Kericuhan yang terjadi di Ruang Rapat Parlemen DPRA Aceh waktu lalu tepatnya 09 Desember 2014 menyisakan polemik ditubuh Partai yang memenangkan Pemilu di Aceh yaitu Partai Aceh. Kericuhan yang terjadi pada sidang paripurna penetapan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh ini berawal dari penolakan Ridwan Abubakar alias (Nek Tu) saat Fraksi Partai Aceh menetapkan Tgk. Muharuddin sebagai Ketua DPR Aceh versi Muzakir Manaf.
Sebelumnya Tuha puet Zakaria Saman menilai Mualem tidak konsisten atas tindakannya. Karena Muzakir Manaf telah membuat surat usulan calon Ketua DPRA kepada seluruh DPW Partai Aceh. Dimana hasil yang didapat dari 14 Kabupaten kota Se Aceh memilih Ridwan Abubakar atau yang dikenal Nek Tu.
Ridwan Abubakar (Nek Tu) bersikeras para petinggi Partai Aceh (GAM) telah mengusung namanya sebagai Calon kuat Ketua DPRA Definitif. Ketidakpuasan Nek Tu diluapkan dengan melempar botol minum air mineral kemeja Ketua DPRA sementara Tgk. Muharuddin. Sontak Pengamanan Ruang Dewan Perwakilan Aceh segera menenangkan Nek Tu dan para anggota Partai Aceh untuk segera mundur dari depan meja Ketua Dewan.
Kericuhan terjadi di Ruang Parlemen DPRA (dicuplik dari Serambi Indonesia)
Memanasnya situasi politik di Aceh membuat Partai Aceh semakin terpuruk. Sebab Mualem panggilan akrab Muzakir Manaf sudah mulai dijauhi oleh para seniornya seperti Malik Mahmud (Wali Nanggroe), Zaini Abdullah, Zakaria Saman dkk.
Perseteruan antara Ketua Partai Aceh Muzakir Manaf (Eks Panglima GAM) dengan para Tuha Puet ini membuat Eks kombatan GAM gerah. Sebab Muzakir Manaf mengusung Tgk. Muharuddin yang dipersiapkan Partai Aceh untuk memimpin DPRA 5 tahun kedepan. Tgk. Muharuddin merupakan sosok Muda yang pintar dengan loyal terhadap Partai Aceh.
Ketua Partai Aceh Muzakir Manaf dengan Tgk. Muharuddin
http://newsobservasi.blogspot.com/2014/12/komentar-mualem-tentang-tgk-muharuddin.html
Muallem (Ketua Partai Aceh) menilai Tgk. Muharuddin merupakan sosok yang dapat membawa perubahan di Parlemen DPRA Aceh.
Hal ini membuat semakin marahnya Tuha Puet (Zakari Saman). Zakaria Saman sudah memprediksi, jikalau Muzakir dipanggil para Tuha Puet, yang bersangkutan (Muallem) tidak akan mendengar, Tuha Puet sudah pasti diabaikan. Berita yang tersiar di Aceh Muzakir Manaf akan dilengserkan oleh para Tuha Puet Partai Aceh yaitu Malik Mahmud (Wali Nanggroe), Zaini Abdullah (Gubernur Aceh) dan Zakaria Saman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H