sebuah kebenaran. Â Â Â Â
Kelatahan klik, like, shareatas setiap informasi di media sosial yang bernilai sensasional harus diubah. Tak perlu gagah-gagahan ingin terlihat paling update dengan membagikan informasi yang belum jelas kebenarannya.
Yang terpenting itu seperti kata Cak Lontong, MIKIR...!!! Â Â
Jambi, 19 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H