Mohon tunggu...
Leo Kurniawan
Leo Kurniawan Mohon Tunggu... profesional -

Dokter dan penulis tentang vaksin, vaksinasi untuk bayi, dewasa, orang tua dan pelancong. Juga tertarik dengan masalah kesehatan secara umum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

10 Vaksin Baru untuk Pengobatan Penyakit Kanker di Tahun 2012 - Bagian Kedua

21 Desember 2012   04:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:16 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

10 Vaksin Baru Untuk Pengobatan Penyakit Kanker

Di Tahun 2012 - Bagian Kedua

Tak terasa tahun 2012 telah mendekati akhir, hanya tinggal kurang sebulan lagi akan terjadi penggantian tahun yang baru menjadi tahun 2013.

Apa yang telah terjadi sepanjang tahun 2012 di dunia penelitian vaksin ? Apakah telah ditemukan vakin baru untuk mencegah penyakit infeksi ? Atau telah ditemukan vaksin HIV yag sudah dituggu-tunggu hampair 40 tahun lamanya ?

Bagaimana dengan perkembangan penelitian phase III vaksin Dengue yang sedang dilakukan di 5 negara ASEAN, yaitu di Indonesia, Thailand, Philipine, Malaysia dan Viet Nam ?

Apakah para ilmuwan telah berhasil menemukan vaksin malaria juga ?

Apakah ada terobosan baru dari vaksin lama ? Misalnya menjadi hexavalent vaksin ? Atau bahkan vaksin yang berisi tujuh valensi ?

Atau telah ditemukan juga vaksin untuk pengobatan penyakit non infeksi ?

Ya benar, anda tidak salah membaca,  yaitu adanya berita tentang berhasil ditemukannya vaksin untuk mengobati penyakit non infeksi, bukan seperti selama ini, kita hanya kenal dan tahu vaksin untuk mencegah penyakit infeksi.

Para ilmuwan pengobatan telah mengubah paradigma bahwa vaksin hanya untuk mencegah penyakit infeksi menjadi vaksin juga mengobati penyakit non infeksi !

Nah, mendekati ujung tahun 2012, kali ini kita ingin membahas hasil kerja para ilmuwan dalam bidang vaksin dan temuan mereka untuk mengobati dan mengatasi PENYAKIT NON INFEKSI .

Pendahuluan

Sejarah perkembangan vaksin modern dimulai sejak Edward Jenner pada tahu 1796, yang berhasil membuat seorang anak berusia 8 tahun menjadi kebal terhadap penyakit cacar, hanya dengan mmenggoreskan nanah dari cacar sapi ke lengan anak tersebut.

Sejak dulu vaksin selalu dikaitkan dengan tujuan pemakaian untuk mencegah penyakit infeksi, namun secara bertahap, penelitian telah beralih ke sistim pertahan tubuh, untuk membuat vaksin bukan hanya untuk mencegah penyakit, tetapi juga untuk mengobati penyakit, yang mulai dilakukan dibidang pengobatan penyakit keganasan kanker (onkologi)

Vaksin pengobatan penyakit yang pertama akan dipasarkan adalah vaksin Oncophage, yang telah mendapatkan pengakuan di Rusia pada tahun 2008, yang dipergunakan untuk mengobati penyakit kanker ginjal. Dan vaksin sipuleucel-T, yang diakui oleh FDA Amerika tahun 2010, dipekai untuk mengobati penyakit kenker prostat pada pria.

Menyusul dibelakang perkembangan penelitian vaksin untuk pengobatan adalah vaksin untuk mencegah penyakit infeksi yang telah lama ditunggu, seperti misalnya vaksin HIV, vaksin HPV  untuk mencegah penyakit kanker serviks pada wanita

Pembahasan

Berikut ini kita akan membahas temuan 10 jenis vaksin yang dipergunakan untuk pengobatan, yang telah berhasil ditemukan oleh para ilmuwan dalam usaha penelitian mereka sepanjang waktu hingga pada tahun 2012.

(Lihat Posting sebelumnya 10 Vaksin Baru Untuk Pengobatan Penyakit Kanker Di Tahun 2012 - Bagian Pertama - 16 December 2012)

3. Vaksin Untuk Pengobatan Kanker Rahim / Kanker Serviks

Virus Human Papiloma atau HPV diketahui merupan 90% penyebab kasus kanker serviks/kanker leher rahim .

Kanker serviks merupakan jenis kanker dengan urutan ke 3 dalam hal jumlah penderita dan juga angka kematian tertinggi, dari semua jenis kanker yang didiagnosa dibagian ilmu Kebidanan dan Kandungan, sejak tahun 2011 di Amerika. Data yang hampir sama juga terdapat di Indonesia.

Perkiraan yang sama untuk semua negara yang sedang berkembang di dunia. Bahkan menduduki urutan nomor 2 untuk negara yang belum memiliki akses dan kemampuan untuk mendeteksi kanker serviks secara dini. Yaitu 17.8 penderita per 100.000 wanita, dan angka kematian 9.8 wanita per 100.000 wanita setiap tahunnya.

Penyebab Kanker Rahim / Kanker Serviks

Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan hubungan yang jelas atara kejadian kanker serviks dengan kepercayaan atau agama, status perkawinan dan partner seksual seseorang wanita. Walaupun telah diyakini bahwa, wanita dengan partner  seksual yang banyak dan usia awal pertama kali hubungan kelamin dilakukan akan meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks pada wanita dengan latar demikian.

Saat ini juga telah diyakini bahwa penyebab utama kanker serviks ini adalah akibat infeksi dengan virus human papiloma (HPV) seperti yang kita kutib diawal tulisan ini. Hanya belum jelas, apakah ada juga pengaruh dari mikro-organisme yang lain yang  juga ikut berperan serta dalam perkembangan dan pertumbuhan kanker serviks ini. Seperti penyakit infeksi akibat hubungan seksual yang mempunyai penyebab yang lain, misalnya penyakit sifilis, gonorrhea dan infeksi HIV

Para ahli juga berspekulsi bahwa kebiasaan merokok juga merupakan salah satu faktor resiko terjadinya keganasan di serviks.

Dan juga jangan dilupakan kontribusi yang diberikan oleh kebiasaan seksual pria yang berhubungan kelamin dengan banyak wanita atau yang berhubungan seksual sesama pria bagi mereka yang juga homoseksual.

Menurut data Badan Kesehataan Dunia atau WHO untuk Indonesia :

Ditemukan data jumlah kasus kanker serviks baru sebanyak 13762 per 100.000 wanita, pertahun

Dan jumlah angka kematian akibat kanker serviks sebanyak 7493 kematian per 100.000 wanita, pertahun

(http://apps.who.int/hpvcentre/statistics/dynamic/ico/country_pdf/IDN.pdf?CFID=4005139&CFTOKEN=50211239)

Pengobatan Kanker Serviks

Sangat tergantung pada stadium penemuan kanker serviks ini, bila masih sangat awal dan bersifat lokal saja bisa diatasi dengan tehnik operasi lokal atau dengan tehnik laser, namun bila telah mencapai stadium lebih lanjut mungkin harus dipikirkan operasi pengangkatan rahim dan jaringan sekitar yang dicurigai terlibat dan dikombinasi dengan khemotherapi dan juga penyinaran.

Beberapa tahun terakhir ini telah dikembangkan dan dipasarkan vaksin untuk mencegah kanker serviks, yang ditujukan kepada virus HPV type 6, 11, 16 dan 18, namun jika mengobati kanker serviks pada stadium awal, yaitu sejak ditemukannya kelainan pra- kanker pada sel jaringan rahim, adalah tujuan pengobatan vaksin kanker serviks yang baru saja diumumkan penemuannya pada akhir tahun 2012 ini.

Vaksin baru yang dimaksud adalah :

VGX-3100, buatan Inovio Pharmaceuticals, yang khusus ditujukan kepada virus HPV type 16 dan 18 yang merupakan 70% penyebab kanker serviks. Ini adalah jenis vaksin DNA yag bisa membangkitkan reaksi sistim imunologi tubuh untuk membunuh sel kanker yang dituju dirahim.

4. Vaksin Untuk Pengobatan Penyakit HIV - AIDs

Diseluruh dunia, pada tahun 2011,  ada sekitar 34 juta orang yang hidup dengan terinfeksi virus HIV, meningkat dari 29.4 juta pada tahun 2001, menurut data UNAIDS.

Dari data 49 negara yang bisa diperoleh, maka prevalensi HIV infeksi adalah 22 kali lebih tinggi pada mereka yang pemakai obat-obatan dengan cara suntikan, bila dibandingkan dengan penduduk umumnya.

Dan dari 25 negara yang telah mengalmi penurunan sebanyak 50% angka penularan virus HIV pada tahun 2001, tercakup didalmnya negara Papua New Guinea, Thailand, India dan Kamboja.

Indonesia masih tergolong 9 negara tertinggi dengan kasus baru HIV pada sepuluh tahun terakhir ini, menurut data dari PBB.

Di Indonesia, sekitar 370,000 orang yang telah terinfeksi virus HIV pada tahun lalu, dengan angka tertinggi pada kelompok dengan resiko penularan yang tinggi. Dan sekitar 9% untuk PSK dan 36.4% untuk kelompok pemakai obat-obatan suntik intravena.

Pria yang homoseksual juga memiliki resiko sebesar 8.47% penularan dibandingkan dengan kelompok penduduk umumnya.

Sejarah Pencarian Vaksin Anti HIV - AIDs

Sejak kasus penyakit HIV-AIDs merebak didunia, dan membuat semua ahli kedokteran tercengang karena tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi infeksi dan mengobati pasien yang terkena penyakit ini, maka usaha untuk mencari vaksin penangkalnya telah dimulai, dan masih berlangsung  hingga saat ini.

Namun karena sifat almiah virus HIV ini yang senantiasa berubah struktur susunan sel dan molekulnya (mutasi genetik), maka hingga detik ini belum ada satupun vaksin yang bisa dikatakan efektif dan mampu mengatasi dan mencegah infeksi virus HIV pada manusia.

Memang dari awal hingga saat ini, kita juga telah melihat banyak kemajuan tentang pengobatan penyakit ini, obat-obatan yang kita pakai, cara mengatasi infeksi dan memberikan pengobatan suportif bagi penderitanya.

Sehingga dari tahun ke tahun, kita melihat jumlah angka kematian akibat penyakit ini telah menurun, meskipun angka infeksi untuk beberapa negara masih cukup tinggi.

Berikut ini data  dari Asia Tenggara, yang memperlihatkan dimana angka kematian telah menurun dari 290.000 orang pada tahun 2005 telah menurun menjadi 250,000 orang pada tahun 2011.

Pada akhir tahun 2012 telah diumumkan tentang ditemukannya vaksin untuk pengobatan infeksi HIV-AIDs :

PENNVAX-B, produksi Inovio Pharmaceuticals

Kombinasi pemberian vaksin ini dengan obat-obat anti virus standard, yang saat ini kita miliki, bisa meningkatkan jumlah dan respons T sell dari sistim pertahanan tubuh kita, sehingga diharapkan bisa memusnahkan virus HIV yang bersembunyi dalam sel tubuh kita, dan pada giliirannya akan meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan harapan hidup penderita.

Vaccine Saves Lives !

...... Segera Bersambung ke Bagian Ketiga ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun