Sahabat ku para orang tua, ketahuilah pendidikan anak-anak kita adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah sehingga tidak terdengar lagi bahwa pendidikan hanyalah beban tugas yang dititik beratkan kepada sekolah saja. Pendidikan merupakan jalan utama menuju kesuksesan berjalannya norma-norma dimasyarakat. Sehingga kedewasaan sesorang didalam masyarakat dapat menjadi panutan atau pendidik, sebab melali pendidik keberhasilan perkembangan anak untuk mampu berfikir fositif dalam melihat, bicara dan menaggapi sesuatu dalam setiap kondisi. Sebab pendidik adalah salah satu perbuatan social yang mampu menghipnotis objek didikan. Untuk itu peran kita sebagai keluarga, masyarakat, pemerintah dan seluruh lembaga informasi turut bertanggung jawab atas keberhasilan atau keterpurukan pendidikan para generasi baru kita. Peran penting kita setiap warganegara Indonesia dalam melestarikan pendidikan yang beradab haruslah dilestarikan sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya.
Namun seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan yang terdekat adalah keluarga, sebab sehebat apapun kita dalam mendidik anak hingga mampu membayar mahal demi kesuksesan pendidikan anak-anak kita tetap tak terlepas dari peran orang tua atau keluarga dalam proses perkembangannya. Karena pada dasarnya anak akan tetap melirik kepada siapa keluarganya, darimana dia, untuk apa dia dan mau kemana dia ditempatkan oleh orang tuannya atau keluarganya. Sementara lingkungan masyarakat, sekolah atau lembaga informasi sebagai perangsang saja dalam pembentukan karakter anak-anak kita. Namun pada dasarnya orang tua atau keluargalah yang berperan aktif.
Hasbullah ( 1997) dalam tulisannya menjelaskan bahwa dalam dasar-dasar ilmu pendidikan keluaraga sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi dalam proses perkembangan anak dan pendidikan dirumah secara teratur dan upaya ini adalah salah satu kiat bahwa keluraga mendukung seratus persen proses KBM disekolah agar keseimbangan pendidikan antara keluarga dan sekolah dapat mencapai tujuan bersama demi suksesnya pembentukan kepribadian anak didik melalui kerjasama yang baik yang akan berfungsi,
- sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
- menjamin kehidupan emosional anak
- menanamkan dasar pendidikan moral anak
- memberikan dasar pendidikan sosial
- meletakan dasar-dasar pendidikan agama
- bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak
- memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi  kehidupan kelak sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri.
- menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan proses belajar yang utuh.
- memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memberikan pendidikan agama.
Fungsi keluarga/ orang tua dalam mendukung pendidikan anak di sekolah :
- orang tua bekerjasama dengan sekolah
- sikap anak terhadap sekolah sangat di pengaruhi oleh sikap orang tua terhadap sekolah, sehingga sangat dibutuhkan  kepercayaan orang tua terhadap sekolah yang menggantikan tugasnya selama di ruang sekolah.
- orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan  menghargai segala usahanya.
- orang tua menunjukkan kerjasama dalam menyerahkan cara belajar  di rumah, membuat pekerjaan rumah dan memotivasi  dan membimbimbing anak dalam belajar.
- orang tua bekerjasama dengan guru untuk mengatasi kesulitan belajar anak
- orang tua bersama anak mempersiapkan jenjang pendidikan yang akan dimasuki dan mendampingi selama menjalani  proses belajar di lembaga pendidikan.
Orang tua/ keluarga adalah kunci awal pendidikan dan pembentukan karakter anak sebab orang tualah yang terdekat dengan anaknya ketika berada dirumah dan pasti setiap orang tua sangat menginginkan pendidikan yang terbaik dengan cara apapun yang dapat membuat anak mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan keperibadian yang terbaik dapat bermanfaat dalam membentuk karakter keluarga, agama dan bangsa . Untuk itu bagi para orang tua demi terwujudnya keinginan itu diperlukan pola dalam mengasuh dan mendidik buah hati kita sebab hanya dengan pola yang terbaik dan cocok untuk karakter sianaklah yang akan membuahkan hasil.
Sahabatku para orang tua, sangat perlu bagi kita mengetahui dan terapkan pola asuh yang tepat bagi anak-anak kita dan kita selaku orang tua harus dapat mengambil sikap terhadap pola asuh bagi anak-anak kita, maka pertanyaan saya dipola manakah anda telah berdiri selama ini, seperti :
1.Pola asuh Otoritative (Otoriter)
- Cenderung tidak memikirkan apa yang terjadi di kemudian hari ,fokus lebih pada masa kini.
- Untuk kemudahan orang tua dalam pengasuhan.
- Menilai dan menuntut anak untuk mematuhi standar mutlak yang ditentukan sepihak oleh orang tua.
Efek pola asuh otoriter terhadap perilaku belajar anak :
- anak menjadi tidak percaya diri, kurang spontan ragu-ragu dan pasif, serta memiliki masalah konsentrasi dalam  belajar.
- Ia menjalankan tugas-tugasnya lebih disebabkan oleh takut hukuman.
- Di sekolah memiliki kecenderungan berperilaku antisosial, agresif, impulsive dan perilaku mal adatif lainnya.
- Anak perempuan cenderung menjadi dependen
2.Pola asuh Permisive (Pemanjaan) • Segala sesuatu terpusat pada kepentingan anak, dan orang tua/pengasuh tidak berani menegur, takut anak menangis  dan khawatir anak kecewa. Efek pola asuh permisif terhadap perilaku belajar anak :
- Anak memang menjadi tampak responsif dalam belajar, namun tampak kurang matang (manja), impulsive dan  mementingkan diri sendiri, kurang percaya diri (cengeng) dan mudah menyerah dalam menghadapi hambatan atau  kesulitan dalam tugas-tugasnya.
- Tidak jarang perilakunya disekolah menjadi agresif.
3.Pola asuh Indulgent (Penelantaran)
- Menelantarkan secara psikis.
- Kurang memperhatikan perkembangan psikis anak.
- Anak dibiarkan berkembang sendiri.
- Orang tua lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri karena kesibukan.
Efek pola asuh indulgent terhadap perilaku belajar anak :
- Anak dengan pola asuh ini paling potensial telibat dalam kenakalan remaja seperti penggunaan narkoba, merokok  diusia dini dan tindak kriminal lainnya.
- Impulsive dan agresif serta kurang mampu berkonsentrasi pada suatu aktivitas atau kegiatan.
- Anak memiliki daya tahan terhadap frustrasi rendah.
4.Pola asuh Autoritatif (Demikratis)
- Menerima anak sepenuh hati, memiliki wawasan kehidupan masa depan yang dipengaruhi oleh tindakan-tidakan masa  kini.
- Memprioritaskan kepentingan anak, tapi tidak ragu-ragu mengendalikan anak.
- Membimbing anak kearah kemandirian, menghargai anak yang memiliki emosi dan pikirannya sendiri
Efek pola asuh autoritatif terhadap perilaku belajar anak:
- Anak lebih mandiri, tegas terhadap diri sendiri dan memiliki kemampuan introspeksi serta pengendalian diri.
- Mudah bekerjasama dengan orang lain dan kooperatif terhadapo aturan.
- Lebih percaya diri akan kemampannya menyelesaikan tugas-tugas.
- Mantap, merasa aman dan menyukai serta semangat dalam tugas-tugas belajar.
- Memiliki keterampilan sosial yang baik dan trampil menyelesaikan permasalahan.
- Tampak lebih kreatif dan memiliki motivasi berprestasi.
Menerapkan pola asuh yang sangat efektif adalah suatu keharusan, sebab anak tidak hanya terlahir sebagai anugerah terindah dari sang pencipta yang hidup tanpa ada aturan yang tepat buat sianak melainkan tanggung jawab orang tua sampai anak beranjak dewasa juga harus difikirkan, untuk itu orang tua sebagai pendidik yang terdekat kepada sianak sebaiknyalah mencari cara yang tepat pula dalam mendidik buah hatinya. Dengan mengetahui bagaimana pola dalam mengasuh anak maka akan menjadikan kita lebih bijaksana dalam membesarkan anak-anak kita. Permasalahan yang anak-anak kita dapatkan ketika disekolah dan pada saat bermain dengan teman-teman mereka dapat dihindari dengan lebih baik dan bijaksana ketika kita sebagai orang tua memahami karakter anak dan pola asuh yang kita gunakan sejak dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H