Mohon tunggu...
Stevan Manihuruk
Stevan Manihuruk Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Buruh negara yang suka ngomongin politik (dan) uang

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Papan Iklan Yang Dilarang dan Tak Dilarang

19 Januari 2014   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda sedang bepergian ke Pulau Sumatera khususnya bagian Selatan, mampirlah ke kota Jambi. Kami memiliki Walikota baru yang dilantik November lalu. Dua partai besar yang mengusungnya saat Pilkada lalu adalah Golkar dan PDI-P. Sosoknya masih muda dan kelihatannya enerjik. Saat kampanye, program yang diusung adalah Jambi BANGKIT (Bersih, Aman, pembaNGunan, Kemandirian, Indah, Taqwa).

Ternyata tak percuma “Bersih” ditempatkan pada urutan pertama. Pak Wali sepertinya memang benar-benar ingin mewujudkan Jambi sebagai kota yang bersih. Piala Adipura yang didapat tahun lalu (setelah belasan tahun tak pernah bisa diraih) wajib dipertahankan. Salah satu yang segera disasar adalah PKL di pasar tradisional Angsoduo. Mereka harus segera ditertibkan karena sudah menjadikan kota terlihat semrawut dan kumuh. Sayangnya rencana ini tak berjalan mulus. Para PKL yang sudah digusur justru nekat berjualan tepat di depan kantor Pak Wali. Hingga hari ini, sudah lebih dari 5 hari mereka berjualan disana. Oalah....

Nah, satu lagi yang disasar adalah penertiban papan iklan/reklame yang memang sudah menjadikan Jambi ibarat hutan reklame. Beberapa papan iklan/reklame baik ukuran kecil, sedang, maupun besar harus mengalami nasib dicoret dan diberi tulisan “ZONA LARANGAN”. Beberapa yang sudah menjadi “korban” misalnya seperti berikut:

1390104348680472691
1390104348680472691

Namun sayangnya, papan iklan para caleg justru terkesan dibiarkan mengotori kota. Beberapa caleg/partai bahkan memasangnya dalam ukuran yang sangat besar. Spanduk/poster berukuran kecil pun dipasang secara serampangan. Maka dengan mudah kita bisa menemukan foto caleg nyentrik (nyender di tiang listrik), caleg penunggu pohon, caleg gali sumur, caleg wc tumpat, caleg potong rumput, atau caleg badut. Sekian dari Jambi. Bagaimana dengan kotamu?

1390104640956722334
1390104640956722334

1390104711799597744
1390104711799597744

13901047701198371952
13901047701198371952

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun