Mohon tunggu...
Asim Sulistyo
Asim Sulistyo Mohon Tunggu... -

1997 - 2004 SMPN 2 Pugung, Tanggamus, Lampung.\r\n(2005 - Sekarang SMP Negeri 3 Bayat, Klaten, Ja-teng)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Rowo Jombor Krakitan Tempat Wisata Tercemar-SMPN 3 Bayat Klaten

4 Januari 2016   17:02 Diperbarui: 4 Januari 2016   18:20 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semula tempat waduk ini dipergunakan sebagai penampungan air. Saat musim kemarau air di distribusikan untuk pengairan ribuan hektar sawah di wilayah Kecamatan Bayat, Kecamatan Trucuk dan Kecamatan Cawas. Mulai Tahun 1990-an ada beberapa orang penduduk setempat yang membangun warung apung dengan tujuan wisata kuliner. Sekarang makin banyak bangunan diatas air hingga awal Tahun 2016 sudah mencapai puluhan warung apung.

Rowo Jombor adalah waduk yang berada di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa-Tengah. Waduk ini mempunyai tanggul yang melingkar sepanjang 7 Km. Makin hari semakin ramai pengunjung. Wisatawan yang sekedar menikmati masakan, memancing, keperluan rapat dan muda mudi untuk memadu kasih.

Keberadan warung ini mendapat respon positif karena bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa Krakitan dan sekitarnya. Namun kesejahteraan masyarakat tidak sebanding dengan dampak negatif yang ditimbulkannya.

 

Lingkungan menjadi kotor, air tercemar dan ikan sulit berkembang karena pembuangan limbah sisa masakan warung apung. Waduk menjadi dangkal akibat banyak limbah yang dibuang ke waduk yakni plastik, kaca, kawat, bambu, seng dan alat-alat dapur yang telah rusak.

 

Warung apung tidak tertata rapi, karamba dan jaring nelayan berserakan membuat waduk terlihat semrawut. Tumbuhan enceng gondok yang menutupi sebagian besar permukaan air menambah keadaan semakin tidak nyaman di pandang. Perjalanan tidak lagi lancar karena banyak bangunan liar dan permanen bermunculan di sisi kanan-kiri tanggul.

Suara musik dari warung apung terlalu keras sangat mengganggu lingkungan. Pada saatnya umat Islam menjalankan ibadah sholat Dhuhur dan sholat Ashar musik tidak dihentikan. Bahkan ada beberapa warung apung yang menyuguhkan hiburan penyanyi perempuan dengan berpakaian tidak sopan dan membiarkan warung sebagai tempat pesta miras. Risih rasanya berwisata karena Rowo Jombor sekarang tidak seindah dulu.

 

Yang lebih memprihatinkan banyak sepasang muda-mudi berpacaran tanpa rasa malu ditempat terbuka. Keadaan ini bisa dilihat di pinggir-pinggir tanggul mulai pagi hari hingga dini hari. Bahkan pernah ada seorang bapak paruh baya yang maninggal didalam mobil yang diduga sedang berbuat mesum dengan pasangannya. Hal ini bisa merusak mental anak-anak, karena sepanjang hari banyak wisatawan berbagai umur yang datang khususnya anak-anak sekitar waduk.

 

Ironis Desa Krakitan sebagai pusatnya kaum muslim atau serambi Mekahnya Klaten. Sebagai desa wisata perlu membuat regulasi agar Desa Krakitan ini terbebas dari segala perbuatan negatif. Instansi terkait dan masyarakat harus bisa mengembalikan keadaan Rowo Jombor seperti semula. Pemilik warung harus mentaati aturan yang sudah ada, wisatawan dilarang berbuat mesum, warung dan karamba ditata rapi serta tumbuhan enceng gondok dibersihkan.

 

(Estib Post-Jurnalis SMPN 3 Bayat, Klaten).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun