Inilah momok menakutkan tentang cerita lara 'netralitas ASN' daerah yang diperjuangkan sejak dulu kala namun tak juga kunjung menemukan alamat pasti.
Belasan tahun di pangkuan otonomi daerah, ASN kini telah mati suri. Hidup segan mati tak mau. Ibarat makan buah Simalakama dimakan mati ibu, tak dimakan mati ayah.
Bayang-bayang ketakutan pasca Pemilihan Langsung Kepala Daerah selalu menjadi mimpi buruk para ASN dan pejabat-pejabat di pemerintah daerah.
ASN hanya pintar menangis. Meski hanya ada satu-satu yang berani menangkis.
Olehkarena desakan rasa ketakutan abadi itu, mau tidak mau, suka tidak suka hampir semua unsur ASN (PNS, P3K dan Tenaga-tenaga Harian Lepas) juga secara turun-temurun lalu mulai memilih menceburkan diri kedalam 'transaksi' dukung-mendukung Piljada. Aroma politik praktis yang diharamkan oleh undang-undang itupun akhirnya menjamur pesat merasuki dan menggerogoti pribadi lepas pribadi para abdi rakyat itu.
Ibarat pabrik raksasa pencucian mental massal watak ASN, disinyalir bahwa 'kebijakan liar' politisasi ASN dari berbagai pihak politikus dan oleh kewenangan dan kebebasan otonomi seluas-luasnya yang tak terkendali itu masih akan terus merengsek merampas paksa fungsi netral ASN di negeri ini. (Semoga saja meleset.)
Kisah netralitas ASN yang diatur tegas oleh UU Negara inipun seolah tak berkuasa mengatur dan mengawasi kelakuan nakal terselubung para Oknum Pemerintah Daerah yang kerap terlanjur melampaui kewenangan dalam beberapa hal larangan.
Beginilah seyogianya asas netralitas berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang ASN Pasal 2 huruf F, menyebutkan bahwa penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN berdasarkan pada asas netralitas yang berarti: "Bahwa setiap pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun." Yang dimensinya meliputi netral, tidak berpihak, bebas dari konflik kepentingan, bebas dari intervensi politik, adil, dan melayani.
Sayonara Netralitas ASN. Nama baikmu kelak akan tinggal angin surga yang sebentar lagi pasti tinggal hanya slogan dan cerita usang saja.
Sayonara ASN Netral. Selamat tinggal ASN abu-abu. Apa Anda pendukung calon pemenang? Selamat anda melambung tinggi. Anda pendukung yang kalah? Maaf, silahkan jadi penonton saja. Kecuali satu, silahkan jadi bunglon, atau pilih jadi "penjilat" yang mesti pandai menjilat ludah sendiri.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H