[caption caption="Sekat Air Mata di Negeri Raya"][/caption]Sekat Air Mata di Negeri Raya
Â
Proklamasi: Hiduplah Indonesia Raya.
Â
Tuhanku, syukur atas surga itu
atas hancurnya cengkeraman belenggu penjajah
di nusantara raya.
Tuhanku, terimakasih atas seutas senyum
yang pernah mekar di bibir para bocah
bocah generasi pertiwi.
Â
Tapi, Tuanku!
Tuan-tuan, yang belum puas memeras tanah air,
Yang belum cukup kenyang mengunyah tubuh ibu pertiwi,Â
yang tuli, atas jeritan dan rasa lapar
yang saban hari berkumandang di lorong
lorong terik-malam.
Â
Tuanku, tuan-tuan berdarah biru
yang bergelimang bahak dan harta,Â
dengar, tolong terjemahkan
jeritan-raung teriakan-lukaÂ
yang kedap oleh
dinding-dindingÂ
yang memenjara di pinggiran-pinggiran ibukota,
Â
Kami juga Indonesia. Yang dibuahi merah putih, dan lahir dari pecahan ketuban ibu pertiwi.
Kami itu cucu-cucu Majapahit juga dan
generasi nusantaraÂ
yang siap berbakti hingga hujung nafas-haus
dan lapar kami.
Â
Kami bukan sampah, seperti isi isu di surat-kabar.
Atas nama rakyat indonesia, rakyat jelata.
Â
Indonesia, Hari Proklamasi '16
Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Bulan Kemerdekaan RTC
Â
[caption caption="Bulan Kemerdekaan RTC"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H