Pertanyaan ketiga, barangkali yang sangat penting. Apakah program listrik pintar sudah diterima dengan baik oleh masyarakat umum ?. Dengan kata lain, apakah program listrik pintar sudah membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Bukankah selama ini pandangan masyarakat terhadap pemerintah khususnya dalam hal penyediaan layanan listrik, masih cenderung negatif ?.
Demikian halnya, program listrik pintar pun sempat menjadi polemik. Ada tudingan bahwa pemerintah telah memaksa masyarakat agar beralih menggunakan listrik prabayar. Meski tudingan ini sudah dibantah secara resmi. Disampaikan bahwa pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih menggunakan listrik prabayar atau pascabayar.
Tudingan lainnya bahwa masyarakat pengguna listrik prabayar justru harus membayar lebih mahal daripada pascabayar. Ini bahkan disampaikan langsung oleh seorang pejabat negara yaitu Menteri Koordinator. Tudingan ini juga sudah dibantah dengan memberikan rincian biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna listrik prabayar. Â Â
Maka, pemerintah (PLN) harus lebih aktif mengkomunikasikan kepada masyarakat program dan kebijakan yang diambil. Tujuannya agar tidak menimbulkan kecurigaan dan tudingan miring pada pemerintah. Tentu saja diiringi pembuktian bahwa program yang dilaksanakan benar-benar berhasil menjawab permasalahan yang dialami masyarakat. Akhirnya, sudahkah program listrik pintar berhasil menjawab atau minimal mengurangi masalah kelistrikan di negara ini ?. Saatnya melakukan evaluasi. Â
                                                   Â
Jambi, 21 April 2016
          Â
           Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H