Mohon tunggu...
Binoto Hutabalian
Binoto Hutabalian Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penulis di www.sastragorga.org

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak-jejak Peziarah

25 Januari 2022   02:26 Diperbarui: 25 Januari 2022   02:57 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keluarlah dari sembunyimu wahai roh para pujangga purba,
bangkitlah dari sisik-sisik batu,
dari lipatan-lipatan kitab tua.
Lihat mumi-mumi puisi kalian ini sedang meluap membanjiri pori bumi

Remaja mengerubungi rumah-rumah pustaka, mengacak-acak Gurindam Duabelas dan sebaris Bulan di atas Kuburan Malam Ramadhan yang dierami Sitor Situmorang dengan air mata.

Kemarin kurindukan engkau, dengan kemenyan yang masih berasap-asap lalu kubuahi rahim-rahim puisi dengan arangnya agar lahir bayi-syair yang lebih mancung dan lebih gagah dari Eyangnya.

Kita sama-sama pernah saksikan purnama meleleh di kelambu dan gerimis yang membatu dibalik bantal. Kita, yang buru-buru mencoretkannya dibalik saputangan jam satu lewat tengah malam.

Keluarlah dari batu-batu nisanmu, wahai sipenulis batu dan kulit kayu.
Lihat kalian huruf-huruf bukumu ini,
Semua telah beterbangan di udara. Abadi di balik kaca-kaca.

Gubuk Rasa. Samosir, lewat tengah malam '21

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun