Rembulan takkan bersinanar dengan mempesona tanpa bingkai gelap gulita
karnanya terang dikala matahari tak memancarkan sinarnya
dia menjadi begitu indah bersanding dengan gelapnya yang begitu gulita
adanya satu cahaya cinta yang begitu indah
bermula dari satu kesedihan dan air mata yang tak berkesudahan
kupahami satu per satu barisan kata yang menjadi penunjukÂ
meskipun tiap aku kueja dan kupahami mereka
seolah aku tak memahami maksudnya
aku terus bertanya pada diriku sendiri dan pada Engkau
aku paham dengan keadaan ini
tapi aku tak bisa memahamihati yang terus menetesan air mata dalam keheninganÂ
ia tak bisa utarakan apa yang ia kehendaki
karena kehendakMu dan kan bisa kuduakan.
Namun ijinkan hati ini tuk berkeluh kesah dan bercerita
seraya ia tumpahkan air mata tuk mengiringinya
hati ini hanyalah sebuah hati
bukan baja yang tak bisa dipatahkan
bukan pula besi yang tak lepas dari karat
tapi ia laksana pohon yang tinggi
kadang ia nampak kuat tak terbandingkan
kadang ia terombang ambing karna angin yang kencang.
Pintaku,,,
ingin menjadi rembulan yang senantiasa bersinar di tengah kegelapan yang teramat gulita
namun biarlahÂ
mungkin hanya sedikit cahaya yang bersinar
bisa kupastikan akan segera merekah sinar itu
laksana rembulan yang memancarkan pesona indahnya
aku percaya
dan bisa kupastikan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H