Semenjak itu, maka mereka juga mulai meneliti bahan tanaman yang lain misalnya pisang, sayuuran selada, tanaman lupin dan tanaman tomat, yang dapat dipergunakn sebagai pembuat antigen HBsAg untuk merangsang reaksi imunologi mukosa.
Tantangan Terhadap Rencana Pengembangan Vaksin Tanaman
Tantangan yang dihadapi oleh rencana pembuatan vaksin dari tanaman antara lain dari sudut tehnologi, regulatory dan persepsi masyarakat.
Ada beberapa masalah tehnis dan logistik yang harus diselesaikan sebelum rencana produksi vaksin dari bahan tanaman menjadi kenyataan, antara lain :
- Panenan yang rendah dari hampir semua antigen yang dikembangkan dalam tanaman, sehingga diperlukan jumlah tanaman yang mencukupi untuk mendapatkan hasil yang baik
- Buah dan daun tanaman trans-genik dalam suhu luar harus segera di- ekstraksi dan pemurnian terhadap antigen yang dikandung. Hal sebaliknya bila disemai dalam biji tanaman, dalam suhu kamar bisa disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama
- Keberhasilan mempertahankan stabilitas antigen yang berasal dari tanaman tertentu bisa memungkinkan pemakaian tanaman transgenik jenis tersebut untuk produksi selanjutnya
- Menambahkan zat ajuvant yang tepat untuk meningkatkan penyerapan antigen berasal dari tanaman melalui mukosa saluran pencernaan dan menigkatkan reaksi imunologi tubuh erhadap antigen tersebut
- Standardisasi dosis dan skema pemberian vaksin asal tanaman harus dilakukan untuk vaksin yang berasal dari jenis tanaman yang berbeda, dengan efek yang berbeda pula, antara satu jenis tanaman dengan jenis tanaman lainnya.
- Masih banyak usaha harus dilakukan untuk menentukan konsep komersialisasi vaksin asal tanaman, strategi untuk meningkatkan panenan dari protein antigen, perbedaan dengan protein hewani, efikasi farmakologi dan foumulasinya
- Hal yang berkaitan dengan masalah ethis, sosial,bio-safety dan pengaruh pada lingkungan sebagai akibat dari tanaman yang mengalami modifikasi genetik (transgenic plant)