Mohon tunggu...
Sarah Afina Vrileuis
Sarah Afina Vrileuis Mohon Tunggu... -

Be a hardworker all the time, and the high class dreamer. Journalism is my own world.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

For Anti-Corruption's Day

9 Desember 2014   16:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:42 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oke, saya mulai tulisan ini dengan ketidaksetujuan saya terhadap satu statement dari warga Indonesia, yaitu "Korupsi adalah budaya Bangsa Indonesia".

Sudah lama saya gereget dan kesal mendengar pernyataan ini, mumpung hari ini yang jatuh pada tanggal 09 Desember 2014, yaitu Hari Anti Korupsi Sedunia, maka saya pikir inilah kesempatan yang sangat baik untuk sedikit sharing dan caring tentang pernyataan itu pada media kompasiana yang baru pertama kali ini saya ikuti.

Baik, pertama-tama merujuk pada pernyataan tersebut, mari kita baca baik-baik makna dan pengertian sebenarnya dari kedua unsur yang ada dalam pernyataan.

Korupsi :

Korupsi berasal dari bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, dan menyogok.

Secara umum, korupsi diartikan sebagai penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi.

Korupsi memiliki aktivitas yang lumayan banyak, seperti penyalahgunaan kesempatan, jabatan, dan sarana, Memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi, penggelapan uang atau jabatan, dan masih banyak lagi. bahkan penggunaan waktu dan tempat yang berlebihan dan tidak sesuai aturan merupakan salah satu bentuk korupsi pula.

Budaya :

Pengertian budaya menurut Koentjaraningrat adalah adalah suatu sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar. Menurut wikipedia, budaya meliputi sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Nah, menurut pengertian-pengertian itu, apakah korupsi benar-benar menjadi budaya Bangsa Indonesia? yang menurut peringkat Indonesia menjadi negara terkorup ke 60 di tahun 2012, dan malah Pada 2013 lalu, organisasi dunia,transparency.org merilis ada 10 negara terkorup di dunia. Dan dari 10 daftar negara itu, Indonesia berada di peringkat ke-5, di bawah Azerbaijan, Bangladesh, Bolivia, dan Kamerun. Lalu menurun di tahun ini, yaitu tahun 2014 menjadi negara ke 64 terkorup di dunia. Berdasarkan data yang ada, tidak heran mungkin 80-90% warga Indonesia memberikan pernyataan seperti itu.

Namun jika memang ketidaksetujuan saya terhadap pernyataan itu menjadi 1% untuk pembelaan terhadap negara ini, tidak apa-apa, setidaknya saya ingin membela negara saya sendiri.

Pikirkan, mungkin sebagian orang menyetujui pengertian budaya sebagai "suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi" ya, karena kebanyakan pejabat korupsi memang seolah-olah sebuah keturunan atau Gen. ini ironis!

Saya merasa bebas menulis apapun opini yang saya simpan disini untuk Indonesia. Jika memang pernyataan "korupsi adalah budaya Indonesia" benar, siapakah "Indonesia" yang disebut dalam pernyataan? Apakah saya, anda, atau kita semua bukan Indonesia? Jika kita memang Indonesia, apakah kita korupsi? jika memang pernyataan itu benar, berarti 100% warga Indonesia memang semuanya korupsi. menurut saya, budaya adalah sesuatu karya, ide, gagasan, sebuah hasil yang harus dilestarikan dari manusia. sesuatu yang harusnya dilestarikan bukankah sebuah hasil yang baik? apakah korupsi merupakan hasil yang disebut baik? lalu apakah korupsi pantas kita lestarikan?

Saya tidak menyangkal kalau memang warga Indonesia mungkin memiliki pengalaman korupsi dalam hal kecil, misalnya saja bukan cuma dalam hal keuangan, namun waktu, tempat, jabatan, wewenan, atau apapun itu yang lewat dari mata kita. Namun korupsi apa yang kita maksud disini?

Korupsi politik bukan? Korupsi pejabat-pejabat tinggi itu bukan?

Satu lagi, jika memang korupsi memang sebuah budaya, pantaskah seorang koruptor disebut "Budayawan"? apakah seorang koruptor pantas disamakan dengan seorang chairil anwar, atau W.S. Rendra yang merupakan sastrawan dan membudayakan hasil karya sastra Indonesia?

Katakanlah mungkin saya sok tahu, katakanlah mungkin apa yang saya katakan omong kosong, katakanlah saya salah dan tidak setuju dengan pernyataan ini. Namun beberapa ada yang tidak menjadi penyataan, jawablah yang mungkin menjadi sebuah pertanyaan di benak saya.

Di sini saya hanya ingin mencoba memberikan opini yang saya simpan.

Menurut saya, korupsi bukan hanya bisa disebut sebagai budaya. budaya juga dapat dikatakan sebagai sebuah kebiasaan berulang secara konsisten. korupsi buruk bukan? daripada mengatakan korupsi sebagai budaya, mengapa tidak menyebutnya sebagai "kebiasaan buruk" saja? saya yakin, ini bukanlah Indonesia. karena Indonesia negara yang cantik, dan bersinar.

Saya selalu ingin menyatakan seperti ini, "Indonesian" not "Indonesia"

Selamat hari Anti Korupsi Sedunia!

-S-

http://blogbetul.blogspot.com/2010/12/sejarah-korupsi-dan-hari-anti-korupsi.html

http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/06/11/n6zu6747-peringkat-korupsi

http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun