Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres 2019, Pertarungan Para "King Maker"

27 Februari 2018   10:14 Diperbarui: 27 Februari 2018   10:27 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto:presidenri.go.id)

Pelaksanaan Pilpres 2019 sejatinya bukan sekadar pertarungan para kandidat, melainkan juga para "King Maker". Melihat geliat politik terkini, minimal ada 4 (empat) tokoh yang kemungkinan besar memainkan peran tersebut. Siapa saja mereka?.

Megawati Soekarnoputri

Putri Proklamator RI ini secara resmi sudah mendeklarasikan diri sebagai "King Maker" setelah kemarin mengumumkan sendiri secara langsung pencalonan Jokowi sebagai calon Presiden dari PDI Perjuangan, partai yang dipimpinnya saat ini.

Ini menjawab teka-teki besar yang terus diperbincangkan publik tentang sikap resmi dari partai tersebut. Sempat beredar spekulasi Jokowi bisa saja tidak mendapat dukungan. Naluri dan kematangan sikap politik Megawati mengakhiri berbagai spekulasi tersebut.

Fakta popularitas dan elektabilitas Jokowi saat ini memang fakta yang tak terbantahkan. Beberapa partai lama dan baru bahkan sudah terlebih dahulu menyatakan dukungan. Menjadi aneh memang seandainya PDI Perjuangan sebagai partai utama pengusungnya di Pilpres lalu justru tak juga menyatakan sikap mendukung.

Peran Megawati tentu saja tak berhenti pada pencalonan Jokowi sebagai Capres. Momen penentuan Cawapres sebagai pendamping Jokowi pun tentu saja tak kalah pentingnya. Memilih satu diantara banyaknya nama bakal Cawapres yang sudah bermunculan saat ini jelas bukan pekerjaan mudah. Ditambah pertimbangan untuk sesegera mungkin "mengorbitkan" nama Puan Maharani guna melanjutkan trah Soekarno di kancah politik nasional.  

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Mantan Presiden RI dua periode ini, dinilai banyak kalangan sebagai politisi ulung. Keberhasilannya mendirikan partai Demokrat hingga berkembang menjadi kekuatan baru, bahkan bisa menjadi "perahu" yang mengantarkannya ke kursi orang nomor satu di republik ini sampai dua periode merupakan bukti kepiawaiannya sebagai seorang politisi.

Ketokohan SBY juga terlihat dari kemampuannya mempersatukan berbagai partai politik dalam kekuatan poros tengah di Pilkada DKI Jakarta lalu yang memunculkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai Calon Gubernur.    

Di Pilpres 2019 ini, potensi SBY sebagai "King Maker" jelas sangat diperhitungkan. Pamor AHY sebagai kandidat kuat bakal Cawapres yang terus meroket tentu tak terlepas dari andil SBY.

Ketika peta pertarungan Pilpres selalu memunculkan pertarungan kandidat yang akan diusung PDI-P versus kandidat Gerindra-PKS, sikap politik blok Cikeas yang dikomandani SBY justru terus dinantikan publik. Akankah melebur pada salah satu blok yang sudah ada atau justru membentuk blok tersendiri.

Satu hal yang pasti, langkah-langkah SBY memajukan anaknya sebagai penerus di dunia politik bisa dikatakan cukup berhasil. Kemampuannya mengorbitkan nama AHY di dunia politik bahkan terlihat lebih taktis dan strategis dibandingkan para tokoh politik lain, termasuk Megawati Soekarnoputri.     

Jusuf Kalla (JK)

Sempat digadang-gadang sebagai kandidat terkuat untuk kembali mendampingi Jokowi di Pilpres 2019, nama JK bisa dikatakan sudah tereliminasi sejak awal. Ia terganjal aturan yang melarang calon Wakil Presiden yang telah menduduki jabatan tersebut dalam dua periode jabatan.

Masih jadi bahan perdebatan mengingat JK menduduki posisi Wapres tidak secara berturut-turut. Namun, penjelasan dari para ahli termasuk dari komisioner KPU sudah terang menyebutkan JK tak bisa maju, kecuali sebagai Capres.

Jika ingin maju sebagai Capres, hitung-hitungan realistis sudah tidak memungkinkan. Nama JK bisa dipastikan kalah bersaing dengan nama-nama lain. Pengalaman pernah kalah ketika maju sebagai Capres tentu tak ingin diulangi. Yang paling realistis sebenarnya memang posisi sebagai Cawapres. 

Sehingga, peran JK di Pilpres nanti sebagai "King Maker" hampir dapat dipastikan. Namun jangan pernah berfikir bahwa JK benar-benar "pensiun" dari ajang politik sepenting Pilpres. Ia akan tetap berada pada posisi penting dan menentukan meski dalam posisi yang berbeda yaitu sebagai "King Maker".

Prabowo Subianto

Pengalaman menyakitkan pernah kalah di ajang Pilpres, baik sebagai Cawapres dan Capres tentu menjadi pertimbangan tersendiri bagi Prabowo kala menghadapi Pilpres 2019 mendatang.

Boleh saja para petinggi partai Gerindra semisal Fadli Zon sudah mengikrarkan Prabowo sebagai Capres adalah harga mati. Namun situasi politik terkini jelas menunjukkan pamor Prabowo justru tak pernah berhasil melewati popularitas Jokowi sebagai petahana. Namanya bahkan nyaris dilewati oleh beberapa nama baru yang dinilai potensial maju sebagai Capres.

Munculnya ide duet Jokowi-Prabowo juga terkesan mustahil bisa terwujud. Peluang Prabowo untuk tetap maju sebagai Capres dengan menggandeng tokoh-tokoh baru yang memiliki elektabilitas tinggi tentu masih terbuka lebar. Namun, itu jelas tak bisa menjamin kemenangan bakal mudah diraih.

Daripada memaksakan diri maju sebagai Capres, namun kalah, lalu diolok-olok sebagai Capres seumur hidup, alangkah lebih elegan jika Prabowo turut mengambil peran sebagai "King Maker". Peran yang sudah dan akan dimainkan para politisi yang bisa dikatakan sezaman dengannya.                

 

 Jambi, 27 Februari 2018       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun